"Lo udah tanyain ke Nakyung ga tentang cosplay-cosplay itu?" tanya Arin sambil sedikit memajukan wajahnya mendekat ke arah telinga Haechan agar lelaki itu dengar ucapannya.
Ya, mereka sedang on the way menuju sekolah. Seperti biasa, Arin bakal dibonceng Haechan saat pergi dan pulang sekolah. Alhamdulillah motor kesayangan Haechan udah 'sehat' lagi.
"Udah gue tanyain sih lewat chat, tapi belum dibales. Dibaca aja nggak. Kayaknya dia lagi sibuk. Nanti niatnya gue bakal tanya pas di sekolah."
Arin menganggukkan kepalanya paham. Tidak ada lagi percakapan di antara mereka. Haechan yang sibuk menyetir dan Arin yang menatap sepanjang jalan sambil menikmati udara pagi.
Ntah kenapa, jujur dari lubuk hati terdalam Arin dia merasa sedikit tidak rela kalau Haechan bakal cosplay bareng Nakyung. Haechan terlihat selalu antusias kalau sedang mengobrol dengan gadis anggun bernama Nakyung itu. Tentu saja Arin juga senang kalau melihat Haechan senang, tapi tidak seperti ini.
"Chan, Nakyung cantik, ya?"
"Hah? Kenapa, Rin? Gak kedengeran?"
"Haechan kalau disuruh milih Arin atau Nakyung pilih siapa?" gumam Arin.
"Lo ngapa bisik-bisik dah, Rin? Kaga kedengeran gue."
Arin mendekatkan wajahnya ke telinga Haechan yang tertutup helm, "Gue cocok gak jadi menantu orang tuanya Guanlin?"
Haechan langsung mendecih mendengarnya, "Yeu si Arin, kirain ngomongin apa sampai bisik-bisik begitu."
"Cocok gak?"
"Cocok deh, cocok. Biar bisa bahagia Arin dipagi hari yang cerah ini."
Arin tersenyum simpul. Dirinya sangat menyayangi Haechan. Kalau hidup itu digambarkan dengan rangka manusia, Haechan adalah salah satu bagian dari rangka itu. Rangka yang membantu dan menjadi alasan Arin masih bisa berdiri.
"Chan, setelah gue lihat-lihat Shinobu cocoknya sama lo deh."
Setelah Arin mengucapkan kalimat itu motor langsung agak oleng. Terdengar oleh Arin suara cengengesan dari mulut sahabat kecilnya itu.
"AH ARIN MAH BISA AJA BIKIN GUE SALTING PAGI-PAGI!" teriak Haechan. Arin bisa melihat wajah Haechan dari spion, lelaki itu masih belum berhenti cengengesan. Untung mereka sudah berada di jalan dekat sekolah yang lumayan sepi, jadi tidak bakal dilihatin walau teriak-teriak.
"Iya, supaya Haechan bisa bahagia juga di pagi yang cerah ini."
Haechan hanya tersenyum tipis mendengarnya.
Gerbang sekolah sudah terlihat, Haechan langsung melajukan motornya dan memarkirkan motornya ke tempat parkiran yang sudah disediakan oleh sekolah.
"Selamat pagi, Haechan!"
Dewi Aprodhite sudah datang. Gadis bernama Nakyung itu langsung tersenyum lebar dan berjalan menuju Haechan dan Arin yang baru saja parkir di tempat parkiran sekolah.
Haechan membalas senyuman dengan lebar yang sama seperti Nakyung, "Selamat pagi, Nakyung."
"Hallo, selamat pagi juga, Arin!"
"E...eh? Hallo, selamat pagi, Nakyung." Arin agak terbata-bata saat menjawab sapaan dari gadis cantik nan angun itu. Aura yang dimiliki Nakyung memang tak main-main, bahkan Arin saja bisa sampai gugup karena disapa gadis secantik Nakyung.
Sepanjang jalan menuju kelas, Nakyung dan Haechan selalu mengobrol. Gadis itu sesekali mengajak Arin berbicara juga.
Ah, rasanya tidak pantas sekali dirinya berada disini. Rasanya ingin jalan duluan karena BAYANGIN COY LO JALAN SAMA COWOK YANG GANGNYA BISA DIBILANG TERKENAL JUGA SAMA CEWEK YANG CANTIKNYA GAK NGOTAK. Rasanya ingin mengundurkan diri saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Gaje ; Lee Haechan ft.00L [REVISI]
FanfictionGimana ceritanya K-Popers sama Wibu bisa sahabatan? Book ini bercerita tentang lika-liku kisah persahabatan Arin dan Haechan. [SABAR, LAGI DI REVISI. UP REVISIANNYA SUKA-SUKA AUTHOR]