4. Pilihan

163 5 2
                                    

Kali ini aku yakin, kamu adalah pilihan tulus dari hatiku yang lama tak menemukan pilihannya atas dasar cinta yang dirasa.

-Abimanyu-
.
.
.
.
.
.
.
.
.

AUTHOR POV

"Maaf pak, saya tidak bisa." ucap Abimanyu sedikit ragu namun berusaha tetap tenang.

Raut wajah pak Firmansyah berubah menjadi sedikit kecewa.

"Tidak apa, saya juga tidak bisa memaksa kamu."
"Yasudah, saya pulang dulu. Lanjutkan tugas mu. Assalamualaikum." Ucap pak Firmansyah sambil menepuk pundak kanan Abimanyu, lalu bergegas pergi.

"Maaf pak, maaf kalau jawaban saya mengecewakan bapak. Waalaikumsalam." Gumam Abimanyu sambil menatap punggung pak Firmansyah yang mulai menghilang dari pandangannya.


Abimanyu sendiri meyakinkan keputusannya untuk menolak perjodohan pak Firmansyah dengan putrinya. Namun sesaat ada rasa penyesalan atas penolakannya.

Tapi ini juga demi Arsila, dia masih terlalu kecil untuk membangun rumah tangga. Tapi, ada hati yang berteriak agar dia meperjuangkan cintanya

"Apa gue egois? Pak Firman orang baik, dulu beliau orang yang selalu ngebantu keluarga gue disaat kesusahan. Tapi sekarang? Kenapa gue ga bisa ngebantu beliau atas permintaannya?"

Pak Firmansyah
Maaf pak mengganggu, saya menerima perjodohan dengan putri bapak. Nanti malam saya berkunjung, dengan keluarga saya untuk membahas pertunangan dan pernikahan saya dan Arsila.

Abimanyu mengirim pesan teraebut kepada pak Firmansyah.
Ya semoga saja ini pilihan terbaik, walau dia sedikit galau.

***

"Si bos makin galau aja nich." Ucap Bani mengagetkan Abimanyu.

"Kepo banget anaknya Saep."
Jawab Abimanyu datar.

"Yeh si bos di tanyain bener-bener juga. Ada apa? Kali aja gitu saya bisa ngasih solusi?"

"Gausah, terakhir lu ngasih solusi ke gue buat ngegebet mba warteg yang kata lu single, besoknya orang yang kena tilang ternyata suaminya. Terus gue malah di labrak di pinggir jalan. Kurang asem lu."
Ucap Abimanyu sambil membayangkan kejadian beberapa bulan silam.

Saat itu Abimanyu meminta solusi pada Bani untuk mencarikan calon istri yang jago memasak. Bani memberi saran pada Abimanyu untuk berkenalan dengan mbak warteg di dekat kantor mereka. Ternyata mbak warteg nya udah punya anak empat. Emang dasar si Bani kelewat usil.

"Lagian si bos, lu kan ganteng, mapan, pangkatnya udah cihuyy, masa nyari calon istri ga bisa?"
Goda Bani, yang langsung mendapat tatapan membunuh dari Abimanyu.

"Hehe, pisss boss." Cengir Bani sambil mengangkat tangan kanan membentuk v dengan jari telunjuk dan tengah.

"Mending gue Sholat dulu dari pada ngeliatin lu nyengir gitu."
Ucap Abimanyu sambil bergegas menuju masjid di kantornya, untuk menunaikan Sholat Dzuhur.

***

Kriiiing!!!
Bunyi bel bertanda selesainya pelajaran hari ini.

"Yeay pulang!!!" Seru Arsila sambil memasukkan buku kedalam tasnya.

"Ko tumben seneng banget?" Tanya Dina yang heran melihat tingkah sahabatnya itu.

"Iya dong kan Cilla mau pulang sama Angga." Jawab Arsila girang.

"Angga? Bukannya kamu mau di jemput sama Pak Ab-"

"Sama siapa?"
Spontan Arsila dan Dina melihat ke sumber suara.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 25, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mas Polisi dan ArsilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang