3. telat bareng

92 38 8
                                    

Mentari pagi memperlihatkan keindahannya yang rupawan. Cahayanya mulai memasuki jendela kamar Jasmin seakan sangat menyilaukan iris mata hitam pekat tersebut, membuat jasmin membuka mata dengan malas lalu mengucek kedua kelopak matanya yang enggan terbuka.

Dibuka gorden kamar yang menutupi jendela, langit terlihat sangat mencolok hari ini, ia melihat jam dinding kamarnya ternyata sudah menunjukkan pukul 07.00.

Gadis yang baru saja bangun ini terduduk dengan pandangan kosong dan sesekali menguap, matanya terus diusap untuk mengusir rasa kantuk. Tetap saja ia ingin tidur lagi, Jasmin memilih merebahkan tubuhnya kembali, bergoler ke kanan dan kiri mencari kenyamanan.

"Jasmiiinnn ada temen kamu yang namanya Reyhan katanya mau latihan musik udah nungguin di ruang tamu." Ujar Fallona sedikit teriak sambil mengetuk-ngetuk pintu kamar anak satu-satunya.

Mata Jasmin terbelalak kaget, ia baru ingat hari ini sampai empat hari kedepan adalah hari untuk latihan lomba seni musik, dirinya belum mempersiapkan apapun.

"Iya Bu, Jasmin siap-siap dulu." Sahutnya dari dalam kamar.

Fallona menuruni anak tangga satu persatu dan menghampiri Reyhan yang sedang duduk di ruang tamu.

"Bentar ya, Jasminnya lagi siap-siap katanya, Reyhan udah sarapan belum? Mau dibuatin minum apa?" Tanya ibu Jasmin dengan nada yang amat lembut.

"Udah kok, enggak usah repot-repot tante." Sahut Reyhan memamerkan giginya dengan gaya sedikit gugup.

"Kamu anak sma ya? Sekolah dimana nak?" Tanya ibu Jasmin dan seketika lawan bicaranya sedikit melebarkan mata.

"Anjrit perasaan muka gue enggak ada tua-tua nya deh." Batin Reyhan menggerutu.

"Enggak tante saya satu sekolah sama Jasmin di SMP Dandelion, kelas sembilan juga tan." Jawabnya dengan sopan.

"Oh habisnya tinggi kamu beda jauh sama anak saya, paling Jasmin cuma sedada kamu, yaudah tante buatin susu dulu ya buat kamu sama Jasmin." Ucap Fallona yang langsung menuju dapur tanpa menunggu jawaban dari anak laki-laki yang baru pertama kali datang kerumahnya ini.

Cowok berkulit hitam manis itu kini sedang menundukkan kepala dengan menggenggam tangannya sendiri, berharap Jasmin tidak lama siap-siapnya, ia takut telat dan menghadapi pak Bima yang lumayan galak.

Beberapa menit kemudian Fallona muncul dari dalam dapur, membawa dua gelas susu hangat di tangan kanan dan kirinya lalu menaruhnya di meja.

"Jasmin lama banget ya, tante panggilan lagi sebentar, diminum aja dulu susunya." Ucap ibu dari gadis yang masih mandi didalam kamar.

"Iya tante terimakasih." Balas reyhan sedikit menundukkan kepala dalam waktu satu detik ala tata krama.

Tak lama setelah Fallona pergi ke lantai atas untuk kembali memanggil anaknya, terdengar suara langkah kaki. Reyhan menatap detail pada gadis yang sedang menuruni anak tangga, dari ujung rambut sampai ujung kaki terlihat begitu elegan dan natural, Reyhan tersenyum kecil padanya.

"Woi." Tegur Jasmin yang mampu membuat laki-laki yang sedang fokus menatapnya mengedipkan mata berkali-kali. "Astagfirullah kenapa sih gue ini" batin Reyhan merutuki diri sendiri.

Jasmin menduduki sofa pada posisi yang menjadi berhadapan dengan Reyhan, di lirik segelas penuh susu yang ada diatas meja, dengan cepat ia menghabiskannya seperti orang yang sedang kehausan. Membuang napas dari mulut ala tanda kenikmatan lalu menjilat dengan lidah susu yang masih tertinggal diatas bibir.

"Jorok." Ucap Reyhan dengan ekspresi orang jijik.

"Bodo." Sahutnya cuek bebek.

"Ibu lo mana?" Tanya Reyhan sambil melemparkan pandangan ke sudut manapun yang ada di rumah itu.

SENDUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang