Sudah genap seminggu Arin dan Haechan tidak bertegur sapa, lebih tepatnya Arin menghindar dari Haechan semenjak mengobrol dengan Jaemin di kantin sepekan lalu.
Haechan merasa aneh, apalagi kadang kalau ketemu mau buang sampah di depan rumah. Lelaki itu seperti biasa menyapanya, tapi entah kenapa Arin tidak menjawab dan hanya langsung masuk ke dalam rumahnya seakan-akan tidak melihat dan mendengar Haechan.
Pernah sekali Haechan curhat ke Nakyung masalah Arin tidak menggubrisnya, gadis itu malah menjawab dengan santai, "Paling lagi gak mood aja."
Tapi jawaban itu tidak membuat Haechan puas. Masa iya gak mood hampir semingguan?
Walau Arin sudah semingguan ini tidak menggubrisnya, Haechan tetap senang karena Nakyung juga semingguan ini jadi kelihatan lebih sayang ke dia. Ngambekan gak jelasnya juga kelihatan berkurang.
Seperti biasa, hari Rabu jam pertama mapel mereka Sejarah Indonesia. Guru yang mengajar itu ibu-ibu dan galak, tidak heran kalau sekarang kelas sangat sunyi dan berusaha memperhatikan ibu itu menjelaskan.
Haechan melirik ke arah Arin yang duduk di depannya. Gadis itu kelihatan lebih tenang dari pada biasanya. Ia kelihatan mendengarkan sekali apa yang dijelaskan oleh ibu itu sambil sesekali mencatat dan meng-highlighter hal penting di buku paketnya.
Haechan hanya bisa menyunggingkan senyum tipis melihat meja teman kecilnya itu. Mejanya penuh alat-alat tulis lucu dan barang-barang lucu yang sudah menjadi favoritenya sejak kecil.
Bahkan, kalau kita hanya memberinya barang murahan atau stiker tapi lucu saat ulang tahunnya, dia senangnya bukan main. Tapi, Arin memang sebaik itu. Dia pasti selalu menghargai apapun yang orang kasih ke dia dan menunjukkan kalau dia suka sekali dengan barang itu.
Berbanding terbalik dengan pacarnya, Nakyung. Gadis itu lebih suka barang-barang yang kelihatannya mahal. Dia tak terlalu tertarik dengan barang-barang lucu seperti Arin. Seperti perwujudan gadis anggun dan cantik sesungguhnya.
Haechan merasa Nakyung itu vibes-nya kayak lagu-lagunya Lana Del Ray. Style dan sifatnya seperti sifat orang-orang Old Money.
Kalau Arin vibes-nya menurut Haechan lebih ke manis dan lucu kayak lagu-lagunya Joy Red Velvet. Sebenarnya gak Joy aja, semua lagu yang manis dan lucu itu menggambarkan Arin.
Kalau boleh jujur, Arin memang cantik menurut Haechan. Tapi, cantiknya lebih ke cantik manis dan lucu. Berbeda dengan Nakyung yang cantiknya kayak putri kerajaan yang anggun. Yah, dua-duanya sama-sama Haechan sayang, kok. Bedanya, Haechan sayang Arin seperti teman dan adiknya sendiri, kalau Nakyung, ya, sayang kepada pacar.
Haechan melirik ke arah pacarnya yang duduk di sebelahnya. Cantik sekali. Gadis itu juga tengah memperhatikan guru sambil sesekali mencatat. Memang rajin-rajin sekali ya dua cewek cantik ini mencatat.
"Heh, itu yang di pojok! Kenapa dari tadi senyum-senyum sendiri sambil ngelihatin cewe di depan sama cewe di sampingnya? Kamu sudah mencatat belum?!" omelan guru Sejarah Indonesia itu membuat Haechan hampir jatuh dari kursinya karena kaget.
Haechan melirik ke arah teman-temannya yang cowok, mereka semua mencatat. Pantas saja mereka semua mencatat, padahal biasanya boro-boro, keluarin buku dari tas aja malas.
Lelaki itu hanya cengar-cengir sambil menggaruk belakang kepalanya, "E-eh, nyatat kok, Bu. Ini lagi nyatat, kok, hehehe."
"Cengar-cengir aja bisanya kamu, ya. Ibu ingatkan sekali lagi, catatan langsung dikumpulkan saat jam pelajaran ibu berakhir. Oke, sampai di mana kita tadi?"
Haechan melirik ke arah teman-temannya yang mengejeknya karena kena marah tidak mencatat.
Renjun dan Jeno hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat Haechan. Tentu saja dengan wajah mengejek. Jaemin ikutan juga, tapi bedanya lelaki itu sambil berbisik, "Hayo sia teh kena marah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Gaje ; Lee Haechan ft.00L [REVISI]
FanfictionGimana ceritanya K-Popers sama Wibu bisa sahabatan? Book ini bercerita tentang lika-liku kisah persahabatan Arin dan Haechan. [SABAR, LAGI DI REVISI. UP REVISIANNYA SUKA-SUKA AUTHOR]