#Don't Flirt

34 6 2
                                    

Pagi menjelang, Wendy berjalan ke luar kamar mandi dengan rambut basah. Untuk kesekian kalinya dia bermalam di tempat Taehyun. Laki -laki itu mendekat dari belakang, Wendy tengah memunggunginya menatap keluar jendela besar sambil mengeringkan rambut dengan handuk kecil milikinya. Apa Taehyun tidak punya hairdrier?. Laki-laki itu meraih handuk di tangan Wendy, membuat gadis Kanada itu menoleh dan Taehyun tersenyum membalasnya.
"Kau tidak mandi?"
Taehyun menggeleng kecil, tangannya sibuk dengan handuk dan rambut Wendy. Wendy tersenyum. Dia selalu menyukai cara laki-laki ini menunjukkan perhatiannya. tadi malam mereka melewati malam yang menyenangkan dan membuat Wendy benar-benar tidak berhenti tersenyum. Kebahagiaan dalam hidupnya lengkap sekarang. Mereka tidur menjelang malam setelah membiarkan televisi menyala tak berguna ditinggalkan mereka bercerita. Wendy tidur di kamar Taehyun, tentu saja tidak satu ranjang. Laki-laki itu tidak pernah lagi tidur dengan gadis-gadis setelah bersama Wendy. Dia juga tidak tidur dengan wanitanya itu, hanya menempati satu kamar bersama tapi tidur secara terpisah. Taehyun tidur di sofa atau kasur kecil di lantai.
Kapan Taehyun terakhir kali tidur bersama wanita? Tentu saat masih kuliah dan sebelum bersama Wendy. Ah, tidak.. dia pernah mengendap-endap pergi dengan gadis lain saat awal berkencan dengan Wendy, tapi hanya beberapa kali. Wanita itu berhasil merubahnya entah bagaimana caranya. Taehyun tetap melihat wanitanya itu sekalipun ia tidak lagi melanjutkan kuliahnya. Taehyun memutuskan untuk menghentikan studynya dan memilih untuk fokus pada musiknya. Beberapa tahun kemudian dia dan saudara-saudaranya yang lebih tua debut bersama WINNER. Sekalipun akhirnya dia meninggalkan grup itu dan memulai jalannya sendiri.
Tidak ada yang dia sesali. Semuanya berjalan dengan baik dan dia benar-benar bersyukur atas segalanya. Terutama Wendy. Memiliki gadis ini adalah hal yang benar-benar berarti baginya. Bukan hal yang mudah saat dia meninggalkan grup yang telah membesarkan namanya lalu mencoba memeperkenalkan dirinya yang baru. Sebenarnya bukan, memperkenalkan dirinya yang sebenarnya. Banyak yang dia korbankan dan itu sulit. Dia melewati tiga bulan paling gelap dalam hidupnya, mengusir Wendy jauh-jauh dari hidupnya. Bukankah sangat sulit menghadapi seseorang yang sedang berkubang dengan berbagai pikiran negatif? Itu sangat sulit. Tapi Wendy tetap menemaninya sekalipun dia pernah meminta wanita itu melepaskannya saja. Apa yang bisa dia berikan pada gadis ini waktu itu, saat kepastian pun tak mampu dia berikan. Wendy benar-benar separuh dari dirinya, gadis itu adalah hal terbesar yang harus ia jaga.
"Kau mau makan apa pagi ini? kau mandi dan aku akan menyiapkan sarapan. Pancake? Roti panggang? Atau makan berat lain?"
Taehyun tersenyum sambil menarik Wendy menghadap padanya, gadis itu juga tersenyum padanya. "aku ingin makan kau saja."
Tangan kanan Taehyun menyentuh pipi Wendy, matanya menatap ke dalam iris Wendy. Senyum Wendy hilang sekatika. "Tutup mulutmu atau kubunuh kau."
"Kau tidak akan sanggup, kau terlalu menyuaiku."
"Diam dan pergi ke kamar mandi, kau hanya akan makan sereal dan susu!"
Wendy pergi begitu saja, dia tidak suka godaan Taehyun yang seperti itu. itu bisa membuat pipinya panas dan malu tak terhingga bila dia tidak buru-buru kabur. Wendy melempar handuk kecil ke wajah Taehyun yang disusul kikikan kecil pria tampannya itu. dia kemudian beranjak ke dapur meninggalkan laki-laki itu yang dia yakin sedang berusaha meihat rona merah di pipinya. Tidak akan Tuan Nam. Kau tidak akan bisa melihatku malu seperti ini.
***
Wendy membuktikan ancamannya tadi. Setelah Taehyun selesai mandi Wendy sudah menunggunya di depan tv dengan dua mangkuk sereal di hadapannya. Matanya fokus pada berita harian di tv sambil memangku kucing putih Taehyun. Salah satu dari kucing-kucing Taehyun yang menggemaskan. .
"Oh, kau sudah selesai?..."
Taehyun hanya bergumam kecil. Dia menyusul Wendy duduk di sofa.
"Kau benar-benar memberiku ini?"
"Kau yang membuatku melakukannya...."
Wendy menurunkan kucing itu dan meraih mangkuk seralnya, mulai menikmati sarapannya tanpa mengalihkan fokus dari berita pagi itu.
"Aku? Aku melakukan apa?"
"Teruslah berpura-pura bodoh lalu nanti akan kusiram rambutmu dengan susu ini"
Wendy memutar kepalanya dan melirik Taehyun dengan tatapan menyebalkan, Wendy sendiri sebal dengan yang dikatakan Taehyun tadi. Detik berikutnya laki-laki itu sudah tertawa keras.
"Jadi setelah kita menikah kau tidak akan melakukan hal ini padaku kan?"
"Apa?"
"Setelah kita menikah aku benar-benar bisa memakanmu dan aku diperbolehkan untuk itu. jadi kau tidak bisa memberiku sereal seperti ini setelah aku menggodamu seperti tadi," Wendy membelalakkan mata, dia malu sekali sekarang. "Kita tinggal melakukannya langsung saja..."
Laki-laki itu semakin keras tertawa tanpa menghiraukan Wendy yang semakin malu sekarang. Ya Tuhan dia tidak menemukan kalimat apapun untuk membuat laki-laki ini diam.
***
Wendy membuktikan ancamannya tadi. Setelah Taehyun selesai mandi Wendy sudah menunggunya di depan tv dengan dua mangkuk sereal di hadapannya. Matanya fokus pada berita harian di tv sambil memangku kucing putih Taehyun. Salah satu dari kucing-kucing Taehyun yang menggemaskan. .
"Oh, kau sudah selesai?..."
Taehyun hanya bergumam kecil. Dia menyusul Wendy duduk di sofa.
"Kau benar-benar memberiku ini?"
"Kau yang membuatku melakukannya...."
Wendy menurunkan kucing itu dan meraih mangkuk seralnya, mulai menikmati sarapannya tanpa mengalihkan fokus dari berita pagi itu.
"Aku? Aku melakukan apa?"
"Teruslah berpura-pura bodoh lalu nanti akan kusiram rambutmu dengan susu ini"
Wendy memutar kepalanya dan melirik Taehyun dengan tatapan menyebalkan, Wendy sendiri sebal dengan yang dikatakan Taehyun tadi. Detik berikutnya laki-laki itu sudah tertawa keras.
"Jadi setelah kita menikah kau tidak akan melakukan hal ini padaku kan?"
"Apa?"
"Setelah kita menikah aku benar-benar bisa memakanmu dan aku diperbolehkan untuk itu. jadi kau tidak bisa memberiku sereal seperti ini setelah aku menggodamu seperti tadi," Wendy membelalakkan mata, dia malu sekali sekarang. "Kita tinggal melakukannya langsung saja..."
Laki-laki itu semakin keras tertawa tanpa menghiraukan Wendy yang semakin malu sekarang. Ya Tuhan dia tidak menemukan kalimat apapun untuk membuat laki-laki ini diam.
***

There Has Never Been a Day I Haven't Love You!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang