Tidak terasa sekarang sudah hari Minggu saja. Besok sudah hari Senin dan masuk sekolah lagi. Waktu selalu berjalan begitu cepat. Mengapa dunia tak membiarkan Arin istirahat sedikit lebih lama?
Gadis itu mengambil gelas berisi air putih yang tadi ia ambil di dapur. Matanya menangkap secarik kertas memo yang ia tempelkan di buku Matematikanya.
Matilah! Dia belum mengerjakan Matematika!
Arin langsung kelabakan mencari buku latihannya dan mencari ponselnya untuk menghubungi sahabatnya. Iya, gadis itu menghubungi Haechan. Soalnya mau nyontek pr punya Haechan aja, hehe.
Haechan terkenal pintar dalam matematika. Bahkan lelaki itu bisa mengerjakan soal matematika dalam sekejap saja.
Arin bersyukur sekali punya teman seperti Haechan yang pintar Matematika. Nilai Matematikanya jadi sedikit terdongkrak karena mencontek jawaban-jawaban punya Haechan. Soalnya Arin lemah di pelajaran Matematika.
Tapi Arin bukan cuma nyontek punya Haechan saja, Haechan juga sering nyontek punya Arin. Tapi Haechan menyontek mata pelajaran Bahasa Inggris. Arin unggul di mata pelajaran itu, sedangkan Haechan lemah di pelajaran Bahasa Inggris. Simbiosis mutualisme, bukan?
Sebenarnya mereka gak cuma contek-mencontek aja sih, kadang saling ngajarin juga biar paham. Nanti kalau misalnya ditanya guru nggak ha, he, ho aja kaya keong.
"Assalamu'alaikum, Chan."
"Wa'alaikumsalam. Apaan? Mau nyontek MTK?"
"Cenayang betul, lo, Chan. Boleh, ya? Gue nggak bisa ngerjain soalnya."
"Kerumah aja. Gue lagi main game, langsung masuk aja."
"Oke, love you, babe. Gue otw ya."
"Huek. Ada maunya aja lo love you, love you. Oke, love me too."
Setelah mematikan panggilan dengan Haechan, Arin keluar kamarnya dan langsung menuju ke rumah Haechan.
"Bi, Arin ke rumah Haechan dulu, ya. Mau ngerjain PR Matematika."
Arin izin ke Bibi yang bekerja di rumahnya saja karena tidak ada keluarganya yang di rumah. Papa Arin yang sibuk di kantor walaupun Minggu, Mama yang sibuk dengan cafenya, dan Bang Doyoung yang pergi nongkrong sama temannya.
Arin menekan bel rumah Haechan dua kali dan gadis itu dipersilahkan masuk sama Satpam di depan rumah Haechan.
Sekarang Arin udah ada di ruang tamu rumah Haechan. Gadis itu langsung jalan ke arah tangga dan naik menuju kamar Haechan.
Terkesan tidak sopan, ya? Tapi Arin memang sudah biasa begini, sih. Bahkan Bibi di rumah Haechan juga sudah dekat dengan Arin. Istilahnya tidak perlu lagi di antar kalau mau ke kamar Haechan.
Tok.... Tok....
Gadis itu membuka pintu kamar Haechan dan mendapati Haechan yang sedang sibuk dengan komputernya. Iya, seperti yang lelaki itu tadi bilang, ia sedang main game.
"Chan?"
"Itu ya buku latihan Matematikanya." Haechan menunjuk buku latihan miliknya yang ia letakkan di atas ranjang tidurnya.
Arin masuk dan mengambil buku latihan milik Haechan untuk dia salin. "Lo udah siap, kan, ngerjain Matematikanya?"
"Iya, sayang. Tinggal lo salin aja itu." jawab Haechan sambil tetap sibuk main game di komputernya.
"Makasih, sayang." ujar Arin sembari menekan cetekan penanya bersiap untuk menyalin tugas milik Haechan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Gaje ; Lee Haechan ft.00L [REVISI]
FanficGimana ceritanya K-Popers sama Wibu bisa sahabatan? Book ini bercerita tentang lika-liku kisah persahabatan Arin dan Haechan. [SABAR, LAGI DI REVISI. UP REVISIANNYA SUKA-SUKA AUTHOR]