13. Teman Gaje ; Lee Haechan [Revisi]

3.8K 490 54
                                    

Gadis berseragam abu-abu putih itu berjalan di koridor sambil tersenyum tipis ke arah sekitarnya untuk sekadar menyapa. Rasanya hatinya sedang tidak karuan semingguan ini, apalagi penyebabnya sedang ikut berjalan di belakangnya. 

Jaemin menyentil dahi gadis yang kerap disapa Arin itu, "Pendiam banget, sih? Ngomong, dong!" 

Arin mendengus kesal sambil mengusap dahinya yang lumayan sakit karena sentilan Jaemin, "Sakit, tolol!" 

"Ih cewe kok gitu sih? Cewe mah nggak boleh kasar mulutnya, Arin." 

"Bacot, banget?" ujar Arin sambil mencoba membalas sentilan Jaemin tadi. 

Jaemin jago sekali dalam menghindar, gadis itu lumayan kewalahan karena perbedaan tinggi diantara mereka. Akhirnya, Arin memilih menyentil lengan Jaemin dan dibalas suara Jaemin yang mengaduh kesakitan.

"Ih, Arin sakit banget." 

"Alay," 

"Alayfyu too, sayang." 

Arin memukul lengan Jaemin kuat sampai lelaki itu hampir jatuh. Jaemin hanya tertawa kuat sampai-sampai mereka menjadi bahan tontonan orang yang lewat. 

Gadis itu menatap Jaemin sinis, "Memang anak gila monyet satu ini." 

Jaemin yang baru tersadar melihat ke arah belakang dan mendapati Haechan yang hanya diam menatap mereka berdua. 

"Woi anak monyet gila asli, kenapa diam, dah? Lo jalan juga di belakang, kayak babu aja." 

Arin hanya melirik Haechan sebentar dan saat mata mereka bertemu gadis itu langsung melihat ke arah depan kembali. 

Haechan hanya senyum, "Gapapa, Jaem." 

"Dih? Apa-apaan sifat lo kayak anak gadis lagi PMS aja?" 

Setelah mengatakan itu, Jaemin menarik tangan Haechan untuk berjalan sejajar dengannya dan merangkul lelaki itu. Lelaki yang katanya mirip dengan Iqbaal Ramadhan itu juga merangkul Arin agak kuat soalnya gadis itu berusaha berontak untuk melepaskan rangkulan lelaki itu. 

Setelah berjalan lima langkah, Jaemin melepas rangkulannya dari Haechan dan Arin lalu mendorong mereka berdua, "Kalau ada masalah itu diselesain sama-sama, jangan saling diam. Eneg gue lihat kalian begitu mulu, mending kalian ribut dah daripada diam begini terus. Oke, gue pergi ya, take your time." 

Arin menatap Jaemin sinis dan mendengus sebal kepada lelaki berdarah Sunda itu. Apa-apaan, sih? 

Haechan juga kaget, tapi dia juga benar-benar gak bisa diam aja sama Arin, temannya dari kecil yang selalu bersamanya. Mending Haechan dijambak atau di pukul Arin daripada didiamkan seperti ini. 

Mereka berdua hening dimenit pertama. Hanya terdengar suara anak kelas lain yang sedang istirahat dan mengobrol ria dengan teman-temannya. 

Tidak ada percakapan sama sekali, tidak ada yang berinisiatif memulai. Hanya angin yang berlalu lalang diantara mereka. 

Arin membuang pandangannya dari Haechan, tetapi gadis itu tetap berdiri disana. Rambut lurus yang panjangnya sepunggung dengan warna hitam legam milik gadis yang sedang meremas roknya tanpa sadar itu terbang dihembus angin yang tenang. Gadis itu menunggu. 

Haechan mulai membuka mulutnya, tetapi ia bungkam kembali. Mencari kata-kata yang tepat untuk menjadi awal bincang mereka yang sudah lama tidak ini. 

"Arin," 

Gadis itu diam saja, tidak berniat menjawab sepatah kata pun. Bukannya apa, gadis itu juga sedang berkecamuk dengan pemikirannya sendiri. 

"Arin, maaf ya?"

Teman Gaje ; Lee Haechan ft.00L [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang