Bab 43 - 44

281 31 1
                                    


Bab 43
   
    Guru itu memandang Lu Ran tak berdaya dan mengibaskan kertas itu di tangannya.

    Semua orang di tempat kejadian, kecuali gurunya, tahu kepada siapa Lu Ran menyesal.

    Beberapa siswa tidak bisa menahan tawa dan tidak bisa menahan tawa.

    Dengan beberapa tawa pendek, siswa lain di kelas tertawa.

    Dalam tawa yang berarti dari semua orang.

    Yu Xia tidak punya nyali untuk melihat ke atas.

    Dia menundukkan kepalanya, telinganya merah menyala.

    Guru Cina meletakkan kertas tes Lu Ran dan dia tidak melihat ada yang salah.

    "Oke, oke. Tenang saja, semuanya, dan kita akan mulai kelas sekarang."

    Setelah seluruh pelajaran, Yu Xia tidak menonton Lu Ran sepanjang waktu.

    Antusiasme di wajahnya belum mereda.

    ...

    Sore hari adalah pertandingan basket.

    Game di Sekolah Menengah Qingcheng akan segera hadir.

    Yu Xia tidak pergi, dia duduk dengan linglung di mejanya di rumah.

    Meskipun Lu Ran tidak memberitahunya, dia ingat dengan jelas kapan pertandingan bola basket dimulai.

    Yu Xia menatap kertas konsep di depannya dan menggambar di atasnya.

    Ketika Yu Xia kembali kepada Tuhan, dia membeku.

    Dia memperhatikan bahwa dia menulis tanpa sadar, dengan nama Lu Ran di kertas konsep.

    Secara kebetulan, ponsel di sebelah buku itu tiba-tiba bergetar.

    Yu Xia panik, seolah-olah pikirannya tiba-tiba hancur.

    Dia dengan cepat melipat kertas konsep di atas meja, dan nama Lu Ran menghilang di depan matanya.

    Pada titik ini, hatinya perlahan menjadi tenang.

    Yu Xia mengambil ponselnya, sebuah pesan dari Lin Zhiyan.

    "Yu Xia, bukankah kamu datang untuk menonton pertandingan? Hanya ada satu jam tersisa sebelum pertandingan dimulai."

    Pikiran Yu Xia agak kacau, dia tidak menjawab dan meninggalkan teleponnya.

    Yu Xia sudah lama menunggu.

    Lu Ran tidak pernah mengirim pesan.

    “Yu Xia.” Suara Yu terdengar di luar pintu.

    Yu Xia menjawab dan berdiri.

    Ibu Yu melirik ekspresi Yu Xia, wajahnya tidak terlalu bagus.

    Dia memandang meja Yu Xia: "Kamu tidak tinggal di kamar untuk mengerjakan pekerjaan rumahmu."

    "Berjalan keluar dengan Mom, kan?"

    Yu Xia mengangguk, dia mengambil ponsel di atas meja dan meletakkannya di sakunya.

    Lalu dia mengenakan mantel dan pergi dengan Yu Mu.

    Ujung lainnya.

    Lu Ran memasuki lapangan basket.

    Begitu dia memasuki lapangan, dia melirik auditorium.

Just because I moved [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang