4. baru tau

37 16 1
                                    

“’Makasih Rey." Ucap Jasmin sambil mengembalikan helm milik Reyhan yang tadi dipakainya.

"Besok gue jemput lagi ya?"

"Enggak usah deh, gue berangkat sendiri aja. Takut ngerepotin lo."

"Yaudah kalo mau nya gitu, sana masuk. Jangan lupa makan."

"Iyaa" sahut Jasmin sedikit tersenyum.

"Yaudah gue balik ya." laki-laki itu menjalankan motornya dan pergi meninggalkan Jasmin di depan pagar rumahnya.

Reyhan tersenyum miris mungkin hari ini pertama dan terakhir kalinya bisa menjemput dan mengantar pulang seseorang yang hatinya dambakan.

Jasmin memandangi punggung Reyhan yang semakin menjauh dan mulai tak terlihat dari pandangan, kemudian ia membalikkan badan lalu mendorong pagar sambil sedikit berteriak. "Buu Jasmin pulaaanggg."

Fallona membuka pintu rumah dan menyambut Jasmin dengan hangat, seperti tradisi setiap harinya. "Heii anak ibu tumben udah pulang, biasanya sore."

"Ih ibu kan Jasmin enggak sekolah, cuma latihan musik jadi pulangnya siang."

"Yaudah masuk yuk, mandi habis itu makan, makanannya udah ibu taruh di nakas kamar kamu." Suruh Fallona sambil mengusap kepala anaknya.

"Siap ibu ku sayang." Sahut Jasmin dengan riangnya, kemudian ia masuk untuk melakukan aktivitas yang disuruh Fallona.

Setelah selesai mandi dan makan, ia duduk beberapa menit sampai akhirnya Jasmin merebahkan tubuhnya pada kasur empuknya itu, dimana dirinya merasa nyaman.

Ting

Notif pesan masuk pada ponselnya, ia segera mengambil benda pipih itu dari atas nakas.

Meong
min gue kerumah lo ya, ada gosip nih

Jasmin
Yaudah sini, bolos mulu lo ya

Tidak ada Jawaban lagi, Jasmin geleng-geleng kepala, sahabatnya itu memang senang sekali bolos jam istirahat kedua.

Reyhan.

Entah mengapa dipikirannya terlintas nama itu.

Jasmin bangkit dari kasurnya kemudian pindah ke depan cermin yang ada dikamar itu, memandangi wajahnya sendiri lalu tersenyum sempurna. Entahlah, biar bagaimanapun ini pertama kalinya laki-laki mau menjemput dirinya hingga menamu dirumah, cowok-cowok sebelumnya paling cuma tunggu di depan gerbang dengan alasan ingin mengobrol dengan pak Bomo.

"Woi buka." Ucap seseorang dari balik pintu sambil terus mengetuk-ngetuk pintu kamarnya. Suaranya tidak asing lagi bagi Jasmin.

Lia syalsa seorang gadis yang ciri-cirinya sangat bertolak belakang dengan Jasmin. Lia mempunyai postur tinggi yang sama dengan Reyhan, sedangkan Jasmin hanya sedada nya. Lia sangat menyukai kucing sampai memelihara banyak kucing dirumahnya, berbeda dengan Jasmin yang sekadar memegangnya saja tidak berani. Dan Lia mempunyai iris mata coklat terang nan sipit.

Jasmin mengganggap Lia sahabatnya, karena ya memang pantas. Lia lah yang slalu ada ketika Jasmin butuh teman bicara saat merasa sendu karena tidak punya teman dirumah, alias anak tunggal yang kesepian. Sayangnya, Jasmin hanya satu sekolah dengan Lia, tidak pernah sekelas.

Jasmin membuka kunci pintu kamarnya "Udah kayak nagih utang aja gedor-gedor kenceng banget tau ga." Katanya.

Tanpa disuruh, Lia pun menyelonong masuk dan sudah duduk dikasur milik Jasmin lalu meletakkan tas sekolahnya disamping.

Jasmin mengambil posisi duduk di sebelah Lia yang masih pakai seragam putih biru itu. Lia tau Jasmin latihan dan pasti pulangnya tidak sampai sore, makanya ia kaburnya ke rumah ini.

SENDUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang