16 Days

46 16 3
                                    

"Gimana keadaan Echan?" tanya Nana yang nampak khawatir.

"Udah mulai membaik sih, katanya Echan belum minum obat kemarin. Maaf ya, kita jadi gak bisa lanjut" Biru tertunduk, merasa bersalah.

"Gak apa-apa kok. Setelah selesai ini semua, aku mau jengukin Echan ya?" lambat laun Nana mulai terbiasa memakai aku-kamu, walau terkadang jika ia sadar, Nana akan tersipu malu.

Lalu mereka sampai di kamar yang tertera '99'. Sama seperti sebelumnya,

"Kali ini namanya Jenny, tapi panggilannya Jejen. Seumuran sama Echan. Dia pasien penyakit—apa ya namanya?" Biru mengandahkan kepala, sedang berpikir.

Lima menit di depan pintu,

"Gak usah nama penyakitnya, gapapa" bisa-bisa gadis itu darah tinggi karena berbincang dengan Jaemin. Karena pemuda itu selalu kelamaan mikir.

"Jantungnya gitu dah yang bermasalah. Makanya dia lebih kalem dari Echan. Gak boleh capek" Nana pun membulatkan mulut.

"Di rawat sama siapa?"

"Tantenya. Tapi tantenya masih muda banget, belum nikah malahan. Yuk masuk"

Setelah mengetuk pelan, Biru pun meraba sekitaran pintu, mencari engselnya. Ketika Nana membantu membuka, tanpa sengaja tangan mereka saling bertautan. Tangan Biru yang berada di atas tangan Nana, reflek ia tarik kembali.

Tanpa keduanya sadar, jantung mereka sama-sama berdetak tak karuan. Pintu pun terbuka, terlihat Jejen yang sedang bermain boneka princess, dan kawan-kawan.

"Hai Jejen, Kak!" sapa Jaemin dengan senyuman khasnya.

"Hai! Siapa tuh cewek di belakang kamu? Pacar ya?" goda kak Rose. (bukan yang di upin&ipin ya, tolong)

"Temen kak. Kebetulan dia pengen bagi-bagi hadiah buat anak-anak disini"

"Hadiah!!?" Jejen yang mendengarnya langsung menatap lekat gadis berkacamata di belakang Jaemin.

"Hai, nama kamu siapa?" Nana pun menghampiri Jejen yang tengah duduk manis di atas bangsal.

"Aku Jejen, kak" Jejen pun mengulurkan tangan, lantas di sambut hangat oleh Nana.

"Jejen suka barbie gak?"

"Suka!!!" senyuman Jejen pun merekah.

"Nih ada barbie buat Jejen" setelah mengambilnya, tak lupa Jejen mengucapkan terima kasih. Jejen cadel huruf R, dan itu tampak sangat menggemaskan bagi Nana.

"Tapi maaf ya, Jen..." sontak ketiga gadis di ruangan itu menatap Biru.

"Kenapa, kak?" raut wajah Jejen mulai berubah, sedikit nelangsa.

"Barbienya kalah cantik sama kamu" mereka yang berada di sana tertawa, dan Jejen yang paling keras tertawa tentunya. Tak lupa ada satu orang juga yang bersemu merah.

Mereka pun lanjut ke kamar selanjutnya, dan seterusnya sampai mainan yang di bawa Nana habis. Setelah itu mereka menuju ke kamar 101.

"Echan gimana kabarnya?" tanya Biru setelah berdiri di sebelah bangsal Echan.

"Echan mah elwes sehat dan seterong, kak" Echan pun mengacungkan jempolnya.

"Always, bukan elwes. Strong, bukan terong" koreksi kak Jeje. Echan pun hanya cengengesan.

"Makanya atuh ulah kebanyakan nonton pilem barat. Udah teu aya translatena, tong hilap nyadak obat kan maneh" omel kak Jeje. Ya laki-laki bersaudara itu memang ada keturunan sunda. Walau jarang di pake, kecuali sedang bertengkar.

"Ya atuh Echan teh hoyong kaliling dunya. Kudu getol diajar basa asing" sahut Echan tak terima.

"Berantem mulu ya debang ini. Kalau kak Jeje lembur aja. Pasti saling kangen..." ledek Biru.

"Kak Jeje tuh yang kangen Echan, Echan mah gak kangen kak Jeje" Echan menatap sinis kakaknya.

"Oke, gak di beliin boneka prajurit lagi nih"

"Ya Echan minta kak Nana atuh. Kak Nana kan baik gak kayak kak Jeje, mwleee" Echan pun menjulurkan lidahnya.

"Echan gak boleh gitu sama kak Jeje. Kan kak Jeje yang ngerawat Echan, nemenin Echan. Dengerin kata kak Jeje ya" Nana menasehati Echan, sembari mengelus pucuk kepala anak itu.

"Iya kak Nana cantiknya aku...."

Kalau kau pernah merasakan hujan saat langit cerah, kuharap kau mengerti saat hati menangis dikala bibir tersenyum.

Kenangan yang akan ia rindukan. Oh bukan, lebih tepatnya yang akan mereka rindukan suatu hari.


































 Oh bukan, lebih tepatnya yang akan mereka rindukan suatu hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝐒𝐮𝐤𝐚𝐫 𝐓𝐞𝐫𝐠𝐚𝐩𝐚𝐢『√』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang