CHAPTER 5 - DECIDE

688 122 13
                                    

"Ya, aku siap-siap dulu yaa!!", aku berucap untuk keterakhir kalinya sebelum menutup teleponku

Hari ini, aku dan Petra akan pergi ke kantor pusat Rose Airways, yang katanya membuka pelatihan sampai seleksi bulan depan.

"Ma, aku berangkat dulu, ya", ucapku sambil menutup pintu rumah

"Ya, hati-hati nak! Jangan pulang terlalu larut!", seru Mama samar-samar

Aku berjalan menuju halte bus di dekat rumahku. Kira-kira 6 menit jaraknya. Petra menyuruhku untuk mampir ke rumahnya dulu, untuk makan siang katanya. Aku selalu suka makan siang di rumah Petra. Masakan mamanya benar-benar lezat.

Ting Tong

Bus tujuanku berhenti tepat di depan halte. Pintunya terbuka. Beberapa orang keluar. Aku masuk ke dalamnya

Aku membuka handphone ku. Rupanya ada chat dari Petra.

PETRA RAL

Kau sudah di mana? Masih lama tidak? Kalau masih lama lebih baik kita makan siangnya di luar saja
12.13

Tidak, kok. Aku sudah di bus. Paling sebentar lagi sampai
12.14

Tentu saja aku lebih suka makan di rumah Petra. Sudah gratis, terjamin enak pula.

-10 menit kemudian...-

Halte berikutnya, halte Shinganshima. Bagi penumpang yang akan turun, diperkenankan.....

Bus berhenti. Aku pun turun dari bus. Rumah Petra tidak jauh dari halte ini. Jadi berjalan kaki saja tidak masalah.

°
°
°

Ting tong

Aku menekan bel rumah Petra.

"Ya!! Sebentar", terdengar sahutan dari dalam rumah

CKLEK

"Wah! Nak (y/n)! Ayo masuk! Petra ada di dalam", sambut mama Petra ramah

"Ya, Tante. Terimakasih"

Aku melangkah masuk ke dalam rumah Petra.

"Hai, (y/n)! Ayo kita makan dulu!", ajak Petra yang sudah duduk manis di atas kursi meja makan

Aku dengan semangat duduk di sampingnya. Mama Petra datang menghampiri kami.

"Maa! (Y/n) bilang mau makan dulu katanya"

"Hush! Kamu yang ngajakin tadi, kan?", aku mencubit lengan Petra. Malu, lah. Dasar Petra bodoh.

"Hahaha... Tidak apa-apa. Masih banyak lauk tuh di atas meja", Mama Petra membuka tudung saji

Aku mengambil seporsi nasi dari rice cooker, kemudian sayur dan lauk masakan Mama Petra yang terhidang rapi di atas meja.

"Enak, kan?", tanya Mama Petra dengan wajah bangga

"Tentu saja! Masakan tante memang yang terbaik!!" jawabku dengan mulut penuh

Kami selesai makan sekitar jam setengah satu. Kami pun berpamitan dengan Mama Petra.

"Hati-hati ya! Kalau ada orang gila di tengah jalan jangan diajak ngomong!", seru Mama Petra sambil melambaikan tangan

Kami membalas melambaikan tangan
sambil tertawa.

"Naik apa, nih?", tanya Petra

"Getek"

"Hah??!"

"Ya naik itu lah!", aku menunjuk bus seperti yang tadi kunaiki

"Oooh"

Kami menunggu di halte bus. Aku sedang sibuk mencari alamat kantor pusat di google.

"Menurut google, kita naik bus dan turun di halte Trost. Kantor pusat tidak jauh dari sana", ucapku setelah membaca artikel yang tersedia di internet.

"Itu busnya datang", Petra menunjuk ke arah bus datang

Bus berhenti di depan kami, kemudian pintunya terbuka. Orang-orang berdesakan untuk masuk.

'Ting tong, pintu akan ditutup'

Bus mulai melaju di jalanan yang basah(?)(kapan ujannya?). Kami tidak dapat kursi untuk duduk. Tadi Petra sempat dapat kursi, namun dia menyerahkannya pada seorang wanita tua di hadapannya. Sungguh pengorbanan penuh hati yang mulia! (#alay)

Aku memperhatikan hilir mudik kendaraan dari tempatku berdiri. Kota ini begitu ramai. Baik dari penduduknya maupun pengunjung dari negara asing. Ya, kota Maria memang kaya akan tempat wisata dan kuliner, yang mengundang turis dari seluruh pelosok dunia untuk datang ke sini.

Dua puluh lima menit berlalu begitu saja tanpa terasa.

'Halte berikutnya, halte Trost. Bagi penumpang yang akan turun, diperkenankan untuk...'

"Petra, kita turun di sini", aku menyenggol lengan Petra

Petra mengangguk. Kami merapat ke arah pintu.

Suara mendesis menandakan bahwa pintu telah terbuka. Aku dan Petra melangkah turun dari bus.

"Sebentar, aku buka google maps dulu", aku mengeluarkan handphoneku dari tas

Kantor Pusat Rose Airways
Tujuh menit jalan kaki. Belok kanan di jalan Gyoe. Lurus sampai toserba. Belok kiri di perempatan. Tujuan anda ada di sebelah kiri.

Aku menunjukkan tulisan di layar handphone ku pada Petra. Ia mengangguk. Kami mulai berjalan mengikuti arah yang ditunjukkan oleh aplikasi maps di handphone iPhone X ku yang mehong{mahal}
(Pamerrrrrrr)

Setelah kira-kira tujuh menit berjalan, kami berhenti di depan gedung tinggi bertuliskan ROSE AIRWAYS.

"Di sini, kan?", tanya Petra meyakinkan

"Ya"

Kami berdua masuk ke dalam.











Lengang.

●•°TO BE CONTINUED°•●

AIRFALL [ Levi Ackerman X Reader] Fan Fiction (FF) - REVISI - Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang