( lanjutan lagi, capek cuy)

5 0 0
                                    

   "WWWOOOIIIIIII!!! MAS ANTO. BANGU WOII!!! UDAH KESIANGAN INI, SEKOLAH APA NGGAK???" teriaknya. Aku punt terbangun dengant penuh kaget. "Apasih nyet. Pagi – pagi udah kisruh!!" sentakku. " dih elu tuh ya, di bangunin gak terimakasih malah di bentak. Gih sono mandi!!! Bau lu kek kambing tau gak." bela Hulya.

  Dengan malas, aku berjalan ke kamar mandi. Dan melihat, peralatan mandiku hilang ntah kemana, yang biasanya berserakan di wastafel, sekarang ntah kemana. Setelah ku cari, ternyata Hulya menaruhnya di balik cermin yang berada di atas wastafel.

  Setelah melakukan rutinan pagi hari, akhirnya aku berangkat menuju sekolah. "Bu Ifah, aku pamit dulu ya, eh tapi kok Bu Ifah udah disini aja, kapan dateng?" aku pamit sekaligus tanya. "Halah nanti aja tak ceritain, nih si Hulya mau bareng berangkat sekolah." Kata Bu Ifah.

  "dih mana sih, lama banget??" tanyaku. "WOI KAMPRET BURUAN, UDAH TELAT NIH WOI!!" teriakku pada hulya. "Iya – iya bawel, masih pagi juga, udah nge gas, kehabisan bensin, mampus lu !!" jawabnya sembari melangkah menuju diriku yang berada di luar rumah.

  Seperti biasa, aktivitas hari senin pagi, upacara dan ternyata kami berdua telat. Akhirnya kami pun terpaksa dihukum hormat kepada bendera saat upacara selesai. Setelah itu, kami pun tak langsung menuju kelas. Aku berbelok ke arah kantin, dan Hulya menuju arah kantor sekolahan. Setelah aku e kantin dan bertemu dengan tim kantin pojok ku, kami menuju ke kelas. Untung pelajaran belum dimulai.

  Tak berapa lama, ada Ibu kepala sekolah membawa seorang siswi baru. "Silahkan masuk nak." Kata bu Kepsek. "Murid – murid sekalian, mohon tenang!! Ini ada murid baru. Pindahan dari luar kota!!". Hulya pun masuk dan memperkenalkan diri. Setelah itu, dia mencari tempat duduk.

  Setelah matanya menyisir sekitar, dan hasilnya cuman ada sebuah kursi kosong yang berada di bangku ku. Alhasil kita pun duduk sebangku. "Eh anjrit ngapain lu duduk di sini, ini teritori ku!!" kataku. "dih bocah ini yak, pelit amad jadi orang" katanya. "hahahahah becanda atuh neng. Aku gak ngelarang kok, malah ku sambut ahahahah" kataku.

  "Yaudah, boleh gak duduk sini?" tanyanya. "Ya boleh dong, of course mis." kataku. Akupun tidur lagi saat jam pelajaran di mulai, dan bangun saat jam istirahat selesai. Aku melihat Hulya masih tertidur saat aku terbangun.

  Aku menyusuri lorong sekolah, menuju kantin. Tak terduga, seseorang menabrakku dari belakang. Aku pun terkaget dan melihat siapa orang yang telah menabrakku. Ternyata, ia adalah Hulya sendiri. "Ngapain nabrak – nabrak woi, ngantuk??"ckataku. "Ya maap. Hehehe. Eh elu mau kemana nto?" ia bertanya kepadaku. "Dih, kepo ya??" tanyaku kembali. "Yaudah sih kalo gitu, gue kembali ke kelas aja!" katanya. "Yaudah, sini ikut ke kantin aja deh, udah tau jam istirahat, malah di kelas doang. Gaseru tau" kataku. Akhirnya kita berdua jalan ke kantin untuk menuju tujuan utama. Ya! Kantin pojok.

  Ketika sampaika, aku menuju bangku yang berisi teman – temanku. "Hai rek. Kenalin nih, temen sebangku ku namanya Hulya!!" kataku. "Kim, kasih kendor napa, di bombardir mulu gawang gue. Santai kim santai" kata Andre. "Santay apanya nyet, gue aja kaga bisa maen se jago elu" jawab Hakim.

  "Woi kalian berdua denger gak sih, yang akuomongin" sambil menutup laptop yang mereka gunakan untuk bermain game. "Wehanjirr. Tiba – tiba di tutup. Wah ngaco lu anj....ir.." kata Hakim tertahansaat melihat Hulya yang duduk di sebelahku. "napa kaget ya? Mangkannya kalo orang ngomongtuh di perhatiin!" kataku. "ya maap,maklumlah kita kalo udah nge game mahhahahaha ya gini jadi nya." sahut Andre. "kenalin, nama gue Hulya. Guepindahan dari Surabaya. Salam kenal ya." Hulya pun mengenalkan dirinya sambil mengulurkantangan, tanda perkenalan. Tak usah berlama – lama, Hakim pun langusngmenyabut uluran tangan Hulya, menyambut salamannya. "wih, salam kenal juga ya.Nama gue Hakim. Kalo butuh apa – apa, hubungi aja gue hahahaha nih nomornya. 08377.." katanya. "Dih elu lama bangetsih kenalannya, gue juga mau kenalan nyet." serobot Andre. "kenalin nama gue Andre. Btw kita berempat initemen sekelas kamu, tapi si Ani gatau kemana hehehe. Maap ya, tuh anak sukanyangilang mulu, kalo gak ya, paling ketiduran di kelas." Andre pun turutmengenalkan diri. 

  Setelah sekian lama mengobrol, akhirnya kita punlebih dekat. Bel pun berbunyi, tanda bahwa kami harus segera ke kelas. Kamiberdua kembali ke bangku dimana kami berada, dan aku melihat, ternyata Animasih tidur di bangku pojok kiri paling belakang. Pak Nurman pun masuk untukmengajar seni budaya. Dan akhirnya kelas menjadi sunyi, karena hanya Pak Nurmansaja yang berbicara. "hadeh, ini anak mana sih? Lama banget dah."tanyaku kepada ntah siapa. "Eh eh sorry, tadi buku gue ketnggalan di kelashehehe maap ya?" kata Hulya. "Gaada maap buat lu hahahaha" kataku denganbercanda. "Dih orang loh. Hahaha."sahutnya. "Yuk Hul, ikut aku." ajakku."Kemana woi? Lu mau nyulik gua ya hahaha" tanya Hulya. "Wah, tau aja nih anak. Hayu mau gak? Kalo mau, sini sama om hahahaha" kataku dengan bercanda. Akhirnya kita berdua pulang dengan mengendari motor warisan keluarga.

  Saat malam harinya aku sedang santai dirumah, Bu Ifah membuka percakapan. "Mas Anto, itu namanya Hulya Nurul Utami, saudara angkat kamu. Bapak sebenarnya udah lama pengen ngangkat tapi baru kesampean sekarang hehehe." kata Bu Ifah sambil menunjuk Hulya yang sedang memasak makanan di dapur.

" Iya buk gapapa, Anto seneng kalo di rumah ini ada anggota keluarga baru. Anto males kalo di rumah sepi hehehe. Tapi buk, sekarang Anto laper, tapi kok Anto ngantuk yah hehehe?" tanyaku. "Yaudah kalo Hulya udah selesai masak, tolong bangunin aku hehehe." Kataku. "Yaudah ndang ke kamar tidur. Ntar di bangunin bu Ifah kok." kata Bu Ifah.

Aku terbangun saat seseorang mengetuk pintu kamarku. "Halo siapa dan darimana, passwordnya apa?" tanyaku. "Apasih nyet, mau makan kagak? Kalo gamau yaudah, gua makan sendiri nih." Kata Hulya. "Iya – iya santai napa. Udah malem masih aja nge gas hahaha." Ketika ku membuka pintu, aku melihat Hulya turut serta membawa barang – barangnya. "Mulai dari sekarang, gue tidur sini ya hahaha. Gapapa kan?" tanyanya.

"Hmmm gapapa sih, tapi gaada kamar lain?" tanyaku. "Ada sih Nto. Cuman nih ya, masak tega tidur di kamar Bu Ifah. Kan kamarnya cuman cukup buat 1 orang. Kamar orang tuamu juga di kunci." Katanya. Aku baru teringat bahwa kamar Bu Ifah cuman muat untuk 1 orang saja.

Akhirnya. Mulai malam itu, aku berbagi ruangan dengan seorang perempuan yang seumuranku. Tapi aku bersyukur memiliki keluarga baru, walaupun saudara angkat. Tapi itu membuat hari – hari ku tak terasa sepi.


The 2 PERSONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang