#Raining

28 5 0
                                    

“Alzheimer,”
Wendy dan Taehyun membatu di tempat duduk mereka, apa yang baru saja dr. Kwon katakan? Bagaimana mungkin? Bukankah seharusnya Wendy hanya butuh konsultasi atau semacamnya, Wendy hanya lelah dan mungkin saja itu berpengaruh pada daya ingatnya. Bukankah sesederhana itu? dan Dokter ini bilang?
***

Wendy tidak lagi mendengarkan perkataan dokter Kwon. Dia jga tidak tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi pada dirinya. Mendadak tubuhnya terasa dingin dan tanpa sadar dia menarik tangannya dari gemggaman Taehyun. Laki-laki itu juga terlihat sama terkejudnya dengan dia, Taehyun masih terus mendengarkan penjelasan dokter Kwon sambil beberapa kali melirik kecil ke arah Wendy.
Samar-samar ditengah kesadarannya yang hanya separuh, Wendy mendengar pernyataan tentang masih ada cara untuk memulihkan penyakit itu dan mengusahakan keadaan Wendy tetap baik. Kapalanya terasa kosong dan tenggorokannya kering, dia tidak kunjung menemukan sesuatu sebagai respon.
“Taehyun,” Wendy menoleh memanggil Taehyun, membuat laki-laki itu menoleh dan mendapati ekspresi takut di wajah Wendy nya, “Aku harus pulang,”
sekali lagi Wendy tidak menyadari gerakan tangannya, dia mengenggam kuat tangan Taehyun, tanpa sadar dia memohon pada laki-laki di hadapannya.
Taehyun memandang dokter Kwon dan dibalas dengan tatapan yang sulit dijelasan, tapi dokter itu tau keadaan seperti apa yang sedang terjadi di hadapannya. Dokter Kweon menganggu dan tersenyum kepada Wendy,
“Baiklah nona Son, pekan depan datanglah kembali. Jangan terlalu khawatir, Anda akan segera membaik...”
Wendy hanya mengagguk kaku, “Baiklah dr. Kwon kami permisi...”
Mereka pergi meninggalkan ruangan dengan Taehyun yang masih menggenggam erat tangan Wendy. Gadis itu tetap diam saja saat mereka meninggalkan lobi rumah sakit. Taehyun sendiri tidak tahu harus bagaimana higga tiba-tiba Wendy melepaskan tangannya dengan keras, dia seperti baru saja tersadar dari satu hal.
“Ada apa?”
“Taehyun,”
“Ya?”
“Aku akan pulang sendiri, aku baik-baik saja dan hati-hati...”
Wendy pergi begitu saja tanpa menunggu jawaban dari Taehyun, sedangkan Taehyun terlalu terkejud dengan perkataan Wendy barusan. Tapi sedetik kemudian Taehyun menyadari gadisnya sedang membutuhkan waktu. Gadis itu sedang tidak baik-baik saja, dan apa yang tadi malam dia katakan pada Wendy?, Wendy bisa mempercayainya? Laki-laki itu bahkan tidak pernah membayangkan hal seperti ini bisa terjadi. Tentu sekalipun Wendy memiliki Taehyun keadaanya tidak akan berubah semudah itu bukan?
Taehyun hanya diam saat taxi yang membawa Wendy pergi meninggalkan rumah sakit. Dia akan ke apartemen Wendy nanti sore.
***

Tidak ada yang Wendy lakukakn. Menangis pun tidak, satu-satunya yang dia rasakan saat ini adalah bingung. Dia tidak tau apa yang dia rasakan saat ini sekaligus belum mengerti dengan apa yang sebenarnya sedang terjadi padanya. Dia hanya tahu dia sudah duduk di sofa ruang tengah apartemennya sejak hampir empat jam yang lalu, sejak dia kembali dari rumah sakit dan meninggalkan Taehyun yang masih belum bisa bereaksi. 
Wendy beranjak dari sofa tanpa tau apa yang akan dia lakukan, kenapa dia tidak merasa lapar atau apapun? Wendy mendapati apartemennya mulai gelap, di luar sana matahari sudah tenggelam dan tirai panjang di jendelanya belum dia tutup. Detik berikutnya Wendy mendengar bunyi pendek dari ferivikasi pintu yang terbuka, Wendy menoleh kecil dan matanya menangkap sosok Taehyun di sana,
“Sayang.... Wendy-yaaa.....”  tidak ada jawaban dari Wendy, Taehyun menyentuh saklar lampu dan seluruh ruangan segera terang.
“Kenapa lampunya tidak dinyalakan..”
Wendy masih saja diam di tempatnya, membiarkan Taehyun terus berbicara sendiri,
“hey, kenpa lampunya tidak dinyalakan...?” senyum hangat terukir di wajah tampan Taehyun. Dia meletakkan kantung kertas yang penuh dengan belanjaan, bahan makanan.
Taehyun merentangkan tangan siap memeluk Wendy, “Kenapa masih diam saja?” Taehyun memeluk Wendy yang masih kaku, dia sendiri tidak tahu apa yang harusnya dia lakukan sekarang, membalas pelukan hangat lelaki ini?
“Jangan bilang kau hanya duduk diam di sofa sejak pulang dari rumah sakit tadi?”
Wendy mengangguk pelan, membuat Taehyun menyesali pertanyaannya. Apa yang dia pikir hanya perkiraannya saja ternyata memang baru saja terjadi. Taehyun melepas pelukannya, dia memegang kedua belah bahu Wendy, menatap gadisnya lekat-lekat.
“Kau merasa takut?” Wendy tidak menemukan jawaban, dia tidak yakin.
Taehyun mengerjap sekali sambil menghela nafas berat, dia menyibakkan anak rambut Wendy, “Kau pasti belum makan, duduklah....”
Wendy beranjak kembali ke sofa dan Taehyun mengambil sebotol air mineral dari dalam kulkas, memberikannya pada Wendy. Duduk diam menatap gadisnya meminum beberapa teguk air dingin itu. Ada sesak di dadanya meliha Wendy seperti ini. Gadisnya tidak pernah terlihat selinglung ini dan dia juga belum bicara satu katapun sejak tadi.
“Tunggu di sini sebentar,” Taehyun beranjak dan mengambil sesuatu di samping kantung kertas, satu bungkus sanwich, “Ini...” Taehyun mengulurkannya pada Wendy setelah membukakannya.
Wendy menerimanya sambil diam, menggigit makanan itu pelan-pelan. Dia masih tidak mengatakan apapun saat Taehyun memandanginya dengan raut khawatir. Saat Wendy selesai dengan sanwich nya Taehyun kembali mengulurkan botol air mineral tadi.
“Wendy-ya...’
“Taehyun-ah,” Wendy memotong kalimat Taehyun sebelum nada khawatir itu mengalun lebih panjang lagi, dia menoleh menatap Taehyun yang juga tengah menatapnya dengan kekhawatiran yang terlihat jelas di wajahnya.
“Aku minta kau pulang sekarang,”
Taehyun terkejud sesaat, hanya sesaat sebelum akhirnya ia menarik senyum tipis di bibirnya, “Baiklah, beristirahatlah dulu malam ini, aku akan menhubungi Irene nunna untuk tidak menghubungimu dulu ingga besok pagi,” tangan Taehyun mengusap puncak kepala Wendy dengan senyum yang masih ada di bibirnya.
Mereka berdua beranjak dari sofa dan Wendy mengantarkan Taehyun hingga pintu depan, “Taehyun-ah...”
“Hm?” Taehyun menoleh dan Wendy mengepalkan tangannya erat.

Wendy menghembuskan nafas panjang dan mendongak menatap lelakinya, “Pulanglah dan jangan kemari lagi, jangan pernah datang menemuiku lagi. Selamat malam,” Wendy segera berbalik dan menutup pintu sebelum Taehyun sempat bereaksi. Entah apa dan bagaimana ekspresi Taehyun sekarang yang pasti Wendy berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa apa yang dia lakukan baru saja adalah hal yang benar dan paling memungkinkan untuk dilakukan.
***






Thanks for reading 💜💕

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Thanks for reading 💜💕

There Has Never Been a Day I Haven't Love You!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang