09. Lihatlah sekali lagi

2.9K 690 116
                                    

Sosok Ayah yang tidak dekat dengan Chan, entah karena angin apa tiba-tiba sosok itu mengunjungi kantor Chan, tetapi bahkan sampai hampir pada menit ke-10 sepasang ayah dan anak itu berada di dalam satu ruangan yang sama, masih tidak ada percakapan...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sosok Ayah yang tidak dekat dengan Chan, entah karena angin apa tiba-tiba sosok itu mengunjungi kantor Chan, tetapi bahkan sampai hampir pada menit ke-10 sepasang ayah dan anak itu berada di dalam satu ruangan yang sama, masih tidak ada percakapan di antara mereka.

Chan sendiri lebih suka melanjutkan membaca dengan cermat semua dokumen dari berbagai divisi di perusahaan, dia harus bekerja dengan sungguh-sungguh kalau tidak ingin harta yang ia kejar dengan mengorbankan banyak hal ini lepas dari genggaman nya.

"Chan.."

Gerakan tangan Chan yang sedang menandatangani sebuah dokumen sempat terhenti, ia berdeham. Ayah nya berdiri memunggungi nya, menghadap ke luar memandangi gedung pencakar langit dari jendela besar di ruang kerja Chan.

"Kenapa Papa manggil aku Chan, bukan nya dulu Papa bilang kalau namaku Chris?"

Punggung Ayahnya masih membelakanginya, langit sore yang menjingga menjadi latar belakang sosok ayah nya yang mungkin enggan untuk berbalik.

"Memangnya apa bedanya?" Sang Ayah bertanya.

Chan memejamkam kedua matanya, tengkuknya yang terasa pegal karena ia yang seharian bekerja terasa semakin sakit.

"Jelas beda" Chan menjawab "Chan adalah nama dari Papa, dengan marga Kim yang merupakan marga Papa"

"Sejak lama namaku bukan Chan lagi, aku bukan bagian dari Kim lagi, kalau Papa ke sini mau bujuk aku lagi so'al warisan maka jawaban ku tetap sama seperti dulu dan akan tetap sama sampai kapan pun"

Kali ini sosok tampan dengan garis wajah lebih tegas dari Chan itu berbalik, "Papa tidak pernah ingat pernah membesarkan monster penikmat uang seperti kamu Chan" Sorot mata Ayah Chan tenang, seperti permukaan danau yang dasarnya tidak tergapai oleh satu atau dua buah galah.

"ya, tentu saja Papa tidak ingat karena Papa nggak pernah benar-benar membesarkan aku"

Hening.

Selang beberapa detik kemudian dokumen-dokumen di atas meja dirapikan oleh Chan, ditumpuk menjadi satu kemudian ia taruh di sudut meja, pemuda itu lalu bangun dari posisinya.

"Aku pergi" Chan melangkah meninggalkan ruangan, tetapi ucapan Ayah nya yang terakhir berhasil membuat Chan menghentikan langkah nya.

"Kamu kira siapa yang meyakinkan Kakek dan nenek kamu sampai menyerahkan 60% harta keluarga Kim ke bocah kasar seperti kamu?"

Langkah Chan terhenti, "Yang jelas bukan Papa kan?"

"Ya, Papa yang bujuk mereka"

Kali ini Chan berbalik untuk menatap sangsi sang Ayah, "Jangan bohong kalau hanya ingin dapat simpati dari aku"

"Christopher!" seru Ayah nya.

"Ya begitu, Papa selalu manggil aku dengan nama itu!"

Ayah nya langsung memijit pangkal hidungnya, "Dengar nak, Papa menyesal pernah tidak memperhatikan mu, Papa tau sekarang sudah terlambat untuk minta maaf, tetapi Papa tetap ingin minta maaf"

(√) Bad Blood (2/2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang