1

26.4K 1.9K 377
                                    

"Aku tidak mau menikah, Eomma! Jangan memaksaku!"

Selalu saja jawaban itu yang keluar dari putera tunggal keluarga Kim. Kim Namjoon.

"Berikan Eomma alasan yang tepat, Kim Namjoon!"

"Menikah itu merepotkan! Aku juga tidak ingin memiliki anak!"

Jawaban itu berhasil membuat sang Ibu seakan tertusuk ribuan duri tajam. Begitu menyakitkan.

"Namjoon-"

"Sudah, Eomma. Jangan menawariku hal tidak jelas seperti itu lagi"

Sang Ibupun menghembuskan nafas panjangnya sebelum membiarkan putera satu-satunya pergi begitu saja dari hadapannya.

Dihempaskan tubuh kecilnya ke sofa, memijit pelan keningnya yang mulai berdenyut.

Selalu begini.

Bukan sekali atau dua kali saja anaknya mengatakan hal yang sama. Bahkan wanita paruh baya itu hafal benar apa jawaban yang akan diberikan untuknya.

Ia merasa salah selama ini. Salah mendidik anaknya yang kini berpikiran dangkal.

"Seharusnya aku membiarkannya mengenal cinta sejak dulu. Bukan belajar dan bekerja saja"

Memukul kecil bahu sofa yang didudukinya, mencebik berulang kali sambil terus menggerutu. Menyesali perbuatannya selama ini.

"Hai sayang"

"Apa?!"

"Aku mendengar cinta-cinta tadi. Ada apa?"

Wanita paruh baya itu memindahkan tangannya untuk memukul-pukul paha suaminya sebagai ganti bahu sofa.

"Anakmu tidak mau menikah" gerutunya.

"Soal anak lagi ya?"

Sang istri mengangguk.

"Sebenarnya ini cukup gila, tapi tidak ada salahnya dicoba" cuit sang pria paruh baya.

Wanita itu berhenti memukul-pukul genggaman tangannya dan mengerutkan kening penasaran.

"Apa itu?"

"Bagaimana kalau menjebaknya?"

"Aku tidak mengerti"

Semakin penasaran dengan apa yang akan diucapkan sang suami.

"Menikahkannya dengan pria yang bisa mengandung"

-*123*-

"Tapi janjinya kan besok?! Kenapa sekarang sudah datang?!"

"Apa bedanya sekarang dan besok?! Dan kenapa kau yang marah?! Seharusnya aku yang marah!"

Pria manis itu menggertakkan giginya kesal. Tapi dirinya juga tidak memiliki apapun untuk mempertahankan argumennya. Sejak awal, dirinya yang salah.

"Saya kan sudah berjanji untuk membayarnya besok! Saya tidak akan kabur!" bentaknya.

"Apa bedanya kau hari ini dan besok? Apa besok kau akan menjadi milyader? Atau besok kau akan menjadi sultan? Ahahaha! Omong kosong"

Menggenggam erat kepalan tangannya yang sudah berbuku-buku itu, pria manis itu berusaha dengan sekuat tenaga untuk tidak melakukan kekerasan. Ia sendiri yang akan repot dan merugi nantinya.

"Pokoknya besok. Saya berjanji besok" putusnya final. Tidak mau melanjutkan perbincangan tidak penting ini lagi. Tidak ada gunanya pikirnya.

"Baiklah. Tapi sebagai ganti rugi, kau harus menbayar biaya transportasiku hari ini yang sia-sia"

No Baby [Namjin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang