17. Topeng

2.4K 616 154
                                    

Tetesan air hujan yang membasahi kaca jendela menjadi penghalang bagi Felix untuk melihat pemandangan di luar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tetesan air hujan yang membasahi kaca jendela menjadi penghalang bagi Felix untuk melihat pemandangan di luar.

Dari jendela yang buram Felix memandang gedung-gedung di tepi jalan, pemandangan dengan mudah berganti seiring dengan mobil yang ia tumpangi terus melaju, seandainya hidup juga bisa berubah semudah itu.

Seandainya saja, melupakan tentang hal traumatis bisa semudah itu, pasti Felix tidak akan seperti ini sekarang, bertingkah layaknya pecundang yang tidak dapat melindungi diri sendiri, dia pasti tidak akan secengeng ini.

Ponsel yang ada di genggaman terus-terusan berdering, sebuah panggilan masuk dari nomor yang tidak ada di kontak terus datang selama menit terakhir.

"Felix kenapa nggak diangkat?"

Remaja itu menjawab pertanyaan Changbin dengan gelengan kepala, wajahnya yang terlihat sakit mengundang rasa kasihan hadir ke wajah Changbin, lelaki itu mengulurkan tangannya untuk mengelus rambut Felix, sayangnya dengan refleks Felix menghindar dari perhatian kecil tadi.

Begitu sadar dengan kemungkinan kalau Changbin bisa saja tersinggung, Felix langsung meminta maaf, "Mr  Seo, saya tidak bermaksud," Felix menggigiti bibir bawahnya, ingin memandang wajah Changbin tetapi dia kembali kehilangan sedikit kepercayaan dirinya yang sempat dia miliki saat berada di dekat Changbin.

"Kamu masih teringat kejadian tadi ya?"

















Beberapa saat sebelumnya..







"Saya bukan pahlawan, saya adalah wali kelas yang bertanggung jawab atas kalian, karena itu saya mau kamu berhenti mengganggu Felix, Yang Jeongin!"

"Mengganggu ya?" Jeongin beralih meraih pinggang Felix menggunakan lengannya, "Mau saya beritau apa yang lebih mengganggu?"

Jeongin memasang wajah misterius, tidak ada yang tahu apa isi fikirannya sekarang kecuali dirinya sendiri, "kehadiran anda Mr Seo, itu lebih mengganggu dari apapun"

Setelah itu Felix dia bawa serta keluar dari sana, Felix berusaha mendorong Jeongin tetapi setiap satu dorongan maka akan dibalas oleh Jeongin dengan remasan kuat di pinggang nya, rasanya sakit, Felix ketakutan.

Ponsel di saku celana Felix ambil, menekan angka satu cukup lama sampai sebuah kontak dengan nama 'Kak Minho' muncul dalam panggilan.

"Halo," Suara Minho terdengar bahkan ketika dering pertama belum selesai.

Jeongin melirik tajam ke arahnya, Felix berusaha untuk mengabaikannya, "K-Kak Minho, tolong Felix" Saat itu Felix sudah hampir menangis, terlebih saat ia tidak melihat Changbin yang berniat menolongnya.

(√) Bad Blood (2/2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang