PART 03

487 31 4
                                    

Semenjak keluar dari rumah sakit, Regan terus memantau keadaan Gaura dari jarak jauh. Lelaki itu tidak ingin membuat Gaura merasa tidak bebas, Regan hanya ingin Gaura merasa bebas dan nyaman. Dari atas lantai tiga, mata Regan hanya tertuju kearah Gaura yang baru saja sampai. Gadis itu datang ke kampus menggunakan kendaraan roda duanya, motor sport berwarna merah itu terparkir berdekatan dengan motor Regan.

"Gue ngga nyangka, Gaura bisa naik motor sport." ucap Reksa

"Gue dengar, gadis itu punya banyak prestasi. Salah satunya tari balet." ucap Shaka

"Cantik." gumam Regan

"Gaura tipe ideal banyak lelaki. Pasti saingan lo banyak, Bro." Reksa menepuk bahu Regan

"Ck!" Regan hanya tersenyum miring

"Caiden Nagendra, gila baru masuk kuliah lagi udah berani ngobrol sama Gaura." ucap Reksa

"Jaga mulut lo, Sa. Nanti yang samping panas." ucap Shaka

Gaura yang baru saja turun dari motor, melihat mahasiswa yang tidak dikenalinya. Lelaki bermata cokelat itu tersenyum ramah kearah Gaura.

"Lo anak pindahan itu ?" tanyanya

"Kenapa ?"

"Kenalin gue, Caiden Nagendra. Ketua BEM di kampus ini, panggil gue Aiden."

"Gaura Althanasia." ucap Gaura

"Kalau boleh tau, lo berminat buat masuk organisasi ngga, buat nambah kesibukan lo mungkin." ucap Aiden

"Untuk saat ini gue belum berminat, mungkin nanti." balas Gaura

"Oke, kalau lo berminat bisa cari gue nanti."

"Gaura, Aiden ?" pekik seseorang di belakang mereka

Keduanya menoleh, Gaura melihat Alona yang tersenyum ceria, gadis itu sangat cantik menurut Gaura.

"Aiden, lo udah sembuh ?" tanya Alona

"Udah, Na." singkat Aiden

"Gue senang dengar lo udah mulai masuk kuliah lagi. Gue kangen lo tau, Aiden." ucap Alona

Alona menarik lengan Aiden, gadis itu meninggalkan Gaura yang sejak tadi tidak diajak bicara. Gaura menyempitkan matanya, merasa ada yang aneh dengan tingkah Alona. Dari atas, Regan hanya diam memperhatikan Gaura, tatapan mata lelaki itu penuh dengan rahasia yang sulit untuk di tebak.

•••••

Perpustakaan siang ini cukup sepi dua jam setelah kelas selesai, Gaura langsung mencari buku di perpustakaan untuk ia pinjam nanti. Gadis itu berjalan menuju lorong buku yang cukup pojok, ia tidak tahu kalau di lorong buku disana sangat jarang di datangi mahasiswa. Gaura berjalan untuk mencari sebuah novel, langkahnya terhenti saat mendengar suara desahan kecil.

Kening Gaura berkerut, ia merasa penasaran dengan suara itu. Semakin ujung ternyata ada sebuah pintu yang sedikit terbuka, mata Gaura membulat melihat hubungan intim mereka. Sebuah tangan kekar menarik lengan Gaura, membawa gadis itu untuk keluar dari perpustakaan.

UNCONDITIONALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang