WARN! 18+
.
.
.
Renjun terkejut melihat suaminya, Chenle, ketika ia keluar dari kamar mandi. Kedua manik kelamnya terpaku pada apa yang dikenakan Chenle saat ini, mulutnya pun menganga lebar. Seingatnya, sebelum ia masuk ke dalam kamar mandi dirinya masih melihat Chenle memakai kaos hitam dan celana pendek hitam lengkap dengan handuk putih yang bertengger di leher jenjangnya. Ya, setelahnya adalah giliran Renjun untuk mandi.
Sekarang, Chenle hanya berbalut sebuah jubah mandi berwarna putih, sama seperti Renjun. Walaupun istrinya itu memakai dengan cukup rapat, ia masih dapat melihat kulit putih mulusnya yang mengintip malu-malu dibaliknya.
Yang bisa Renjun tebak, Chenle sedang tidak memakai apa-apa selain jubah mandi tersebut.
Sambil berjalan menghampirinya, Renjun bergumam, "Wah... Dalam rangka apa kau menggunakan ini, hmm?"
Chenle hanya tersenyum lebar. Ah, tersenyum penuh arti lebih tepatnya. Ia menyandarkan diri pada sisi jendela kamar hotel yang mereka pesan, dengan kedua tangan sebagai tumpuannya. Kepalanya sengaja dimiringkan ke kiri, membuat leher mulusnya terekspos.
Aih, ingin rasanya Renjun mengecup bagian demi bagian kulit putihnya itu.
"Menggunakan apa? Ini?" tanya Chenle, kemudian menarik perlahan tali yang mengikat jubah mandinya. Ia tidak melepas ikatan sepenuhnya, hanya sebagian saja.
Renjun meletakkan pakaian bekasnya di salah satu bangku, kemudian lanjut berjalan menghampiri laki-laki berparas imut itu. "Apa kau sedang menggodaku, sayang?"
"Menurutmu, Gege sayang?"
Kini Renjun berada tepat di hadapan Chenle, dalam jarak yang cukup dekat. Yang lebih muda dapat mencium aroma harum yang menguar dari tubuh suaminya, begitu pun dengan yang lebih tua. Sambil mengarahkan tangan kanannya untuk memeluk pinggang Chenle, Renjun mendekatkan wajahnya pada wajah manis miliknya.
"Di mataku, kau terlihat sangat menggoda," bisik Renjun.
"Kalau begitu, aku sedang menggodamu," balas Chenle dengan bisikan yang terdengar seduktif di telinga Renjun.
Tangan kanan Renjun turun dari pinggang ke daerah bokong Chenle, mengelusnya dan meremasnya perlahan.
"Apa ada alasan yang lebih kuat untuk melakukan ini, hmm?" tanyanya, berbisik tepat di telinga kanan Chenle.
"Sesuai kataku tadi, aku pikir ini sudah waktunya—nghhh, untuk melakukan ini—emhhh..."
Sambil menjilat telinga kanan Chenle dengan sensual, Renjun berbisik, "Tepat di waktu bulan madu kita, hmm?"
"Tentu saja—Aaakh! Jangan digigit, Ge..."
Renjun tertawa pelan, lalu menghentikan aksinya itu. Ia menatap istrinya dalam-dalam, yang dibalas tak kalah dalam olehnya. Ia mendekatkan bibirnya pada bibir ranum milik Chenle. Tepat ketika kedua bibir itu menempel, Renjun berkata,
"Ready for shout my name, honey."
Chenle sempat membalasnya, "Of course, my master."
Dan ya, kegiatan panas mereka dimulai dari kedua bibir yang saling beradu.
R & C . C & R
.
.
.
DIBIKIN TAMBAHAN LAGI JANGAN???!
Ga usah lah ya, daripada otak kalian jadi kotor semua huhuhuhuhuhuhuhu.
Maaf kalau part yang ini ga begitu memuaskan :""""
Gara-gara foto mereka yang OYF + dorongan dari beberapa readers aku jadi kepikiran buat bikin begituan kan hhhhh
Nih, aku kasih fanart yang versi soft aja biar kalian berhenti berpikir yang aneh-aneh -,-//
Cr : ada di foto, on Twitter.
끄... 아니?
KAMU SEDANG MEMBACA
A Short Story of Ren, Le. [RenLe]
Short StoryRenLe's short story collection; bakal update kalau muncul ide kecil di pikiranku. Hehehe. Yang ingin menyumbang ide maupun menyumbang tulisan di sini pun tidak apa-apa, kontak aku aja! ^v^// !WARN! BxB! KHUSUS UNTUK RENLE SHIPPER! Don't take it ser...