Ku lalui hari demi hari hingga tak terasa, hari telah masuk hari ke tiga.saat pagi hari. Aku terbangun karena suara telpon dari Nando. Ia mengajakku untuk car free day – an di alun – alun kota Sidoarjo. Aku pun langsung bangun dan mencari seperangkat alat jogging. Saking semangatnya, aku lupa sarapan, dan hanya membawa uang Rp.10000.
ya di hitung – hitung, paling cmn bisa dapet es sama bayar parkir, paling kembalinya cuman bisa di buat beli snack. Setelah menuju alun – alun dan berkumpul di tempat yang di tentukan, akhirnya kita berdua memulai jogging hingga olahraga lain. Tak terasa waktu menujukkan pukul sepuluh pagi. Kita berdua menuju rumah untuk istrahat.
Setelah istirahat di kira cukup, kita bergantian mandi. Lalu nando mengajakku untuk ke warung terdekat. “nto, ke warung yuk?” ajaknya. “ngapain?? Aku gaada uang. Udah abis tadi. Lupa bawa uang lebiihan.” Jawabku. “Yaudah ayok gapapa. Tak bayarin wes!!” katanya. Akhirnya kita menuju warung terdekat untuk melakukan rutinitas kita. Ya , nge game.
Tak terasa waktu sudah sore. Waktunya kembali kerumah masih dalam keadaan lapar, aku pun tadi sempat ingin membeli makanan di warung tersebut. Tapi aku segan kepada Nando yang selalu baik kepada semua kawannya. Termasuk aku.
Ketika aku pulang, aku membuka pintu dan langsung masuk. Dapur adalah tujuan utamaku, setelah sekian lama aku keluar dari rumah dengan keadaan lapar. Ku mencari apa pun bahan makanan di dapur, kulkas pun tak luput dari pantauan ku. “njrit, nih rumah gede, tapi dapurnya kosong! Bisa mati kelaparan ini mah” gumam ku. Setelah ku berputar-putar di dapur, akhirnya ku menemukan sebutir telur saja. Akhirnya, akupun menggoreng telur tersebut.
Sayup sayup ku mendengar suara pintu terbuka, “weh siapa tuh anjir sembarangan masuk ke rumah ku?”. Aku akhirnya menuju pintu untuk mengecek siapa yang masuk. “Hoi!! Siapa lu anjir?! Masuk ke rumah gue sembarangan.” teriak dia.
“Eh kamu tuh yang masuk sembarangan. ”sergah ku dengan cepat. “jangan - jangan lu maling ya?” katanya sambil dia membawa vas bunga dari meja ruang depan. ”eh kamu jangan nuduh semabarang, ini rumah ku, lu tuh yang maling, masuk kaga permisi juga!!!” elak ku.
Tak terima, dia pun melemparkan vas bunga yang dia bawa tadi ke arahku tapi tak bisa mengenaiku karena aku telah siap mengelak dari tadi, dan ku mencium bau gosong dari arah dapur. “eh itu bau gosong dari mana weh??” tanyanya. “entah, eh jangan-jangan itu dari dapur, seingatku tadi.......” ingatku.“TELOR GOSONG!!!!” kita serempak teriak. Ku lihat wajan ku telah terbakar atasnya, dan telurku gosong, menghitam. Akhirnya kita berusaha mencari air untuk memadamkan api yang membakar wajan tersebut.
“Elu tuh ya, udah masuk kerumah orang malah ngebakar wajan orang, bangsad lu emang!!” bentak dia dari belakang ku. “eh, kamu tuh yang masuh ke rumah orang gak permisi!!” protesku. Ketika aku menoleh, tiba-tiba ia melemparkan sesuatu sehingga mengenai dahi ku secara tepat sasaran.
Seketika itu aku langsung jatuh hinga ku tak sadarkan diri, tapi sebelum ku tak sadarkan diri, sempat ku mendengar dia berkata “rasain tuh maling, mampus kau!!”“kulanuwun (permisi), Bu Ifah pulang. Loh kok pintunya buka an? Biasanya tertutup. Hmmm. ” Kata Bu Ifah. Bu Ifah pun masuk dan melihat hulya berada di dapur yang memandangi ku yang tergeletak di lantai. “Eh mbak Hulya, mas Anto nya sampean apain, kok ssampe tiduran di lantai? Mana dahinya juga agak benjol?” tanyanya.
“loh ini siapa buk?” tanya hulya dengan nada sedikit panik. “Dia Mas Anto, anak majikan Bu Ifah. Kamu apain dia?” tanya Bu Ifah. Bu ifah langsung menyuruh Hulya untuk membantunya menggendongku menuju kamar tidur ku.
Jam dua belas malam aku tersadar. Dan ku melihat Hulya tertidur di dadaku. Aku pun berpikir ‘anjrit, nih anak udah ngelempar benda ke kepala. Eh malah tidur di dadaku. Eh tapi janganlah, kasihan dia sekarang, mungkin kecapean abis ngerawat kepala ku paling.’
Aku terus saja menatap Hulya dan tiba – tiba ia membenarkan posisi tidurnya dan merangkul ku tanpa ia sadari. Aku pun melanjutkan tidur ku dengan tetap membiarkan posisi ini karena tak enak membangunkan orang yang telah tertidur pulas.“Mas Anto. Woi Mas Anto!! Bangun woi, udah jam enam lebih lima belas” teriak seorang perempuan, tapi aku agak tak mengenali suara siapa itu, tapi aku familiar dengan wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The 2 PERSON
HumorKehidupan remaja dari 2 orang bersaudara. Anto adalah anak kandung dan Hulya adalah anak angkat. Kisah ini menceritakan tentang kehidupan 2 anak tersebut. Anto seorang yang polos. Dan Hulya adalah seorang yang sedikit nge gas. ...