10. Telepon Tengah Malam

4.4K 674 151
                                    

Pak Danu mengucap salam sebelum melangkah keluar dari kelas, menandakan bahwa jam pelajaran sosiologi telah usai dan akan terjadi pergantian pelajaran. Baik siswa maupun siswi yang semula mengantuk bahkan tertidur, dengan ajaib langsung berubah menjadi segar kembali. Suasana kelas yang sepi pun berubah menjadi riuh seketika. Di antaranya bahkan ada yang ikut Pak Danu keluar dari kelas, bukan untuk ke kamar mandi, tetapi untuk bolos ke kantin.

Tetapi dari tigapuluh lima penghuni kelas 12 IPS 3, ada seseorang yang terlihat lesu di mejanya. Seseorang yang tidak lain adalah Dita. Cewek itu meletakkan kepalanya di atas meja dan memusatkan tatapan pada kursi kosong di sampingnya. Kursi yang sudah lama tidak diduduki oleh sang pemilik. Mengapa?

Sang pemilik yang tidak lain adalah Galen, sudah menghilang tanpa kabar selama dua minggu ini.

"Udah dong, Dit. Positif thinking aja, mungkin dia lagi ada urusan." ujar Adara yang tidak tahan melihat Dita yang berbeda sejak menghilangnya Galen.

Dita menghela napas. Dia menegakkan punggungnya dan menatap Adara yang entah sejak kapan sudah duduk di depannya. "Kira-kira Galen kenapa ya, Dar?"

Menghilangnya Galen memang menjadi hal yang membingungkan bagi Dita. Padahal sebelumnya mereka baik-baik saja, bahkan sikap Galen ia rasa mulai sedikit lembut daripada sebelumnya. Tapi sekarang? Pesan tidak buka, telepon tidak dijawab, bahkan ia cari di rumah pun Galen tidak ada.

Sebuah spekulasi masuk ke dalam pikiran Dita, dia mengira kalau Galen mungkin pindah rumah. Sayangnya ia tidak tahu dimana, dan tidak ada seorangpun yang tahu.

"Lo nggak nyoba hubungin orang terdekatnya Galen gitu?"

Dita berdecak, "Galen nggak deket sama siapa-siapa, Dar. Di sekolah kan dia cuman deket sama gue."

"Bener juga."

Dalam hati, sebenarnya Dita menyesal mengapa dia tidak meminta nomor ponsel Zio, abangnya Galen. Kalau punya kan dia bisa bertanya pada lelaki itu. Tapi tunggu sebentar, Dita baru ingat kalau Galen menghilang tepat sehari setelah pertemuannya pertama kali dengan Zio. Apa menghilangnya Galen ada hubungannya dengan Zio?

"Ck, gue pusing!"
Dita mengerang frustasi dan bergerak pergi entah kemana, tidak menghiraukan panggilan dari Adara yang mencemaskannya.

"Gue nggak bisa kayak gini terus. Pokoknya gue harus cari tahu tentang Galen! Harus!" gumam Dita dengan penuh tekad.

Mungkin kalau Galen seperti pacar-pacarnya yang sebelumnya, Dita tidak akan peduli. Tapi Galen ini berbeda, dua minggu yang ia butuhkan untuk membuatnya sadar kalau cowok itu berhasil mencuri hatinya. Dan Dita harus memperjuangkan cowok itu!

"Eh, ada neng Dita."

Sosok mahkluk bermasker tiba-tiba merangkul Dita dari belakang. Membuat Dita kaget dan langsung menjauh ketika menyadari kalau sosok itu adalah Juna.

"Abang Juna perhatiin keknya lagi galau nih. Coba cerita sama abang Juna, bakalan dikasih solusi deh!"

Dita merengut dan lebih memilih untuk tidak menggubris Juna. Dia sedang tidak mood untuk meladeni cowok ini.

"Eh, mau kemana? Jangan cuekin abang Juna dong." ujar Juna sembari memegang lengan Dita saat cewek itu hendak pergi.

"Lepasin!" Dita menyentak kasar tangan Juna. Wajahnya benar-benar bete dan membuat Juna tidak tahan untuk tidak bertanya kembali.

"Kenapa sih? Tumben, lagi ada masalah ya sama si es batu?"

Kembali, Dita merengut. Tapi kalau dipikir lagi, lebih baik ia bertanya kepada Juna, siapa tahu cowok ini mengetahui sesuatu tentang Galen. "Galen udah dua minggu nggak masuk. Lo tahu dia kemana? Atau info apa gitu?"

Frozen's LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang