#Baby Baby

38 4 0
                                    

Bahu Wendy bergetar hebat dan dadanya terasa sangat sesak, dia menekan kuat-kuat mulutnya agar suara tangisnya tidak terdengar. Di luar sana Taehyun sedang menggedor pintu apartemen Wendy, laki-laki itu menyerukan namanya berkali-kali.
“Nunna-ya... ya Son Wendy!”
Ketukan tangannya masih terus terasa di balik punggung Wendy, sia-sia dia menahan tangisnya. Isakan itu akhirnya keluar juga, dia tidak bisa menahan dan mnegendalikan dirinya.
“Nunna tolong buka pintunya... aku tahu kau tidak ingin seperti ini.... Wendy-ya....”

Tidak, Taehyun mendengar tangis itu, tangis yang coba Wendy tahan dengan sisa tenaganya. Dan suara tangisan itu membuat Taehyun gusar. Ada takut yang tidak bisa dia jelaskan. Wendy sendiri benar-benar tidak ingin mengeluarkan suara sedikitpun. Dia masih berharap Taehyun tidak mendengar suara tangisnya dan laki-laki itu segera pergi dari hadapan pintunya.

“Nunna yaa.... Son Wendy nunna.... tolong buka pintunya....” sekalipun Taehyun tidak bisa melihatnya tapi Wendy menggelengkan kepalanya kuat-kuat. Dia hanya ingin laki-laki itu pulang dan tidak akan terluka oleh apapun. Taehyun-ah, pulanhlah.... pergilah dan jangan pernah menatapku lagi, semua ini terlalu sakit untuk dilanjutkan
***

Wendymengerjapkan matanya pelan, kepalanya menoleh mencari penda persegi miliknya.dengan gerakan kecil dari jarinya dia membuka ponselnya. 34 panggilan masuk dan 73 pesan dari Taehyun. Wendy menjatuhkan ponsel dari tangannya dan memejamkan mata, ini belum pagi dan dia sudah tidak bisa tidur. Ini pertama kalinya dia merasa seberat ini. apa yang sebenarnya dia pikirkan? Hubungannya dengan Taehyun? Kesehatnnya sekarang? Atau dia hanya merasa takut sebearnya? Entahlah, dia masih belum bisa menyimpulkan apapun.

Wendy kembali meraih ponselnya dan membuka pesan-pesan itu, hampir semuanya berisi hal sama. Pertanyaan tentang keadaannya saat ini dan semua itu jelas menyiratkan kehawatiran yang dirasakan Taehyun.
“Mian.” Wendy membuka satu pesan suara yang terselip di antara sekian banyak pesan chat. Wendy menaikkan volume hp nya dan mulai mendengarkan isi pesan suara itu, “Maaf, seharusnya aku tahu kau sedang membutuhkan waktu untuk sendiri. Hubungi aku jika kau sudah merasa lebih baik. Beristirahatlah dahulu”

Ya Tuhan Wendy tergugu, matanya terasa panas lagi. Lihatlah, laki-laki itu sedang berusaha meredam perasaannya sendiri sekaligus sedang berusaha memahami Wendy. Apa Wendy sanggup meninggalkan laki-laki itu begitu saja seperti yang dia katakan pada hatinya beberapa jam lalu? Lalu apakah dia bisa menjamin apa yang akan terjadi pada laki-laki itu jika tetap membiarkannya terus bersama Wendy? Air mata Wendy meleleh lagi, tangannya melempar sembarangan ponsel yang ada ditangannya. Dia membalikkan badan tertelungkup memeluk boneka anjing milik Taehyun dengan keras, bahunya bergetar dan dia menangis sejadi-jadinya di boneka itu. Dia mencintai laki-laki itu dan amat sangat mencintainya, dia sangat mencintai Taehyunnya.
***


Apa yang terjadi? Bagaimana bisa seorang Son Wendy divonis menderita penyakit seperti itu? dia wanita cerdas yang sangat suka membaca buku, dengan semua gelar yang dia miliki sudah jelas bahwa dia memiliki pola hidup yang teratur dan semua yang mengindikasikan kesehatan otak yang baik. Lalu kenapa hal ini bisa terjadi? Alzheimer? Taehyun kembali meggeleng, dia masih belum percaya dengan semua ini.

Lalu apa yang beruba degan adanya Taehyun sekarang? Pada kenyataannya semua yang dia katakan kemarin benar-benar tidak berarti. Apa yang bisa dia lakukan untuk membuat wanita itu tidak ketakutan atau khawatir? Taehyun tidak bisa mengubah apapun. Bahkan untuk berada di samping gadis itu setelah berita dari dokter pun dia tidak bisa. Nyatanya banyak sekali hal yang tidak bisa Taehyun lakukan untuk Wendy.

“Hei, ada apa memanggilku?” seseorang menyapa sambil menyentuh lengan Taehyun, Song Minho. Taehyun menoleh dan mendapati tiga orang lainnya berada di belakang Mino,
“Lama tidak bertemu adik kecil!” Jinu juga menepuk bahu Taehyun, dia duduk di sebelah Taehyun. Seulas senyum terbentuk di bibir tipis laki-laki berduara indah itu. melihat mereka secara mendadak seperti ini benar-benar membuatnya sedikit lebih baik sekarang sudah lama sekali sejak terakhir mereka bertemu, dan kini mereka semua berada di sini  benar-benar seuah anigrah tuhan baginya.
“Hei, ada apa dengan wajahmu itu? Kau terlihat kusut sekali, kau bertengkar dengan nona Son kali ini?”
Taehyun tertegun sejenak. Baginamapun juga mereka tetap sangat mengerti Taehyun, mereka sudah hidup bersama sangat lama sekalipun beberapa waktu terakhir tidak lagi. Lagi pula apalagi masalah yang paling besar selain masalah dengan Wendy? Hanya wanita itu yang sanggup merubah hal besar dalam hidup Taehyun.

“Oh! Ada apa sebenarnya maknae?!”
Mino memekik dengan mata yang masih terfokus pada ponsel di tangannya. Membuat semua orang kini menatap laki-laki swag itu.
“Ada apa?”
“Irene menanyakan Taehyun padaku, dia jarang sekali bertanya tentangmu dan jika dia bertanya sudah pasti ada hubungannya dengan Wendy-ssi. Kalian berdua ada apa?”
Keempat kepala itu spontan menatap ke arah Taehyun, bukan mengintimidasi tapi jelas tatapan itu meminta penjelasan dari maknae mereka ini.
“Oh, memangnya ada apa? Apa yang Irene katkan?” kali ini Seunghoon yang bertanya.
“Dia bertanya apa aku tahu Taehyun ada dimana dan bisakan aku menanyakan kenapa Wendy tidak bisa dihubungi. Ada apa Namtae?”
“Wendy nunna sepertinya sedang tidak enak badan, aku juga belum bisa menghubunginya lagi setelah jam 7 tadi.... katakan pada Irene nunna bahwa Wendy baik-baik saja, Taehyun yang memastikan.”
Taehyun mengutuk dirinya dalam hati, dia sendiri bahkan tahu jika gadisnya itu sedang tidak baik-baik saja sekarang. Tapi sudahlah, setidaknya keempat orang dihadapannya ini bisa teralihkan dulu.

“Kalian semua sedang senggang? Kalian bisa datang bersama kemari...”
“Maneger hyung memberi ijin pada kami saat tahu kau yang akan kami temui...” Kang leader yang berbicara.
“Kau tahu manager hyung juga sangat merindukanmu, dia bilang dia melihatmu kemarin tapi sepertinya kau tidak menyadarinya.”
“Benarkah? Di mana?”
“Kami sangat merindukanmu maknae-ya.... kapan terakir kali kita bertemu?”  Seunghoon hyung memang selalu sehangat ini kan?.
Malam itu otak Taehyun seperti dibagi jadi dua, begian kepalanya berisi pertanyaan tentang keadaan Wendy sedang yang sebelahnya lagi merasa ringan dengan percakapan ringan dengan member lamanya. Setidaknya dia tidak tidur malam ini namun tidak sepenuhnya merasa tersiksa.
***



Thanks for reading, thanks for voting, thanks for your appreciate....💜💕it means a lot to me 😭😭 thank you so much...
Stay healthy and happy fasting everyone 🤗💜💕

There Has Never Been a Day I Haven't Love You!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang