PART 04

460 31 8
                                    

    Suara jam beker, membuat sang pemilik yang masih bergulat dengan mimpinya terganggu. Regan berdecak tidak jelas, lalu tangan jenjangnya meraih jam beker yang berada dimeja sebelah tempat tidurnya. Regan menutupi tubuhnya kembali dengan selimut. Belum sempat selimutnya menutup sempurna ke tubuhnya. Suara pintu terbuka, membuat Regan berdecak kembali. Seseorang menarik paksa selimut Regan.

"Reganta Shailendra! Bangun, hari minggu waktunya kumpul bareng keluarga."

"Mama, Regan masih mau tidur." ucap Regan

Harsa Shailendra, wanita berusia empat puluh tujuh tahun itu masih terlihat sangat cantik, walaupun ia sudah memiliki dua putra kesayangannya. Dapat seminggu ini, Harsa berada di Ibukota untuk menjenguk keadaan putranya.

"Regan, bangun di bawah ada Gaura." ucap Nakula

Mata Regan langsung terbuka lebar mendengar nama Gaura. Sudah dapat tiga hari Gaura menjauh darinya, dan sekarang gadis itu datang ke mansion Shailendra.

"Pagi, Mamaku tercinta." Regan mencium pipi Harsa dan berlari keluar kamarnya

"Anak-anak Mama udah dewasa semua." ucap Harsa

"Tapi tetap jadi putra kecil kesayangan Mama, benar bukan ?" ucap Nakula

Harsa mencubit pelan pipi Nakula.

"Benar. Hari ini Vior jadi datang juga ?" tanya Harsa

"Hari ini Vior ngga bisa datang, Ma. Nakula harus temani Vior terapi." balas Nakula

"Ngga papa, Sayang. Semoga lekas pulih, salam buat Vior sama keluarganya." ucap Harsa

Nakula memeluk sejenak wanita yang sangat Nakula sayangi itu. Baginya Harsa adalah ibu yang sangat pengerti, bahkan nilai kasih sayang Harsa untuk anak-anaknya tidak terhingga.

"Nakula, pergi dulu ya, Ma." Nakula berpamitan

"Hati-hati dijalan, Nakula."

Dilantai bawah, Regan tersenyum lebar melihat Gaura yang sedang asik mengobrol dengan sang ayah. Vijendra Shailendra, pria berusia lima puluh satu tahun itu menoleh saat melihat putra keduanya sudah turun.

"Pasti itu anak belum mandi." ucap Jendra pada Gaura

"Asik banget, kalian bahas apa." ucap Regan

Jendra memutar bola matanya, "Dasar kamu ini. Pasti dengar nama Gaura langsung lari, belum sempat mandi, bukan ?"

"Biarin dulu, Pa. Regan lagi kangen sama Gaura katanya." Harsa datang menghampiri mereka

Harsa tersenyum hangat melihat Gaura yang sangat cantik.

"Cantik, kaya Mama waktu masih muda." ucap Harsa

"Mama juga masih cantik." ucap Regan

"Benar. Tante juga masih keliatan cantik awet muda." ucap Gaura

"Jangan panggil Tante, panggil Mama juga ya." Harsa merapihkan anak ranbut Gaura

"Regan, sana kamu mandi dulu. Kamu ngga malu apa, Mama sama Gaura udah harum dan cantik. Masa kamu lesu begini." ucap Jendra

UNCONDITIONALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang