Eskrim di musim bersalju? (Part 2)

538 81 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

Beberapa menit kemudian, mereka menemukan sebuah kedai eskrim yang kebetulan sedang buka. Renjun masih heran, mengapa di musim dingin ini masih ada saja yang menjual eskrim.

Padahal eskrim memang dijual setiap hari, sepanjang tahun, tanpa memandang musim.

Dasar Renjun.

Chenle langsung memesan dua buah eskrim. Satu di dalam mangkuk berisikan eskrim rasa cokelat dan vanilla dengan taburan chocochip, dan satu lagi di atas cone berisikan eskrim rasa mint dengan siraman saus cokelat. Ia sempat menawarkan eskrim kepada Renjun, dan ditolak langsung olehnya.

Lebih baik aku membuat cokelat panas, batin Renjun.

Bukannya cepat bergegas meninggalkan kedai tersebut, Chenle malah betah berlama-lama di sana. Ia sangat menikmati eskrim pesanannya, bahkan ia senang mengobrol dengan seorang kasir yang kebetulan salah satu teman lamanya. Kepala Renjun mulai mendidih, sudah menunggu lama, disuguhi pemandangan "adik"nya yang sedang bercengkrama dengan kasir di sana pula. Tangannya terasa dingin, namun kepalanya terasa panas.

Dengan sedikit terpaksa, Renjun menarik lengan kiri Chenle dan berpamitan dengan sopan kepada kasir, kemudian keluar dari kedai eskrim tersebut. Setelah beberapa langkah, ia menggenggam erat tangan kirinya.

"Hyung, kenapa kau menarikku keluar? Kan aku belum selesai mengobrol dengannya..."

Renjun menoleh ke arah Chenle, kemudian membalasnya, "Kau tidak kedinginan? Lebih baik kita pulang lebih cepat agar tidak kedinginan."

"Kedinginan sih... Tapi kan aku bisa meminta pelukan darimu, Hyung. Hehehe."

"Untuk hari ini aku tidak mau memberikannya padamu. Peluk saja eskrim itu," ucap Renjun, kemudian menjulurkan lidahnya ke arah Chenle.

Mendengar balasan tersebut, raut wajah Chenle berubah seratus delapan puluh derajat, dari yang awalnya senang menjadi sedih. Tidak dipeluk setengah hari olehnya saja ia tak tahan, bagaimana jika satu hari penuh?

"Aaah Hyuuuuung... Renjun Hyuuung... Renjun Hyung tampaaan..."

Rengekan-rengekan Chenle sukses membuat Renjun tertawa geli. Wajah memelasnya sangat menggemaskan di matanya, dan oh! Bibirnya yang sengaja dimanyunkan itu terlihat lucu, sangat sangat lucu hingga Renjun tak tahan untuk mengecupnya—dan menyesapnya, mungkin.

Karena suara rengekannya tidak begitu sehat bagi telinganya, Renjun segera menghentikannya dengan menempelkan bibirnya ke bibir yang lebih muda, dilanjutkan dengan kekehan kecil yang keluar setelah ia melepas ciumannya.

"Iya, iya, aku akan tetap akan memelukmu bahkan jika kau tidak memintanya. Ingin menonton film setelah sampai di tempatku?"

Mendengar tawaran tersebut, Chenle menganggukkan kepalanya semangat. Setelah itu, ia menyandarkan kepalanya di pundak kanan Renjun yang terlihat lebar.

"Hehe, Renjun Hyung memang yang terbaik!"




R & C . C & R

.

.

.

Ehehe, kelar.

Sengaja aku bagi 2 karena di buku ini ceritanya khusus dibikin pendek-pendek, sekitar 500-600-an words lah maksimalnya. :v

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cara Renjun menyeret Chenle untuk keluar dari kedai eskrim

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cara Renjun menyeret Chenle untuk keluar dari kedai eskrim. :"3//




끝.

A Short Story of Ren, Le. [RenLe]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang