05. Different

22 4 0
                                    

"Sekuat apapun menyembunyikannya, yang namanya kecewa pasti tampak"

.

.

.

.

.

.

Pelajaran hari ini sangat membosankan untuk Soyun, gadis itu hanya duduk di bangkunya dengan sepasang earphone di telinga yang tengah memutarkan lagu untuk mengisi kebosanan.

Soyun melihat keluar jendela menatap pohon dan dedaunan yang bergerak karena terkena hembusan angin.

Matanya mulai terasa berat untuk dibuka, Soyun perlahan mendaratkan kepalanya keatas lipatan tangan diatas meja.

Saat ia akan menutup mata dengan sempurna, gadis itu merasa seseorang menyenggol lengannya.

Rasa kantuknya besar namun siapa yang menyeggol lengannya itu lebih mengganggu, "Hya, kondisikan tanganmu" ucapnya mengangkat kepala sambil melirik pria didepannya.

Pria itu membalas dengan gerakan tubuh, mengisyratkan Soyun untuk melepas earphone nya dulu, namun ia tak menghiraukan pria itu dan berniat untuk meletakkan kepalanya kembali.

Namun pria itu mengetuk dahi Soyun dengan jarinya, dan Soyun membalas tatapan tajam kepada pria itu.

Akhirnya Soyun mengikuti permintaan pria itu dengan melepas earphonenya.

"Ada apa?" tanya Soyun dengan nada malas.

Lagunya terdengar samar dari earphone, dan tatapan mata pria itu seakan berkata, 'Apakah telinganya baik-baik saja?' sambil menggelengkan kepalanya heran.

Pria itu mengalihkan tatapannya melihat Soyun, "This is time to study, not sleep" ucapnya sambil menunjuk jam tangan yang ia kenakan di pergelangan tangan kirinya.

"Biarkan aku tidur, kau diam saja" balas Soyun akan memasang earphonenya kembali, namun pria itu menghetikan gerakan tangan Soyun.

"Tapi kau tidur dengan mendengkur" jawab pria itu yang berhasil membuat Soyun merasa kesal dengan tingkahnya.

Akhirnya Soyun meletakkan earphonenya asal, melipat tangannya di atas meja dan mengarahkan pandanganya pada guru yang sedang mengajar didepan kelas.

Pria itu kembali menghadap kedepan, dan saat itulah Soyun kembali memasang earphonenya, namun baru saja Soyun menyentuh earphonenya, pria itu sudah menoleh kebelakang lagi dengan tangannya yang seolah meminta earphone Soyun.

"Hyaa Taehyun-aa, bisakah kau diam saja dan jangan hiraukan aku" ucap Nara dengan kesal menatap pria bernama Taehyun itu.

"Tidak bisa, aku sudah pernah mencobanya, tapi suara dengkuranmu memecah konsentrasi belajarku" ucapnya dengan tangan yang tetap meminta earphone Soyun.

Daripada berdebat dengan anak ini, Soyun yakin akan kalah dan ia sendiri yang akan kena marah oleh gurunya.

Dengan kesal Soyun menyerahkan earphonenya pada Taehyun, dan menekuk tangannya malas di atas meja sambil berusaha menyangga kepalanya yang serasa akan tumbang karena ngantuk dan malas.

Serasa dewi fortuna sedang berpihak padanya, bel istirahat kemudian berbunyi, Soyun dengan segera berdiri dari bangkunya, melangkah keluar kelas tanpa menghiraukan Hejin yang sedari tadi memanggil namanya.

Dan tanpa berteriak lagi Hejin langsung beranjak dan menyusul temannya itu.

"Hya, tuli tunggu aku" panggilnya saat mendapati sosok Soyun yang tak jauh beberapa langkah dari depan kelas.

Clandestine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang