GARA GARA GULA GULA KAPAS

301 32 3
                                    


"Lagi ngapain?"

Fildan yang semulanya membaca buku komik miliknya tersentak akibat dikejutkan oleh Lesti yang tiba tiba datang tanpa diundang. Pemuda itu menarik napas dan mengusap dada karena kaget sedangkan lesti hanya terkikik geli sembari duduk disamping Fildan. Setelah pertemuan hari itu mereka kian dekat namun Lesti tetap menjaga komitmennya pada Rizki, tunangannya. Yang katanya tengah studi di Luar negeri. Bahkan Fildan dan Lesty tenyata satu kampus hanya saja beda jurusan, jika fildan jurusan hukum maka Lesti sendiri jurusan kedokteran.

"Oh lo, les.., Ini gue lagi baca komik nih!" Sahut Fildan menjawab pertanyaan Lesti dengan kikuk. Demi apapun ia masih canggung bertemu dengan gadis yang masih bersemayang dihatinya apalagi ia dan lesti sudah lama tak berjumpa jadi ada rasa canggung kala bertemu.

Lesti tertawa kecil, "dari dulu, lo gak berubah ya. Hobi lo tetep baca komik," ucap Lesti.

Fildan hanya tersenyum kikuk saja lalu melanjutkan membaca gunanya menghindari rasa canggungnya dan menetralisirkan detakkan jantungnya saat memandang lesti sekilas.
Rasanya masih sama dan nama lesti tetap mengambil tahta dihatinya hanya saja ia canggung ingin melakukan apa saat berada di dekat Lesti.

Lesti sama halnya dengan fildan, ia cukup canggung dengan fildan apalagi detakkan jantungnya tak karuan saat berada di dekat sahabatnya padahal saat masa smp dulu ia tak merasakan hal ini.

Keduanya saling terdiam, mereka bingung harus mengobrolkan tentang apa hingga....

"Ihhh itu gula gula nya Ali!"

"Heh itu punya gue!"

Fildan dan Lesti saling pandang kala mendengar kegaduhan yang tak jauh dari tempat yang mereka duduki. Fildan beranjak mencari siapa yang berbuat gaduh ditaman diikuti oleh lesti.

Sementara itu seorang pemuda berparas arab dan seorang gadis bertubuh ramping tengah memperebutkan arum manis di depan penjual dengan cara berdebat membuat sang penjual arum manis pusing akan tingkah kekanakkan dua sejoli ini.

"Ini punya ali!"

"eleh, ini punya gue!"

Keduanya saling menatap tajam sembari meributkan masalah arum manis yang tinggal satu.

"Cowok tuh harusnya ngalah!" sungut si gadis itu.

"Yang ada tuh cewek yang ngalah!" kata si pemuda tak mau kalah.

"mana ada cewek harus ngalah, dasar ARSAR!"

"Ih, nama aku itu Ali bukan Arsar! dasar Itsar!!"

Penjual arum manis itu hanya menggeleng tak melerai dua manusia yang tengah mengolok olok satu sama lain bahkan kedua sejoli ini tak ada yang mau mengalah untuk sebuah arum manis.

"ali,"
"ara,"

Keduanya spontan menoleh kala dua orang memanggilnya yang kini tengah menghampirinya.

"Kak Idhan?"
"Lesti?"

Mereka berujar bersamaan sehingga saling tatapan dengan wajah kesal.

"Ngapain situ ikutan ngomong!" ujar pemuda itu sinis.

"Eh, lo tuh yang ikutan!"

Lagi, mereka berdebat unfaedah. Kedua orang yang memanggil mereka tadi, Lesti dan Fildan menghampiri kedua pemuda pemudi yang berdebat.

"Ampun, Ali, Ara kalian ya berantem mulu dari awal ketemu di acara reunian! akur gih," kata Fildan pusing melihat adiknya dan sepupu Lesti berantem terus sejak bertemu di acara reunian.

"Ini kak, si cewe gila ini gak mau ngalah masa Ali beli gula gula.kapas dia ambil padahal Ali udah bayar!" adu Ali pada Fildan

Ara melotot menatap horor pemuda yang menurutnya menyebalkan dan kekanakkan itu, "enak aja lu, gue yang beli duluan onta!" kata Ara kesal.

Ali lebih menatap horor Ara dan melipat kedua tangannya di dada. "emang benerkan, situ yang salah main ngambil aja gula gulanya Ali! dasar cewek gila, cewek stres!" balas Ali.

Fildan dan Lesti saling pandang dan menepuk jidat mereka melihat pertengkaran unfaedah yang dibuat oleh Ali dan Ara apalagi telinga mereka dipenuhi perdebatan tak berarti dari mulut dua pemuda pemudi itu yang tengah adu mulut.

"Pokoknya gula gula ini punya Ali!"

"Punya gue!"

"Punya Ali!!"

"Gue!"

"Ali!"

"Gue!"

"Ali!"

"Gue!"

Lesti memijat pelipisnya pusing dengan perdebatan mereka berdua lalu ia menarik napas, "DIAAAAMM!!" teriak Lesti sontak membuat Fildan, Ali maupun Ara menutup telinga akibat suara Lesti yang cempreng.

"Ihh kak Leles cantik cantik kok suaranya astagfirulloh sih.., telinga Ali sakit nih!" ujar Ali apa adanya sembari mengusap telinganya yang terasa dengung akibat teriakkan gadis bergigi ginsul itu.

"Tau nih, untung lu sepupu gue, Les. Kalo nggak gue masukin ke toples biar ilang!" tukas Ara membuat Ali menatapnya, menyadari ia diperhatikan ia menatap Ali dengan pelototan. "Ape lo!" ucapnya garang.

Ali menatap Ara jengkel, ia meletakkan telunjuknya ke jidat lalu menggerakkannya dalam bentuk.miring. "Dasar stress!" gumamnya nyari tak terdengar. Fildan memilih diam daripada ia ikutan dengan perdebatan tiada hentinya yang dilakukan Ali dan Ara.

Sejak pertama.kali bertemu tidak mengesankan saat pertemuan reuni smpnya dulu bahkan sampai saat ini pun Ali maupun Ara tak akur.

Lesti meraih tangan Ara yang masih tampak kesal dengan adik sahabatnya, "Ra, malu maluin banget sih lu!" tegur Lesti kesal dengan Ara.

"Ya, abisnya cowok aneh itu ngambil arum manis gue. Lu tau kan Les, gue lagi pengen makan arum manis!" ucap Ara merengek.

Lesti menghela napas, sedangkan Fildan menggeleng melihat tingkah Ali dan Ara yang selalu berdebat tiap kali bertemu.

"Mending kalian akur, ntar gue beliin arum manis segerobak biar puas!"

***

Pendek? Iya tau kok, hehe...

MY BROTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang