6. Reunited

349 53 16
                                    

THE PRINCE'S AWAKENING

Reunited

"Apa yang sudah kulakukan?" Kento mengambil langkah mundur dari Jisoo yang masih berlutut didepannya.

"Kento, kau mengenaliku?" Tanya Jisoo, ia tak mengerti ada apa ini.

Kento mengangguk. "Aku baru mengenalimu barusan. Maaf, aku sangat, sangat menyesal. Aku tidak bisa mengontrol diriku sendiri."

Jisoo kembali mengingat saat Kento mencoba mencekik tenggorokannya tadi. Jisoo ingin mempercayainya tapi...

Kento bisa melihat keraguan di wajah Jisoo. Dia terlihat agak terluka karenanya. "Aku mengerti. Aku adalah binatang buas yang tidak masuk akal beberapa saat yang lalu. Aku tidak tahu kapan aku akan kembali ke binatang itu lagi. Jika kau ingin aku pergi, aku akan pergi. Aku tidak ingin menyakitimu." Kata Kento.

Ini semua bisa saja hanyalah permainan untuk membuat Jisoo lengah. Tapi Kento bertingkah seperti Kento, Jisoo tahu itu. Tapi, Jisoo tidak akan lengah dan tidak akan membiarkan Kento yang sekarang pergi begitu saja.

"Jangan pergi. Aku mempercayaimu."

Tanpa peringatan, Jisoo meluncurkan dirinya sendiri pada Kento, meninggalkan Kento yang tidak ada pilihan selain untuk menangkap Jisoo dalam pelukan erat. Jisoo memeluk Kento dengan hangat, seolah-olah pria itu belum mencoba membunuhnya satu menit yang lalu.

"Kau mempercayaiku?" Wajah Kento terkubur di rambut Jisoo, tapi suaranya keluar dengan air mata. "Kau mempercayaiku setelah apa yang kulakukan padamu?"

"Bagaimana mungkin aku tidak mempercayaimu? Kau salah satu keluargaku. I could tell the real you from a mile away," Jisoo memegang Kento sejauh mungkin untuk bisa melihatnya dengan baik. Seperti yang Jisoo duga, mata Kento berbingkai merah dengan air mata bersyukur. "Aku merindukanmu." Bisik Jisoo.

"Aku juga merindukanmu. Aku berharap kita bisa bertemu satu sama lain dengan cara yang lebih baik, bukan dengan aku yang mencoba membunuhmu. " Bisik Kento, ia menyesal.

"Aku hampir bisa mengatakan pantas bertemu denganmu lagi."

Kento mengerutkan bibirnya. "Kematianmu tidak akan berarti apa-apa."

"Kalau begitu, untungnya aku tidak mati, bukan?" Jisoo mengerling.

"Tapi jika kau ingin bukti bahwa aku benar-benar kembali ke akal sehatku, bagaimana kalau aku memberitahumu sesuatu yang hanya aku yang tahu?"

Jisoo menipiskan bibir lalu mengangguk. "Baiklah. Silahkan."

"Ketika Taeyong membawamu pulang pada hari pertama kamu bertemu keluarga kami, kau jatuh dari tempat tidur mencoba menjauh dariku. Dan aku samar-samar ingat menendang pantatmu di Mario Kart." Kento menawarkan senyum tipis pada Jisoo, dan saat itulah Jisoo ingat moment itu.

"Itu kau!" Jisoo memeluk Kento lagi, dan dia tertawa kecil. "Aku tidak akan menyalahkanmu atas tindakanmu ketika kau tidak bisa mengendalikan tubuhmu. Kau tahu itu, kan?" gumam Jisoo.

Sikap serius kembali ke fitur Kento. "Kau benar dengan berasumsi aku tidak mengendalikan tubuhku. Aku memegang kendali sekarang, tapi itu mungkin tidak berlangsung lama. Aku bisa menjelaskan semuanya, tetapi aku harus cepat." Mata Kento berputar ke sekeliling dengan gugup. "Dan, kita seharusnya tidak berbicara di tempat terbuka seperti ini."

Jisoo juga melihat ke sekeliling pemakaman. "Kau lebih suka bicara dimana? Disini kita benar-benar hanya berdua. Bukankah itu artinya disini adalah tempat yang aman untuk bicara?"

"Ya, memang. Tapi aku dikirim kesini untuk menyerang siapapun yang mengunjungi kuburanku. Aku khawatir orang yang mengirimku bisa saja muncul kapanpun."

The Prince's Awakening ☞Taesoo☜ [PENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang