first meet

1.6K 130 8
                                    


Warning!
Typo bertebaran

Matahari baru saja menampakkan dirinya. Ada seorang namja yang sudah menunggu di halte bus untuk menuju ke sekolahnya.

Sekarang, ia tengah melamun entah memikirkan apa. Hembusan angin dinginpun membuyarkan lamunannya. " Taehyung, jangan melamun!" Ternyata hantu bernama jisoo yang memanggilnya. " Eommo!" Taehyung pun sontak kaget. " Kau ini mengagetkanku saja jisoo. omong omong, siapa temamu itu?" Tanya taehyung sambil menunjuk hantu yeoja di samping jisoo.  "Perkenalkan. Ini temanku nayeon".

Mereka pun berbincang bincang sejenak. Nayeon ternyata tahu banyak tentang dunia akhirat. Katanya, tepat sebelum ia mati, nayeon sudah memasuki kehidupan ke 5 nya. Legenda mengatakan bahwa jika seseorang telah ber reinkarnasi lebih dari 3 kali, ia akan mengingat kehidupan sebelumnya ketika mereka sudah menjadi arwah.

Mereka berbincang bincang cukup lama hingga bus sekolah taehyung pun tiba. "Sampai jumpa jisoo, nayeon. Aku pergi dulu yaa" kata taehyung sambil melambaikan tangannya. Jisoo dan nayeon pun melambaikan tangan mereka pada taehyung. "Lihat si Taehyung aneh itu. Pasti dia sedang melambaikan tangan pada teman hantunya. Ish... Ish.. apa dia sekesepian itu? Dia bahkan tidak punya teman manusia." Ucap seorang gadis yang duduk di depan kursi Taehyung. Taehyung pun tidak mau ambil pusing dengan meladeni orang orang yang berbicara buruk tentangnya. Toh dia juga sudah terbiasa menjadi buah bibir. Tidak di Daegu atau di Seoul, itu sama saja. Orang orang selalu saja membicarakan bakat taehyung yang dianggap keanehan oleh sebagian besar masyarakat.

Akhirnya, bus itu pun tiba di sekolah. Murid murid pun berlarian menuju kelas mereka masing masing. Taehyung pun menghabiskan hari sendiri disekolahnya. Selalu seperti itu. Ia diasingkan oleh teman temannya karena bakat yang dimilikinya. Sama kasusnya ketika ia masih di daegu. Awalnya, ia merasa sedih. Taehyung berharap untuk bisa memiliki kehidupan pertemanan yang baik di seoul. Namun, harapannya kandas. Ia memilih untuk tidak peduli. Seberapa keras apapun ia mencoba, ia tetap akan dijauhi.
Untungnya, ia akrab dengan hantu hantu di sekolah, jadinya ia tak terlalu kesepian.

Jam istirahat makan siang pun tiba. Ia memilih untuk duduk sendiri di bangku pojok kantin. Taehyung hanya makan sebuah apel dan minum air putih. Ia makan dengan perlahan sambil melamun. Lalu seseorang menepuk pundaknya dan bertanya "apakah aku boleh duduk di sini?" Tanya namja itu. Taehyung menganggukkan kepalanya.

"Perkenalkan, aku son dongpyo" namja itu pun menjulurkan tangannya. Taehyung pun membalasnya dan memperkenalkan dirinya. Mereka pun mulai mengobrol  tanpa menghiraukan pandangan aneh yang diberikan oleh orang orang yang ada disekitar mereka. Ternyata, dongpyo adalah murid beasiswa dari yeongdeok yang baru pindah ke seoul 1 bulan setelah Taehyung.

Disela sela pembicaraan, Taehyung pun ingat kalau ia harus memberi peringatan pada namja imut yang tengah mengobrol dengannya. "Dongpyo, maaf aku menyela. Tetapi aku ingin memberikan peringatan padamu. Aku ini bisa melihat hantu. Tak apa kalau kau tak mau berteman dengan orang aneh sepe-" dongpyo pun memasukkan sepotong mangga miliknya ke mulut taehyung.

" Dengar ya Taehyung hyung, aku tidak peduli kau bisa melihat hantu, kau bisa berbicara dengan rumput, atau kau bisa berkomunikasi dengan bakteri sekalipun aku tidak peduli. Kau orang yang baik dan asyik hyung. Aku melihat kemampuanmu sebagai anugerah. Pasti takdir membuatmu memiliki kemampuan itu." Dongpyo pun tersenyum.  " Terimakasih dongpyo. Hanya itu yang bisa aku katakan. Aku tidak memiliki teman karena kemampuanku ini. Kau satu satunya teman yang aku miliki. Terimakasih karena mau menerimaku menjadi temanmu."tanpa terasa, Taehyung meneteskan airmata. " Kau ini berlebihan hyung. Jangan menangis seperti ini. Aku jadi ikut sedih" dongpyo menyeka airmata taehyung.
" Dongpyo, aku lihat ketua osis kita, kim hyunbin memperhatikanmu lho..." Kata Taehyung sambil menoel noel pipi dongpyo.

Setelah sekolah usai, Taehyung berjalan menyusuri koridor bersama dongpyo. Mereka pun saling berpamitan di persimpangan. Sebenarnya, rumah Taehyung searah dengan rumah dongpyo. Tetapi dia harus bekerja di supermarket yang arahnya berlawanan dari rumahnya. Taehyung pun memulai hari pertamanya bekerja menjadi kasir. Dia harus ramah dan selalu tersenyum. Awalnya, Taehyung gugup. Ia takut kalau ia tak bisa bekerja dengan baik. Tapi, Taehyung melakukan pekerjaannya dengan sangat baik sehingga mendapat pujian dari bosnya dan rekan kerjanya.

Sif Taehyung pun usai. Ia memutuskan untuk duduk di bangku depan restaurant itu. Ia membaca tulisan nama restaurant itu. Disitu tertulis ' shinigami '. Taehyung heran, "shinigami dalam bahasa jepang berarti malaikat maut. Kenapa ada orang konyol yang menamai restaurant nya dengan malaikat maut. Tetapi, restaurant itu ramai juga. Pengunjungnya juga orang kaya" gumamnya. Setelah itu Taehyung melamun. Di lamunannya, taehyung merapalkan kata kata yang entah dari mana ia ketahui.

Pandanglah bulan itu
Bunga sakura berjatuhan, kau ada
Daun maple yang berguguran saat musim gugur, kau disampingku
Dan saat aku memejamkan mata kamu ada di pikiranku.

Taehyung pun merasa diselimuti kehangatan. Dia merasa seperti berada dalam pelukan seseorang. Matanya yang indah masih terpejam, ia tak tahu siapa yang memeluknya begitu erat dan hangat.

Apakah ini mimpi atau khayalan, apakah ada orang yang mau memeluknya seperti ini? Apakah sebenarnya ia berhalusinasi? Taehyung tak pernah memiliki kekasih sebelumnya. Ia merasa sangat nyaman berada dalam dekapan orang ini.

Perlahan, ia membuka matanya. Ia melihat seorang pria tampan, berambut abu abu, ber bibir plum, bermata bulan sabit, berhidung (maaf) kurang mancung yang memakai setelan jas serba hitam dan memakai jubah hitam.
Sontak ia kaget " siapa kau?" Taehyung menyadari bahwa ia tak ada di bangku depan restaurant shinigami.

Sekarang ia berada di gubuk tengah danau dengan banyak teratai dan kunang kunang. Tempat ini sangat indah. Selain itu, ada kebun bunga kecil di tepi selatan danau.

Setelah hening sejenak ia pun mulai bertanya kepada pria yang memeluknya "ahjussi, dimana aku?"
"Apa aku bisa pulang? Bagaimana kalau aku tidak bisa pulang? Bagaimana ini paman?" Tanya Taehyung. Pria itupun tersenyum dan mengusap pipi taehyung " aku bukan siapa siapa. Kau ada di dekapanku. Dan jangan khawatir, kau bisa pulang." Pria itu menatap mata taehyung. "Aku Taehyung ahjussi. Nama ahjussi siapa?" Tanya taehyung sambil menatap jimin "aku park jimin. Taehyung, apakah kita pernah bertemu?" Tanya jimin. "Entah lah, kita pernah berpapasan mungkin. Tapu mengapa aku tidak takut atau was was padamu ahjussi. Seolah kita telah lama mengenal." Kata Taehyung dengan polos. Jimin diam saja tak bergeming. ' mengapa aku tidak bisa melihat kehidupan lampaunya?' batin jimin.

" Sudah larut. Ada baiknya kalau kau pulang sekarang. Akan sangat berbahaya jika kau pulang terlalu malam." Jimin menatap taehyung dengan lembut. " Tapi bagaimana aku pulang? Aku tidak tahu jalan pulang ahjussi. Disini juga tidak ada sinyal, aku tidak bisa menggunakan google maps ku. Bagaimana ini paman?" Taehyung panik.

"Rangkul aku. Aku aka membawamu ke tempat tadi kau duduk". Taehyung pun merangkul jimin. Dengan sekejap mata, mereka telah sampai di bangku depan restaurant shinigami.

" Aku akan mengantarmu pulang. Dan tidak ada penolakan!" Kata jimin. "Baiklah ahjussi. Gomawo" pipi Taehyung mengeluarkan semburat merah yang menurut jimin sangat menawan.

Taehyung pun sampai di depan rumahnya. Dia melambaikan tangan pada jimin. Jimin tersenyum dan berkata " semoga kita dapat bertemu lagi taehyung" jimin menghilang ditelan gelapnya malam.

Di kamar, Taehyung tidak bisa tertidur. Ia memikirkan perjumpaannya dengan ahjussi tampan itu. Ia masih menerka apakah ini hanya mimpi atau imajinasinya saja. Ia pun terlelap ditengah pemikirannya

A. N

Maaf guys, aku masih noob dalam menulis fanfic
Aku harap kalian bisa kasih kritikan agar fanfik ini jadi lebih baik
Terimakasih...

Semoga aku bisa update setiap hari

Aku juga minta dukungan kalian dalam bentuk vote, comment, dan kritikan

till We Meet againTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang