❛❛Akhirnya ya, setelah semesta mempertemukan kita di saat yang tak terduga. Sekarang kita bisa bersatu di bawah rumah sang pencipta. Mulai detik ini, saat ijab qobul, hingga ujung usia. Ku kan selalu menyayangimu sebagaimana semesta melukis warna dunia. Aku sudah membaca suratmu, dan maaf, aku tidak bisa kalau hidup tanpa kehadiranmu. Pintaku hanya satu, selalu percayalah padaku, maka aku akan selalu ada untukmu❜❜
—Langit Biru 2k2O
Di bulan penghujung tahun, sepasang takdir itu melangsungkan pernikahan, saling mengikat janji suci. Mereka menikah di masjid yang dulu ninuninu squad bangun bersama para warga. Semakin berganti bulan, bangunan itu semakin megah dan banyak jamaah yang datang.
Masjid itu berseberangan langsung dengan pantai. Di pinggir pantailah Nana dan Biru mengadakan resepsi pernikahan.
Para tamu duduk di sebuah restoran milik Angkasa. Sekarang ia berubah, mulai membuka bisnis seperti sahabatnya—Dirga. Selain itu mereka juga bekerja sebagai dokter di salah satu rumah sakit ternama. Dan, mereka sama-sama mengangkat anak yang entah datang dari mana.
Lihatlah sekarang, mereka berfoto bersama, saling menjahili satu sama lain. Tak seperti adik mereka yang sedari tadi ribut ingin menyumbangkan suara.
"Gua dulu, kan gua yang punya acara"
"Gua aja"
"Suara lu jelek"
"Suara lu tuh yang kayak radio rusak"
"Inget umur, gaesss" seru Bara tiba-tiba.
Akhirnya mereka kembali seperti semula. Mlya, kembali membicarakan hal random,
"Inget Haidar gak?" ucap Nares yang baru ingat sesuatu.
"Oh.. Inget. Kenapa?" mereka menunggu jawaban, sedangkan Nana hanya bisa menyimak.
"Katanya dia punya kembaran ya? Namanya Haedar. Terus katanya si Haedar ini tunawicara"
"Ah, masa?"
"Serius?"
"Tjih jinjja?!" acara ngegibah pun berlanjut hingga acara selesai.
Nana dan Biru tengah duduk di ranjang, membelakangi satu sama lain.
"Na" Panggil Biru, dan hanya di balas deheman oleh Nana.
"Mulai sekarang jangan panggil Biru"
"Terus? Panggil Langit aja, gitu?"
"Panggil Aa' aja"
"Ih.. Kayak tukang somay depan rumah aku"
"Ya udah lah panggil sayang, kalau kamu gak manggil kayak gitu aku gak akan nenggok" final Biru, lantas merebahkan diri.
"Biru" lelaki itu tak menghiraukannya. Agaknya ia serius dengan ucapannya.
"Langit"
"Upil badak"
"Sayang?!" Biru langsung sedikit menolehkan wajah, tersenyum jahil menatap istrinya.eakkk
"Kenapa? Sini tiduran" Biru membalikkan tubuhnya, menghadap Nana. Lantas perempuan itu tiduran di samping Biru.
"Kamu tau kalau kak Angkasa sama mas Dirga adopsi anak kan?" tanyanya.
"Iya, kenapa? Mau punya anak juga ya?" godanya.
"Bukan itu"
Biru menyergitkan dahi,
"Terus?""Aku liat mereka kerepotan gitu ngurusinnya. Aku gak mau punya anak dulu ya. Tunggu sampai aku kejar paket,ya?" lirih Nana sepelan mungkin.
"Ya udah" Biru membalikkan tubuhnya kembali, membelakangi istrinya. Ih ngambekkan banget jadi suami, untung ganteng, batin Nana sembari mempoutkan bibirnya.
I don't know the scene of a married couple, because I'm single. So the ending is very little, sorry. Just pray there is a special ending or special part. Okay, see you n thanks🖤
🖤end🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐮𝐤𝐚𝐫 𝐓𝐞𝐫𝐠𝐚𝐩𝐚𝐢『√』
Teen Fiction❝𝚈𝚘𝚞 𝚌𝚑𝚊𝚗𝚐𝚎𝚍 𝚝𝚑𝚎 𝚠𝚊𝚢 𝙸 𝚜𝚎𝚎 𝚝𝚑𝚎 𝚠𝚘𝚛𝚕𝚍.❞ °𝙽𝚊𝚗𝚊° °𝙽𝚊 𝚓𝚊𝚎𝚖𝚒𝚗° 𝚜𝚝𝚊𝚛𝚝 : 𝙾𝟹/𝙾𝟺/𝟸𝙾𝟸𝙾 𝚏𝚒𝚗𝚒𝚜𝚑 : 𝟷𝟼/𝙾𝟺/𝟸𝙾𝟸𝙾 𝚋𝚊𝚗𝚗𝚎𝚛 𝚋𝚢 @WoonJS