4

740 128 32
                                    

Sorry for typo

- can we? -

"Papa tidak pernah mengajarkanmu untuk berbuat hal seperti itu disekolah."

Haruto mengalihkan tatapan nya dari sang ayah yang berdiri tepat di hadapan nya

Hari ini ia telah bertengkar dengan tiga orang siswa di sekolah nya dan membuat ketiga siswa itu babak belur. Tidak ada alasan khusus mengapa ia melakukan hal itu, ia hanya ingin.

"Jangan buang pandanganmu." Titah Seungyoun

"Apa alasanmu hingga bertengkar dengan mereka? Kau tau? Sekolah bisa saja langsung mengeluarkanmu jika—"

"Memang nya mereka berani mengeluarkan anak dari atasan mereka sendiri?" Sela Haruto

Si pemuda Cho mendengus kecil. Kedua mata elang nya menatap sang ayah penuh keberanian

"Lagi pula, anak-anak kurang ajar itu pantas mendapatkan pukulan dariku karena mereka telah mengganggu teman-temanku." Ujar nya

Seungyoun membuang nafas nya kasar seraya memijit pelipis nya

"Siapa yang kau maksud anak-anak kurang ajar? Jaehyuk, Chenle dan Jeongin? Kau tau mereka adalah putra dari pemegang saham terbesar di perusahan kita. Astaga! Apa yang harus aku katakan kepada—"

"Papa masih sempat memikirkan hal seperti itu?" Haruto kembali menyela

"Aku sengaja melakukan itu agar papa pulang dan bisa mengantar Dohyon ke dokter!"

Seungyoun menatap putra sulung nya dengan tatapan sulit di artikan

"Papa tau? Dohyon hanya ingin di antar oleh papa. Apa papa memikirkan perasaan adikku jika sampai papa tidak pulang dan tidak mengantarkan nya pergi ke dokter? Papa selalu bertengkar dengan mama dan itu membuat Dohyon takut. Setiap papa dan mama bertengkar, papa selalu pergi entah kemana dan itu membuat Dohyon takut. Ia takut papa tidak akan pulang, adikku hanya mengkhawatirkan ayah nya! Bisakah papa mengerti perasaan nya?"

Haruto terengah dengan kedua tangan yang mengepal, kedua matanya pun memerah menahan emosi yang seakan meluap luap. Namun segeralah ia menghela nafas nya mencoba untuk mengontrol emosi yang tengah meluap-luap

"Ada coklat di lemari es, aku membelikan nya untuk papa karena guru les ku bilang, coklat bisa membuat mood membaik."

Ujar Haruto sebelum melangkah pergi meninggalkan sang ayah di ruang kerja nya











- can we? -










"Mama?"

Sejin menoleh, ia mendapati putra bungsu nya tengah berdiri di ambang pintu kamar nya dengan raut wajah khawatir

"Dohyon? Kemarilah."

Dohyon berjalan menghampiri sang ibu lalu duduk tepat di sebelah nya

"Papa—aku takut papa melukai Haruto. ." Lirih nya

Sejin mengulas senyum tipis nya "Tidak akan," ujar nya

Salah satu tangan nya bergerak mengelus kepala sang putra dengan lembut guna menenangkan

Can We?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang