07. Jalan Keluar

2.4K 663 24
                                    

Hari masih begitu pagi, matahari bahkan belum terbit dengan sempurna ketika ponsel Jisung berdering menandakan adanya sebuah panggilan masuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari masih begitu pagi, matahari bahkan belum terbit dengan sempurna ketika ponsel Jisung berdering menandakan adanya sebuah panggilan masuk.

Enggan dia menjawab panggilan tersebut, setidaknya sebelum dia melihat kalau Minho lah yang menelfonnya.

"Halo kak.."

"Halo ji, udah bangun?"

"Iya kebangun karena suara telfon" Jisung mengucek matanya kemudian beranjak duduk, dapat didengarnya suara kekehan Minho di seberang sana.

"Kakak tumben bangun sepagi ini, ada apa?"

Untuk beberapa saat hanya ada keheningan yang mengisi sambungan telfon mereka berdua, sampai akhirnya suara Minho terdengar.

"Cuma pengen ngobrol sama kamu tanpa didengar Felix atau Hyunjin aja"

Jisung terkekeh pelan, sebenarnya dia masih mengantuk tetapi ia tidak cukup tega untuk mengaku kepada Minho yang seperti nya sedang ingin mengobrol dengannya.

"Sebenarnya kakak pengen curhat, boleh?"

"Boleh.."

Helaan nafas Minho terdengar, "janji kamu jangan marah"

Walaupun awalnya sedikit ragu, Jisung tetap menjawab "Janji" Ucapnya.

"Kakak kefikiran buat ketemu sama mama kamu"

Jisung terdiam, dia tidak mengatakan apapun, mungkin kalimat yang baru saja diucapkan oleh Minho terdengar normal untuk orang lain. tetapi untuk mereka berdua kalimat tadi sangat tabu untuk di dengar, sangat tabu sampai mampu membuat Jisung kehilangan semua kosa kata di kepalanya untuk beberapa saat.

"Kenapa?" Jisung tercekat, dia sakit hati tentu saja. bagaimanapun juga pria yang dicintainya pernah berada dalam hubungan yang tidak wajar dengan ibunya, dan hubungan itu berlangsung sangat lama, lebih lama dari hubungan mereka berdua.

Tetapi Jisung ingin mendengar alasannya, jika Minho memang benar-benar berniat mengkhianatinya dengan cara yang sama seperti dulu, dia tidak akan memberitahu Jisung seperti sekarang kan.

"Felix nggak baik-baik aja Ji, dia masih nggak bisa ketemu banyak orang"

Suara Minho terdengar begitu pelan, ada kepedihan di setiap nada suaranya. "Kakak nggak tega kalau harus ngelepas dia sekolah umum, kesehatan dia bisa semakin buruk, kakak pengen dia homeschooling"

"...."

Hening, Jisung hanya duduk diam di atas ranjangnya, ada rasa benci yang terselip di hatinya tetapi rasa benci itu segera tergantikan dengan perasaan iba begitu ia mendengar suara Minho yang mulai menangis di seberang sana, Jisung tahu dengan pasti kalau Minho sedang tidak memiliki siapapun untuk diajak bercerita saat ini.

(√) Bad Blood (2/2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang