- can we? -"Mau kemana?"
Sejin menatap sang suami yang telah memakai pakaian rapih terlihat hendak pergi ke luar
"Rapat."
Rapat? Mana ada rapat di hampir tengah malam seperti ini? Lagi pula si pria Cho itu selalu beralasan ingin rapat sebanyak tiga kali dalam satu minggu ini. Padahal Sejin tau betul bahwa perusahan suami nya itu mengadakan rapat selalu terjadwal, tidak mendadak dan terus menerus
"Sebentar lagi putra mu akan pulang, mereka akan marah jika aku mengatakan bahwa ayah mereka pergi rapat lagi, kau tau jelas kedua putra mu itu sangat—"
"Putramu kau bilang?"
Sejin menatap sang suami yang berjalan menghampiri nya dengan kedua alis menukik tak terima
"Maksud mu mereka hanya putraku? Bukan putramu juga, begitu?!"
Decakan kecil keluar dari mulut sejin setelah mendengar lontaran kalimat itu
"Bukan itu maksudku. Seungyoun, dengarkan aku, setiap kali mereka pulang dan tidak mendapatkan mu berada di rumah, mereka selalu bertanya kepadaku 'kemana papa pergi?' lalu jika aku menjawab bahwa kau sedang rapat atau ada pekerjaan mereka akan marah,"
Sejin menjeda kalimat nya untuk sekedar mengambil nafas, namun seperti nya Seungyoun tidak membiarkan nya untuk melakukan hal itu karena si Cho telah lebih dulu membuka suara nya
"Dan kau takut karena mereka akan marah padamu? Dimana ketegasan mu, Sejin? Kau adalah ibu nya! Seharus nya kau bisa bertindak lebih tegas kepada merek—"
"Apa mau mu?"
Kedua tangan Sejin mengepal kuat pada kedua sisi tubuh nya
"Ketika aku bertindak tegas kepada mereka, kau langsung memarahi ku. Tapi ketika aku bersikap lebih lunak kau justru menyuruhku untuk bertindak tegas. Kau mempermainkan ku?!"
Brak
Tubuh nya tersentak kaget ketika Seungyoun memukul meja makan dengan cukup keras hingga membuat beberapa gelas yang ada di atas nya ikut bergetar. Kedua mata tajam nya menatap Sejin penuh amarah.
"Berhenti berteriak kepada suami mu, Cho Sejin!"
Bukan nya takut, Sejin justru menatap Seungyoun sengit. Ia memajukan langkah nya semakin mendekat kepada sang suami
"Kau yang memulai nya, asal kau tau." Desis nya
Sejin berniat ingin langsung pergi ke kamar setelah mengatakan itu. Namun seperti nya Seungyoun tidak mengizinkan nya karena pria itu dengan cepat mencekal pergelangan tangan nya
"Apa yang kau katakan, huh? Aku yang memulai nya? Cih, bisa-bisa nya kau tidak mengakui apa yang telah kau perbuat dan malah menuduh orang lain."
Sejin menghempas cengkraman tangan Seungyoun dengan kuat
"Berdebat dengan mu sama saja membuang energi dan waktu ku. Kau mau rapat, kan? Pergilah."
Baru saja ia berbalik hendak melakukan niat nya untuk segera pergi ke kamar, Seungyoun melakukan hal tak terduga lain nya yang membuat nya lagi-lagi mengurungkan niat awal
Prang
"Kau mengusir ku?!"
Sejin menatap Seungyoun tidak percaya. Gelas kaca yang semua berada di atas meja telah hancur berkeping di lantai akibat lemparan kencang dari si pria Cho
"Aku tidak mengusir mu, Cho Seungyoun! Tadi kau mengatakan bahwa kau ingin pergi rapat tapi kini kau malah berdebat denganku, apa itu tidak membuang waktu?! Aku berbaik hati mengingatkan mu tentang niat awal mu tapi kau justru menuduhku—"
Ceklek
"Apa yang terjadi?"
"H-haruto, Dohyon. ."
- can we? -
maaf bgt klo flop :((((
KAMU SEDANG MEMBACA
Can We?
FanfictionSemua nya berantakan, semua yang Sejin kira akan berjalan lurus sampai akhir ternyata tidak sesuai harapan. Hidup nya, rumah tangga nya, dan keluarga nya kini berada di ujung tanduk. Tapi apakah semua yang hampir hancur masih bisa di perbaiki? bahka...