2

859 132 28
                                    






- can we? -



"Haruto,"

Tok tok

Dohyon mengetuk pintu kamar Haruto beberapa kali agar sang kakak segera membuka pintu nya

Ceklek

"Apa?"

Haruto berdiri di ambang pintu dengan wajah mengantuk nya.

Setelah meminum secangkir teh hijau Dohyon masih belum bisa terlelap. Ia hanya berbaring di ranjang seraya memainkan ponsel nya, berharap rasa kantuk akan segera datang

"Aku tidur denganmu ya?" Pinta yang lebih muda

Sang kakak mengangkat salah satu alis nya mendengar permintaan sang adik. Tidak biasa nya si bongsor itu meminta nya untuk tidur bersama

"Kenapa? Kau tidak bisa tidur?"

Dohyon mengangguk sebagai jawaban

"Baiklah, masuk." Titah Haruto

Kaki jenjang nya melangkah masuk ke dalam kamar sang kakak. Dohyon sering masuk kamar Haruto, namun sangat jarang bagi nya untuk tidur di sana

"Jam berapa ini?" Tanya Haruto seraya melempar tubuh nya ke atas ranjang

"Dua pagi."

Terdengar helaan nafas dari sang kakak. Kedua mata elang nya beralih menatap Dohyon yang tengah duduk bersandar di sandaran ranjang

"Dan kau belum tidur? Astaga! Kau ini kebiasaan. Kan sudah aku ingatkan untuk selalu meminum obat mu. Haish, mama bisa sangat khawatir begitu mengetahui—"

"Obat ku habis, terakhir aku meminum nya dua hari yang lalu." Sela Dohyon

Haruto memijit pelipis nya frustasi

"Lalu kenapa kau diam saja? Setidak nya langsung katakan padaku ketika obatmu habis." Sungut nya

Dohyon menundukan kepala nya menatap kedua tangan nya yang saling bertaut

"Tapi aku ingin papa yang mengantar ku ke dokter Oh." Lirih nya

Mendengar itu Haruto lantas menghela nafas nya pendek. Ia bangkit dari posisi nya laku duduk tepat di sebelah sang adik

"Dengar, yang paling utama disini adalah kesembuhan mu. Papa sangat sibuk, dia tidak akan bisa mengantar mu untuk menemui dokter Oh. Tapi aku bisa mengantar mu ke sana, Dohyon-ah."

Dohyon menolehkan kepala nya menatap sang kakak yang tengah menatap nya dengan dahi yang mengerut

"T-tapi aku hanya ingin papa. ."

Haruto memejamkan kedua mata nya seraya berdecak kecil

"Jangan seperti ini, kau hanya akan membuat mama semakin merasa khawatir. Ini hanya soal siapa yang mengantar mu, hal kecil seperti ini hany—"

"Kalau begitu lebih baik aku tidak perlu menemui dokter Oh." Sela Dohyon

Hal itu membuat Haruto berdecih "Kekasih mu akan malu melihat kelakuan mu yang seperti ini." Desis nya

Dohyon membulatkan kedua mata nya mendengar ucapan sang kakak. Dengan gerakan cepat ia memutar tubuh nya menghadap Haruto yang berada di sebelah nya

"Dari mana kau tau tentang itu?! Aku tidak memiliki kekasih asal kau tau, aku hanya—"

"Hanya belajar bersama di perpustakaan dengan saling berpegangan tangan." Sela Haruto

Ia menatap sang adik dengan salah satu alis yang di naik turukan.

Sebenar nya sudah lebih dari sekali Haruto melihat sang adik yang sedang berpacaran dengan kekasih nya, tapi ia hanya diam tanpa mengatakan apapun

"By the way selera mu bagus juga. Bagaimana caramu mendapatkan nya? Aku juga mau satu yang seperti itu." Sambung Haruto dengan kekehan

Dohyon memutar bola mata nya jengah mendengar ucapan Haruto

Bagaimana mau dapat pacar kalau kelakuan nya sama seperti preman pasar? Fikir nya.

"Perbaiki dulu kelakuan barbarmu, jangankan orang lain, aku saja takut melihat tingkah kasarmu di sekolah." Desis nya

Haruto mendengus kecil "Aku seperti itu untuk melindungi mu asal kau tau." Ujar nya

Ia menatap lurus ke depan, fikiran nya melayang jauh menuju dimana saat mereka di olok hanya karena kedua orang tua nya tidak menghadiri acara kelulusan mereka saat sekolah dasar. Saat itu Dohyon terlihat begitu sendu, telihat sekali raut kecewa di wajah nya.

Haruto dan Dohyon sangatlah berbeda, Haruto bisa menahan semua tekanan yang ia dapatkan, namun tidak dengan Dohyon. Anak itu lebih sensitif dan sangat perasa, itulah mengapa ia harus menjaga adik nya dengan sangat ekstra

"Siapa nama nya?" Tanya Haruto

Dohyon terlihat mengalihkan tatapan nya. Senyuman tipis mulai merekah perlahan ketika ia mengingat sang kekasih. Mengingat bagaimana kekasih nya itu membuat nya tertawa, membuat nya melupakan semua masalah nya dan menguatkan nya dalam menghadapi masalah nya membuat Dohyon merasa sangat beruntung

"Minhee, Kang Minhee."

Mulai saat itu Haruto berjanji pada diri nya sendiri untuk terus melindungi pemuda bernama Kang Minhee. Orang yang telah menabur warna di kehidupan adik nya.

I promise, Dohyon.















- can we? -

Sorry for late update, love you guys.

Can We?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang