The formation of hostility ✔️

6 0 0
                                    

Di kantin,  penuh dengan siswa siswi yang kelaparan membludak di sana.
Mulai dari siswa kelas X kelas XI dan Juga kelas XII bercampur disana jadi satu tanpa membanding bandingkan.

Kyra kini duduk di kursi kantin yang berada di tengah-tengah bersama elin.

Mereka berdua belum memesan makanan karena antrian yang cukup panjang, jadi mereka duduk terlebih dahulu dan bercerita tentang mereka masing masing, dari mulai asal sekolah dan alamat rumah.

"ohh jadi rumah kamu masih lingkungan sini?" kyra mengangguk "enak dong, aku bisa main kerumah kamu terus"

"iya silahkan, pintu rumah ku terbuka lebar buat kamu" kyra dan elin tertawa. "rumah kamu kok malah yang jauh banget?"

"mo gimana lagi? Ikut ortu mah bisa apa ,anak yang baik" elin

"hhh, iya" mereka melanjutkan berbincang bincang hingga lupa jika antrian yang tadinya ramai kini sudah sepi

"ehh,udh sepi ra ayok pesen" ajak elin dan kyra menoleh kebelakang melihat antrian yang mulai berkurang.

"biar aku aja yang pesen, kamu mau apa dan mana uangnya" kyra menadah tangan.

"dasar! Aku kira kamu mau traktir aku"  elin yang menggeluarkan uang dari saku bajunya dan memberikannya kepada kyra

"hehehe, mau pesen apa mbak?" kyra dengan gaya seperti pelayan.

"Aku mau bakso aja" jawab elin dan kyra pun balas dengan gaya hormat lalu menyengir.

Kyra langsung berdiri dari duduknya, di mana kursi yang ia duduki ia dorong kebelakang dan tanpa kyra sadari jika saat ia mendorong kursi itu terkena seorang laki laki di belakangnya.

"woi, gim-" kesalnya––kyra membalikkan badan.

"elo" dan yah tidak lain adalah varo saat melihat kyra yang melakukan tadi kepadanya dan kyra hanya memasang muka datar.

"elo yaa,dari pagi tadi udh ngajak ribut aja sama gue" varo menghempaskan bola basket yang ia bawa.

"ohh, jadi kamu cowok brengsek tadi pagi?" kyra menunjuk varo.

"enak aja lo bilang gue brengsek!" varo menatap tajam kyra dengan tatapan mematikan yang membuat semua orang takut jika melihatnya,tapi tidak dengan kyra ia malah kegum dengan mata itu

"kalo gue deket sama lo gue sial mulu!" lanjut varo dan kyra tidak perduli dan cuek lalu melewatinya begitu saja dan mendekat ke pedangan kantin untuk memesan makanan.

"woi, bukannya minta maaf malah main pergi aja lo!" varo mengejar kyra ke pedagang kantin.

Entah mengapa baru kali ini varo terpancing emosinya hanya karena cewek yang tidak penting. Namun membuatnya penasaran.

"woi! Lo bisu!" varo teriak tepat di kuping kyra

"sabar kyra, kamu disini mau belajar dan sekolah yang tenang bukan mau cari masalah" kyra mengotrol dirinya dengan nada santai dan menurun naikkan kedua tangan seperti mengatur nafas dan sekali kali menyilangkan hijab nya ke bahu

"hiduplo ngak bakal tenang, saat lo udh berurusan sama gue!" penekanan varo dengan tersenyum mengejek.

"siapa suruh bagunin raja hutan dari tempatnya!" kyra langsung menatap varo.

"katanya kalo deket deket aku, kamu sial mulu tapi kenapa kamu deket deket aku?" datar kyra yang dianggap varo seperti menantang dan varo tertantang.

"heh! Boleh Juga lo" varo menggebrak meja tepat di depan pemesanan makan yang berada di depan kyra  dan kyra seketika memejamkan mata terkejut.

Dengan kejadian itu bisa menggundang perhatian semua orang di dalam kantin dan mononton pertengkaran mereka.

Kyra menoleh menatap varo yang varo juga menatap kyra tajam, setelah itu pesanan makanan kyra datang dan segera kyra menggambilnya lalu berjalan kembali ketempat duduk tanpa perdulikan varo yang masih menatap tajam mengintai arah berjalan kyra.

"woii! Dasar cewek aneh!" varo mendekat ke kyra

Sam memegang lengan varo
"udhlh ro, ngk ush urusin yang gituan"

"ngk! Dia harus minta maaf sama gue" keukeuh varo dan ia sudah duduk di kursi sebelah kyra yang akan makan

Saat kyra mau menggambil sendok dari piring mie ayam nya, tiba tiba varo menarik piring itu dan menumpahkannya begitu saja di atas meja dan kyra hanya menatapnya datar tidak diperdulikan walau bagi kyra itu sangat mubazir.

Kyra bisa saja memberontak, namun ia tidak mau awal masuk sekolahnya menjadi buruk dan kacau, jadi kyra hanya tahan saja.

Kyra ingin menggambil es jeruknya di atas meja, namun lagi lagi varo menggambilnya dan ia tumpahkan begitu saja.

Kyra menatap tajam ke arah varo dan varo juga menatap dengan sangat tajam dengan senyuman sinisnya ke kyra.

"udh gue bilang, hidup lo ngk bakal tenang kalo udh berurusan sama gue!" varo menekankan dan menghentakkan gelas es kyra di atas meja.

Kyra meghela nafas dan berdiri dengan menatap varo datar.

"dan aku?" kyra menunjuk dirinya sendiri "aku ngk peduli!" datar kyra dan pergi begitu saja meninggalkan mereka dengan varo yang mungkin menatap kyra dengan sangat kesal.

"dasar cewek aneh!" teriak varo yang masih bisa didengar kyra.

Kyra berjalan menuju kelas dengan perasaan dongkol dan menahan emosi yang sangat memuncak akibat varo yang selalu mengganggunya.

Karena kesal kyra tidak sadar jika ia berjalan menabrak keras dada bidang seseorang.

Kyra memegang kepalanya yang sakit "maaf" kyra menatap orang yang ia
tabrak.

"Lo ngk apa apa?" bagas laki laki yang bertabrakan dengan kyra

"ngk apa apa" kyra tersenyum

"ken–"

"misi saya duluan" kyra berjalan cepat meninggalkan laki laki yang ia belum tahu namanya itu.

Melihat kepergian kyra bagas hanya tersenyum dan melanjutkan jalannya.

BAGAS PRIHAMBOGO ADYATAMA, akrab di panggil Bagas. Laki laki dengan postur tubuh yang sangat menyejukan mata kaum hawa, wajah tampan namun tidak terlalu putih dengan lengan baju yang ia gulung sampai siku menambah ketampanannya.

Bagas kelas XI dan cukup terkenal di sekolah, ia juga adalah ketua salah satu extrakulikulir di sekolah ini yaitu SMA BINA BANGSA, kota palembang.

uhuyyyy
Seeu next eps ya guysss

Ikutin terus kisah varo dan kyra ya😍👌

Does Love Really Exist?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang