10

10.7K 1.5K 84
                                    

Namjoon membuka pintu apartemennya seperti biasanya. Sepi. Dan sangat tenang. Tumben sekali pikirnya.

Meski wajar saja karena hanya ada satu orang di apartemen ini selain dirinya. Tapi biasanya satu orang itu akan berteriak dan menyambutnya.

"Apa masih pergi dengan Eomma ya?" gumamnya pelan.

Seokjin memang sudah pamit akan keluar dengan Ibu Namjoon memang tadi. Tapi itu tadi siang. Dan pikirnya mereka sudah pulang sekarang.

"Ya sudahlah" gumannya lagi, tak ingin ambil pusing juga.

Dan langkah selanjutnya adalah menuju ke kamarnya. Seperti biasanya, ia akan mandi.

Cklek~

"Ah, tidur rupanya"

Gumpalan tidak wajar itu menandakan jika orang yang ia cari sudah berada disana. Tidak kaget karena memang akhir-akhir ini Seokjin mudah sekali tertidur.

Tanpa mengucapkan apapun, Namjoon beranjak ke kamar mandi. Membersihkan tubuhnya yang sudah gerah sejak tadi.

Hanya beberapa menit dan ia kini sudah siap dengan piyama yang diambilnya asal di lemarinya. Mengambil paling atas sendiri agar tidak merusak tatanan lemarinya. Istrinya bisa mengamuk nanti.

"Hiks"

Baru akan mengecek ruang makan, memastikan apakah ada makanan atau tidak, suara isakan terdengar. Dan Namjoon yakin itu suara sang istri.

"Tidak tidur ya?"

Dibukanya selimut menggumpal itu dan menampakkan wujud Seokjin yang tidur sambil memeluk boneka kola birunya. Masih dengan memejamkan matanya.

"Apa bermimpi?"

Namjoonpun duduk di atas kasur, menghadap ke arah sang istri yang kembali terisak kecil.

"Hiks... Jangan tinggalkan aku"

Namjoon tak mengerti. Iapun menepuk pelan pipi putih itu agar segera terbangun.

"Jinseok"

"Jangan...hiks"

"Hei, bagunlah"

Karena tepukan saja tidak mempan, akhirnya Namjoon menggoyang-goyangkan tubuh berisi itu dengan pelan.

Dan berhasil. Perlahan kedua kelopak mata berair itu mulai terbuka.

"Namjoon"

"Heum. Kau bermimpi apa sampai menangis begitu?"

Seokjin mengucek pelan kedua matanya dan menghapus air matanya. Seraya memikirkan pertanyaan yang Namjoon layangkan padanya.

Hingga saat ia ingat, barulah Seokjin duduk dan kembali menangis.

"Namjoon.... Hiks"

"Kau bermimpi tentang orang tuamu?"

Seokjin menggeleng.

"Orang yang dulu tinggal bersamamu?"

Menggeleng lagi. Bukan juga.

"Kau bermimpi apa kalau begitu?" sepertinya Namjoon tidak ahli memang dalam hal tebak menebak begini.

"HUEEEE!"

Seokjin langsung memeluk Namjoon dan menangis semakin kencang disana.

"Jinseok, aku baru mandi. Jangan menangis sambil memelukku"

Karena Namjoon tahu, Seokjin pasti akan-

"Air liurmu kemana-mana, Jinseok"

Yang mengharuskannya mandi dan ganti baju lagi.

No Baby [Namjin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang