6

780 97 20
                                    

Sorry for typo

— Can We? —

"Hallo? Kenap—"

Minhee mengerenyit menatap Haruto yang nampak terkejut tatkala lawan bicaranya di sebrang sana mulai membuka suara. Tangannya nampak mengepal kuat

"Aku akan segera pulang, tunggu sebentar."

Haruto mematikan panggilan telpon tersebut lalu beralih menatap Minhee

"Maaf aku hanya bisa mengantarmu sampai sini, ada sesuatu yang harus aku lakukan."

Minhee mengangguk samar menatap wajah gusar Haruto "Terimakas—"

"Aku pergi." Sela Haruto lalu segera berlalu

Sepasang mata bulatnya terus menatap kepergian Haruto yang kian menjauh lalu hilang di persimpngan jalan. Ia menghela nafasnya pelan.

"Kau memang pengecut Kang Minhee."

Can We?

Prang

Dohyon menutup kedua matanya rapat-rapat. Tangannya menggenggam ponsel nya dengan kuat. Dalam hati ia berdoa agar Haruto segera tiba

Kedua orang tua nya bertengkar lagi. Dohyon takut, sangat takut. Namun tidak ada yang bisa ia lakukan selain bersembunyi di dalam kamar seraya menunggu Haruto datang

"Kau gila?!"

"Kau yang gila Cho Seungyoun!"

Kedua tangannya beralih menutup kedua telinganya

Pertengkaran kedua orang tuanya memang sudah menjadi santapan ia dan Haruto setiap harinya. Namun entah mengapa kini sang ayah berlaku lebih kasar dan seolah tak memperdulikan apapun, termasuk dirinya yang ada di dalam kamar

"Harusnya kau mengaku bahwa kau sungguhan berselingkuh dariku!"

"Siapa yang berselingkuh?! Kau hanya mengada-ngada! Aku tidak berseling—"

"You do Cho! Aku mendengar obrolan telpon kalian malam itu!"

Dohyon benci perselingkuhan.

Kedua tangannya kembali mengepal kuat. Ia bangkit dari posisinya lalu berjalan kearah pintu

Plak!

Gerakannya terhenti. Tangannya dibiarkan melayang begitu saja di atas knop pintu kamarnya begitu suara tamparan keras terdengar menyapa indra pendengarannya

"Mama!"

Kedua matanya membulat tatkala suara teriakan Haruto terdengar nyaring. Dengan gerakan cepat Dohyon membuka knop pintunya lalu berlari menuju lantai satu rumah nya

"M-mama. ."

Ini sungguh pemandangan yang paling Dohyon benci. Bagaimana sang ibu tengah terduduk dengan kepala menunduk dan tangan yang memegang pipinya lalu Haruto yang berdiri di ambang pintu menatap sang ayah tajam

"Jangan sentuh ibuku!"

Haruto berjalan dengan cepat menuju kedua orang tuanya.

"Kau—" Ia menunjuk Seungyoun tepat di wajah

"Kau telah menyakiti ibuku!" Sentak nya marah

Grep

Sejin bergerak menyentuh kaki Haruto.

"Masuk kamar mu Haru—"

"Apa kau sadar dengan apa yang telah kau lakukan?! Kau telah menampar istrimu! Orang yang telah melahirkan anak-anakmu, orang yang telah mendampingimu sejak lama, orang yang mencintaim—"

"Tau apa kau tentang cinta?" Sela Seungyoun

"Berhenti campuri urusan kedua orang tuamu Haruto."

Haruto mengepalkan kedua tangannya di masing-masing sisi tubuhnya.

"Apa masih pantas aku menyebutmu orang tuaku?"

Dohyon membulatkan kedua matanya terkejut ketika Haruto melontarkan kalimat itu. Bukan hanya Haruto, Sejin dan Seungyoun pun sama.

"Orang tua mana yang selalu memberikan tekanan kepada anak-anak nya? Orang tua mana yang tidak memperdulikan anak-anak nya? Orang tua mana yang bersikap kasar kepada anak-anak nya?"

Haruto mendengakkan kepalanya menatap Seungyoun tajam

"Selamat, kau telah gagal menjadi seorang suami serta orang tua yang baik—"

Bugh

Sejin membulatkan kedua matanya terkejut. Ia bangkit dari posisinya lalu membawa tubuh Haruto ke belakang tubuh nya

"APA YANG KAU LAKUKAN?!" Sejin menatap Seungyoun tajam

"Aku memberinya pelajaran karena ketidak sopanannya."

Haruto kembali mengangkat wajahnya menatap sang ayah "Sekarang aku tau,"

Sejin membalikkan tubuhnya mengahadap si sulung

"Haruto, kembali ke kamar mu ya? Kau pasti lelah—"

"Aku tau dari mana kelakuan burukku berasal." Lanjut Haruto mengabaikan sang ibu

Ia terkekeh miris "Pantas saja semua orang mengatakan bahwa aku benar-benar copy-an mu, ayah."

Seungyoun menggeram marah.

"Apa maksudmu?!" Tangannya terangkat hendak memberi tamparan di wajah Haruto

Grep

"Berhenti." Seungyoun menoleh menatap Dohyon yang tengah berdiri di sebelahnya seraya menahan pergelangan tangannya kuat

"Aku muak."

Dohyon menghempas tangan Seungyoun dengan kencang hingga membuat sang empu membulat terkejut

"Sekarang kau sudah berani melawanku Dohyon Cho?!" Geram Seungyoun

Dohyon mengabaikannya. Ia meraih tubuh Sejin dan Haruto untuk di tuntunnya pergi meninggalkan ruang utama

"Maaf, aku bukan melawanmu. Hanya saja aku sudah muak dengan semuanya."

Ujar Dohyon sebelum ia benar-benar pergi dari hadapan Seungyoun dengan membawa Haruto dan Sejin di masing-masing rangkulannya

— Can We? —

Aku kembali hehe

Maaf lama update nya karena ini work ku yang paling spesial, jadi butuh ide khusus lol

Btw, have a nice day guys! Selamat berpuasa bagi yang menjalankan~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 20, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Can We?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang