1. Classmeeting

200 49 13
                                    


Seorang gadis mungil berseragam putih biru tengah memegang beberapa tepung dan peralatan lainnya dengan langkah cepat dan terburu-buru. Suara nyaring dari mikrofon memberitahu bahwa lomba berikutnya akan dimulai, langkahnya semakin ia percepat menuju lapangan.

Dirinya menghela lega, akhirnya ia tidak terlambat mempersiapkan lomba yang sekarang sedang dimulai oleh pembawa acara.

Jasmin Faradiba Sharika seorang remaja berhidung runcing dengan mata hitam membundar sempurna terlihat sangat letih, bolak-balik mengecek dan menyediakan untuk beberapa lomba saja membuatnya penat, dirinya memilih masuk untuk istirahat di ruang panitia.

Gadis yang lehernya dikalungi nametag bertuliskan panitia terlihat sumbringah karena tidak ada seseorang didalam, akhirnya ia bisa beristirahat dengan tenang.

Jasmin duduk di kursi yang terdapat nama serta tugasnya sebagai penanggung jawab beberapa lomba. Meregangkan otot tubuhnya yang terasa pegal dan kaku, ia memilih membenamkan wajahnya pada meja, menikmati kesunyian di ruangan dingin ber AC, rasa kantuk menghampiri, matanya mulai menutup.

Glekk

Terdengar suara pintu terbuka, gadis yang hampir memejamkan mata itu sedikit tersentak lalu menoleh dan melihat Reyhan Ferizki Stevano seorang laki-laki berpostur tinggi kurus nan alis yang hitam tebal menghampirinya.

"Sendirian aja lo?" Ucap lelaki tersebut memecahkan keheningan.

"Selain panitia dilarang masuk." Balas Jasmin ketus.

"Yaelah gue berhak kali, gue kan anggota osis." Bela Reyhan pada dirinya sendiri.

"Tapi lo bukan panitia." Ucap Jasmin datar.

"Lo osis kan? Nah gue juga OSIS, jadi gue boleh masuk."

"Walaupun kita sama sama anggota osis, tapi lo bukan panitia."

"Yaudah iya, gue mau bilang kalo gue--" ucap Reyhan dengan sengaja menggantungkan ucapannya.

"Apa?" Jasmin melihat laki-laki sebayanya itu sedang meliarkan pandangannya ke peralatan perlombaan yang ada dimeja Jasmin.

Membuat Jasmin bingung.

"Lo mau ngasih tau apa Reyhan? gue ngantuk udah mau tidur lo malah dateng."

Tiba-tiba kedua sudut bibir Reyhan terangkat, dengan cepat tangannya langsung merobek tepung yang ada di depan matanya lalu diusapkan wajah Jasmin dengan tepung sambil tertawa terbahak-bahak.

"REYHAANNN" teriak Jasmin sangat kesal.

Laki-laki yang membuatnya jengkel lari menuju sudut manapun yang ada di ruangan tersebut dengan mulut yang masih tertawa, rasanya seru sekali membuat Jasmin kesal.

Karena tak terima Jasmin langsung mengambil segenggam tepungnya lalu mengejar Reyhan yang masih menertawakan dirinya.

Jadilah main kejar-kejaran seperti Tom and Jerry.

Setelah merasa puas sehabis mengusap seluruh wajah Reyhan dengan tepung, gadis yang tingginya dibawah rata-rata tersebut berlari ke arah manapun ada di ruangan itu, takut-takut Reyhan akan membalas yang lebih kejam darinya.

Reyhan yang mana biasanya laki-laki larinya lebih kencang ketimbang perempuan berhasil mencegat Jasmin dari depan, membuatnya terlonjak kaget.

Reyhan terus mendekatkan dirinya ke arah Jasmin, membuat Jasmin berjalan mundur hingga menabrak tembok, menatapnya dengan tajam dan menyisakan jarak yang sangat kecil diantara keduanya.

"Mau ngapain lo!"

Dengan cepat tangan Reyhan memoles alis Jasmin dengan tepung dan membentuk pola kumis kucing pada pipinya.

SENDUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang