3

12K 1.6K 161
                                    

Hari-hari berikutnya sama saja, tidak ada yang spesial bagi Seokjin maupun Namjoon. Menjalani aktivitas yang monoton tanpa ada perkembangan apapun.

"Bagaimana ini? Nanti wanita itu memarahiku lagi kalau tidak segera dibuat" gumam Seokjin sambil berjalan maju mundur di dalam kamarnya.

Bahkan meski satu kamar sekalipun, satu ranjang, dirinya dan Namjoon tidak melakukan apapun. Hanya tidur dengan posisi saling memunggungi. Keterlaluan.

"Tapi aku malu!" gumamnya lagi.

Cklek~

"Kau kenapa?"

Seokjin langsung saja berdehem sambil berpura-pura membenarkan bajunya yang sama sekali tidak kusut ataupun bernoda.

"Aku... Aku ingin ke kamar mandi. Menunggumu keluar" jawabnya kaku.

"Ya sudah"

Namjoon berjalan melewatinya, dan langsung saja Seokjin masuk ke tempat yang banyak airnya itu.

Membantingnya keras dan menguncinya rapat.

"Aku harus segera hamil!" gumamnya semangat.

Dan langsung luntur saat terbayang bagaimana proses untuk mencapai cita-citanya itu.

"Akh! Mertua gila!" pekiknya pelan.

Setelah membuang uneg-unengnya di dalam kamar mandi, Seokjinpun memasang wajah normalnya keluar darisana.

Tak lupa menatap cermin sekilas, memastikan jika wajahnya tidak ada yang aneh.

"Mau kemana?" tanya Seokjin kaget saat baru keluar kamar mandi, dan melihat Namjoon memakai kemejanya.

Seingatnya ini hari libur.

"Mengunjungi rekan bisnis"

"Ke?"

"Rumah Sakit"

Seokjin berjalan mendekat dan membantu sang suami mengancingkan kemejanya.

"Rekan kerjamu sakit?"

Namjoon menggeleng.

"Istrinya melahirkan"

Ah! Mungkin ini yang dinamakan kesempatan.

"Aku ikut ya" pintanya.

"Terserah"

Seokjin tersenyum lebar dan segera menuju lemari. Memilih pakaian yang cocok, meski pakaiannya tidak ada yang spesial. Hampir sama semua.

-*123*-

"Selamat ya"

Seokjin menyunggingkan senyum lebarnya saat bersalaman dengan orang yang mereka kunjungi.

Dan setelah basa-basi itu, ia menarik Namjoon mendekati box bayi yang tak jauh dari ranjang sang Ibu. Setelah meminta izin terlebih dahulu pastinya.

"Lihat, Namjoon. Bayinya lucu ya" pancing Seokjin.

"Tidak. Biasa saja"

Seokjin mengumpat dalam hati mendengar jawaban menjengkelkan itu. Untung saja ruangan itu cukup ramai orang mengunjungi, jadi tidak begitu terdengar ucapan Namjoon.

"Menggemaskan ya?"

"Apanya?"

"Bayinya"

"Tidak"

Seokjin rasa dengan ucapan saja tidak cukup. Iapun menoleh kebelakang sejenak, pada Ibu si bayi.

"Boleh saya menggendongnya?"

No Baby [Namjin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang