Sorry for typo
- can we? -
Sejin terbangun dari tidur nyenyak nya akibat sinar matahari yang menembus jendela kamar nya. Seperti nya Seungyoun sudah pulang karena yang ia ingat gorden kamar nya masih tertutup tadi malam
Ia turun dari ranjang nya lalu berjalan menuju kamar mandi untuk sekedar sikat gigi dan membasuh wajah nya agar terlihat lebih segar
Kedua putra nya mungkin sudah berangkat sekolah jika mengingat bahwa saat ini sudah pukul tujuh pagi. Namun nampak nya Sejin salah. Karena ketika ia menginjakan kaki nya di dapur, ia melihat kedua putra kembar nya tengah duduk seraya menyantap sarapan pagi nya
"Kalian belum berangkat?" Tanya Sejin
Haruto menggeleng "Kami menunggu mama bangun." Ujar nya
Sejin tersenyum lembut. Tangan nya bergerak mengelus kepala kedua putra nya secara bergantian
"Sebenar nya tidak perlu seperti itu, nanti kalian bisa terlambat masuk sekolah."
Dohyon menatap Sejin dengan kedua mata bulat nya
"Tapi kami tidak bisa meninggalkan mama sendirian di rumah."
Mendengar ucapan si bungsu, Sejin lantas mendengus.
Ternyata Seungyoun belum pulang.
"Baiklah,"
Sejin berjalan menuju pantry untuk mengambil beberapa bahan makanan. ia berniat membuatkan bekal untuk kedua putra nya
"Mama ingin membuatkan kami bekal?" Tanya Haruto
Sang ibu mengangguk, perhatian nya masih terfokus pada sebuah brokoli yang tengah ia cuci
"Tidak perlu, kan' sekolah kami sudah menyiapkan makan siang."
Gerakan nya terhenti. Sejin menatap air keran yang terus mengalir membasahi kedua tangan nya dengan tatapan kosong.
Bodoh. Karena terlalu memikirkan Seungyoun, Sejin jadi tidak fokus dan melupakan fakta bahwa sekolah kedua putra nya sudah menyiapkan makan siang untuk para siswa mereka
"Mama pasti masih lelah. Lebih baik mama kembali beristirahat, aku khawatir mama akan sakit."
Ucapan putra bungsu nya membuat Sejin meringis kecil.
Iya, Sejin sudah terlalu lelah hanya karena suami nya.
- can we? -
Haruto tau alasan mengapa sang ibu terlihat tidak fokus tadi pagi, namun ia hanya diam tidak mau mengatakan apapun.
"Melamunkan apa?"
Ia terkesiap kecil ketika Dohyon tiba-tiba bertanya pada nya
"Tidak ada." Jawab nya
Haruto membuang pandangan nya ke samping, arah pandang nya terus mengikuti setiap hal menarik di luar sana
"Aku harap kau tidak sedang memikirkan rencana gila untuk kau lakukan di sekolah."
Mendengar ucapan sang adik, Haruto lantas menoleh
"Maksudmu?"
Dohyon merotasi kedua mata nya jengah
"Kau sedang memikirkan sesuatu kan?" Tanya nya
Haruto mengangkat salah satu alis nya menatap Dohyon
"Tentu saja, kalau fikiran ku kosong nanti aku kesurupan bagaimana? Memang nya kau mau menolongku? Yang ada kau justru lari karena takut." Sungut nya
Masa bodo. Dohyon kesal dengan kakak nya yang satu ini. Tau begini, ia tidak perlu mengatakan apapun pada Haruto.
"Hei! Kau merajuk padaku?" Seru Haruto ketika melihat Dohyon mencebikan bibir nya seraya menalingkan wajah nya ke arah lain
Supir pribadi sang ibu -paman Son- yang tengah mengemudi hanya tersenyum kecil melihat interaksi kedua anak kembar itu. Awal nya ia fikir Dohyon adalah anak yang nakal, sedangkan Haruto adalah anak yang pendiam. Tapi ternyata ia salah besar, karena tidak ada yang pendiam di antara kedua anak kembar itu
"Diam, kau membuat paman Son terganggu." Tukas Dohyon
"Yak Cho Dohyon! Berhenti merajuk!"
Seperti nya Haruto harus berterimakasih kepada adik nya yang paling menggemaskan karena secara tidak sengaja Dohyon telah memberikan sebuah ide pada Haruto untuk melakukan sesuatu di sekolah nanti.
- can we -
Pendek ya kayak pohon toge hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Can We?
FanfictionSemua nya berantakan, semua yang Sejin kira akan berjalan lurus sampai akhir ternyata tidak sesuai harapan. Hidup nya, rumah tangga nya, dan keluarga nya kini berada di ujung tanduk. Tapi apakah semua yang hampir hancur masih bisa di perbaiki? bahka...