[5]

3.2K 454 173
                                    


Jeongin menghempaskan dirinya diatas tempat tidur. Dia ingin mengistirahatkan pikiran yang terus berputar dan berfikir.

Dirasa hampir tengah malam. Jeongin bangkit dan mandi. Dia suka mandi malam, rasanya berbeda dengan mandi seperti biasa.

Jeongin keluar setelah memakai baju. Langkahnya tergerak menuju meja belajar. Namun ada suara yang membuatnya berbalik.

Ting tong!

"Orang gila mana yang dateng tengah malam seperti ini" gumam Jeongin dan turun kebawah.

Jeongin membuka pintu dan dia tidak menemukan siapapun. Hanya gelap gulita yang menyelimuti tengah malam itu.

Jeongin menggeleng kasar berusaha menghilangkan pikiran buruk. Dia memilih berjalan menuju ruang tamu.

Tap

Tap

Suara langkah kaki. Jeongin merinding. Dengan cepat dia duduk disofa dan membekap wajahnya dengan bantal.

"Bibi. Paman" teriak Jeongin.

Tidak ada sahutan sekalipun. Jeongin membuka ponselnya yang sempat dia bawa.

Duk!


Duk!

Jeongin menatap dapur. Tidak ada apapun. Dia pikir itu suara kayu yang diketuk.

"Jeongin lupa kalau paman sama bibi engga pulang. Terus siapa tadi" gumam Jeongin.

Ting tong!

Jeongin kembali menatap pintu utama. Kakinya bergetar hebat. Secara Jeongin ini penakut lantas dia menelepon Minho untuk mendatanginya.

Drrrttt.. Drrrttt..

Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif.

"Gimana ini. Kak Hyunjin, iya kak Hyunjin"

"Hallo"

"Kak Hyunjin"

"Ada apa Jeongin? Belum tidur?"

"Jeongin takut kak"

"Ada apa"

"Ada orang ketok pintu sama orang jalan disini. Padahal paman bibi sedang cuti"

"Lo sendiri?"

"Iy-aaaaa..."

Telepon itu terputus karena Jeongin melempar ponselnya dan berteriak saat ada cicak berwarna hitam jatuh tepat disampingnya.

Jeongin lari menuju pintu utama dan berdiri tegak disana. Menggenggam ponsel juga tentunya.

Tok!

Tok!

Jeongin berbalik dia mengintip terlebih dulu sebelum membuka pintu. Dengan segera Jeongin membuka pintu mendapati Hyunjin disana.

the terrorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang