4. Black Magic Woman

432 65 25
                                    

THE PRINCE'S AWAKENING

Black Magic Woman

"Kamu memikirkan Ten, iya 'kan?"

Tidak ada gunanya untuk Jisoo kalau ia berbohong pada Taeyong, karena sedari tadi ia memang memikirkan Ten.

"Kamu tak salah, Taeyong." Jisoo bergumam kecil.

Taeyong berdecak. "Melihatnya di penjara seperti itu ternyata sangat memengaruhi pikiranmu, ya. Jangan katakan padaku kalau kamu ingin aku berteman lagi dengannya, huh?" Taeyong sama sekali tidak melirik kearah Jisoo, ia fokus dengan jalanan di depannya.

"Ya. Ten terlihat sangat menyesal hari ini. Dia terlihat hanya ingin membantu kita. Aku harap kita bisa mempercayainya lagi. Aku ingin semuanya kembali seperti dulu."

"Tak akan. Apa yang dilakukan Ten tidak akan bisa begitu saja selesai." Desis Taeyong.

"Aku hanya memikirkan kamu pasti merasa kesulitan untuk melihatnya tadi. Kalian berdua dulu sangat dekat,"

Cengkraman tangan Taeyong di setir mengencang. "Ya, lalu, apa yang bisa kulakukan? Dia seharusnya tidak mengkhianati kita seperti itu. Kita tidak bisa mempercayainya. Kamu tidak boleh mempercayai kata-katanya."

"Tidak, kok. Tak perlu khawatir." Lidah Jisoo merasa kelu saat mengucapkan itu. Apa dia tidak bisa mempercayai Ten?

"Kamu benar-benar gadis yang lembut, Jisoo." Taeyong tersenyum saat mengucapkan kata-kata itu.

Jisoo mengerutkan alisnya saat gelembung yang berkonflik muncul dalam dirinya. Taeyong mungkin benar, tapi...apa itu salah jika memberikan Ten kesempatan kedua?

"Berhenti memikirkan itu. Dia mengkhianati kita. Ceritanya selesai." Kata Taeyong dengan kesal. Ia masih bisa melihat isi pikiran Jisoo yang masih saja memikirkan mantan sahabatnya itu.

Jisoo mengulurkan tangannya dan menaruhnya diatas tangan Taeyong yang memegang setir mobil. "Aku tahu. Tapi tetap saja rasanya sulit untuk kehilangan persahabatan seperti itu."

Taeyong mengubah posisi tangan kanannya dan ia mengenggam tangan Jisoo lalu menaruhnya dipangkuan sang gadis. "Hikmahnya adalah bahwa aku akhirnya mendapatkanmu selama kekacauan tahun lalu. Menukarmu dengan Ten rasanya adil. Aku bisa hidup tanpa Ten." Taeyong tidak mengucapkan kalimat selanjutnya. Tapi, Jisoo tahu itu. Taeyong tidak bisa hidup tanpanya.

Setelah kehilangan seseorang yang begitu dekat seperti Ten, Taeyong tidak bisa memikirkan kalau ia akan kehilangan Jisoo juga.

"Aku tidak akan pernah meninggalkanmu. Kamu tahu itu, kan?" Kata Jisoo sembari tersenyum simpul kearah Taeyong.

Taeyong tersenyum malu-malu. "Aku tahu," ia menarik nafas pendek. "Tapi pikiran itu kadang masih membuatku takut."

Taeyong tidak pernah mengakui bahwa ada sesuatu yang ia takutkan.

"Sebelumnya, apakah kamu akan mengatakan bahwa kamu tidak bisa hidup tanpaku?" Goda Jisoo pada Taeyong.

Taeyong menggelengkan kepalanya, itu membuat Jisoo terkejut. "That's a lot of pressure to put on one person. Aku bahagia denganmu dan aku ingin kita bersama selamanya. Tapi aku menjadikanmu alasan agar aku tetap hidup. Dan kamu akan merasa bersalah jika kamu ingin putus denganku. Itu sepertinya tidak benar untukku."

"Aku tak pernah berpikir begitu," Jisoo langsung merespon. "Tapi itu tidak penting. Aku tidak akan pergi kemanapun. Aku juga bahagia denganmu. Aku menjadi Vampir untukmu dan kamu benar-benar berpikir aku akan meninggalkanmu?"

"Tidak." Nada bicara Taeyong terdengar penuh percaya diri.

"Itu retoris, kamu tahu."

"Aku tahu."

The Prince's Awakening ☞Taesoo☜ [PENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang