Jaga Pandangan

23 3 2
                                    

28 Oktober 2019

Semua pasang mata takjub dan sukses dibuat merinding sekujur tubuh. Bagaimana tidak, penampilan super seksi yang ditunjukkan Deluna sungguh menggairahkan. Pakaian yang digunakan sungguh terlalu terbuka dan memperlihatkan sebagian buah dadanya.

 Pakaian yang digunakan sungguh terlalu terbuka dan memperlihatkan sebagian buah dadanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Decakan kagum dan frustasi dilakukan secara reflek pada sebagian besar kaum adam. Pemotretan yang memang diambil alih oleh semua kalangan pria berusia dua puluh tahun keatas membuat Deluna melancarkan aksinya lebih menggoda agar terlihat lebih seksi. Beberapa pose sudah dilewati.

Hampir beberapa orang yang bertugas mengambil gambarnya tidak tahan dan melarikan dirinya kearah kamar mandi belakang. Entah, Deluna tidak ingin pedulikan. Ia ingin segera selesai agar bisa secepatnya dapat uang yang ia inginkan.

"Ya. Clear." Salah satu juru kamera mengintrupsi. "Gaes, hari ini semua kerja bagus. Terutama kamu Deluna." Rey dibuat banjir keringat dan menahan sesuatu dibawah sana. Tidak menyangka akan dibuat tergila-gila oleh anak usia yang baru lulus sekolah ini.

"Rey, gue titip kamera. Nanti gue ambil kalau udah beres." Salah satu anak buah Rey yang juga memegang kamera banjir keringat dan sepertinya sudah tidak tahan. Ia memberikan kameranya pada Rey dan lari secepatnya menuju toilet terdekat.

"Jangan disana woy! Nanti kedengeran desahan lo"

"Udah gak tahan bego!"

"Kak. Aku boleh pulang?" Deluna menghampiri Rey yang memang masih bertahan berdiri dihadapannya.

"Eh, iya dek lo ganti baju dulu nanti ke ruangan gue bahas yang untuk minggu depan." Rey meneguk ludahnya. Jarak mereka terlalu dekat.

Ah sial, gak biasanya gue tergoda sama bocah.

"Oke kak."

Meskipun usianya baru 18 tahun. Deluna sukses membuat kagum banyak majalah dan sebuah iklan ternama. Bahkan wajahnya dapat menipu banyak orang.

"Dek. Tadi ada panggilan masuk gak terjawab. Nanti lo coba hubungi lagi ya." Asisten Deluna menyodorkan sebuah ponsel kepadanya.

"Oh, iya kak makasih ya." Deluna menerima dan mengecek siapa yang meneleponnya.

Deluna memang tidak meminta seorang asisten. Namun Rey yang mengajukan dan mencari segala keperluan Deluna hingga mendapat asisten agar ia lebih terbantu. Memang usianya terpaut berbeda, asistennya berusia 25 tahun. Ia bekerja demi anak-anaknya yang masih sangat kecil. Maka dari itu ia minat menjadi seorang asisten yang dibayar sangat mahal tersebut, Deluna tidak tahu menahu soal latar belakang sang asisten. Yang ia tahu bahwa asistennya ini memiki anak yang lucu dan beruntung kehidupannya sangat bahagia.

Deluna bersyukur, disini ia mendapat banyak teman dan orang-orang yang sangat peduli padanya. Tidak seperti di rumah. Hanya menyalahkan dan menarik urat. Deluna merasa tidak adil, kehidupannya harus seperti ini. Tapi ia senang jika menjadi model ia akan mendapat kasih sayang berlimpah dari orang-orang seperti Rey, Windy asistennya dan beberapa orang yang mengenalnya.

Dan memang seharusnya sang model memiliki asisten pribadi untuk memenuhi segala keperluannya seperti sekarang ini, Deluna syok siapa gerangan yang telah menghubunginya tadi.

"Dek, lo belum ganti baju?" Rey yang tadi sempat pamit untuk makan siang kini sudah kembali dan melihat Deluna masih menggunakan pakaian tadi yang mampu menggoyahkan seluruh syarafnya menjadi tegang.

"Eh, iya kak saya segera ganti." Deluna buru-buru untuk mengganti, tidak enak jika kesan anak yang baru tiga bulan menjadi model atau bisa dibilang belum. Harus menunda-nunda waktu yang diberikan. a.k. tidak profesional.

Pukul 15.24

Deluna menginjakkan kedua kakinya ditempat yang seharusnya tidak ia jumpa lagi. Sungguh sangat muak ia melihat bangunan rumah ini, ia memiliki banyak memori tentang kejadian kakaknya yang terluka karena keegoisannya mempertahankan flatshoes kesayangan sekaligus jerih payahnya.

Sepi, tidak ada tanda-tanda kehidupan di rumah megah ini. Miris, kepulangannya tidak disambut. Padahal sudah lebih dari satu bulan ia menghilang setelah kejadian kakaknya yang terluka dan ibunya yang menyalahkannya lagi. Siapapun tidak ada yang mencari, sekedar menanyakan kabar atau mencoba melapor kepada pihak polisis? Oh Linda tidak akan berpikir sampai sana.

Deluna tertawa keras, ia menertawakan dirinya sendiri yang sangat bodoh dan tidak tahu malu sudah berani berpikir bahwa sang ibu atau kakaknya akan mencarinya dan mencoba menghubunginya pun tidak. Sama sekali tidak ada yang harus dikhawatirkan dari dirinya. Deluna tertawa namun terisak keras. Ia menahan supaya tidak menangis tergugu dan hanya tertawa hingga menangis.

"BANGSAAAAAT!!!" hancur sudah hatinya. Semua batinnya. Pikirannya. Pertahanannya untuk tidak menangis runtuh juga.

.
.
.


Tbc. Jangan lupa vote, comment and share.

Gimana teman-teman?

Ada yang tidak suka dengan Deluna?

Atau perbuatan ibu dan kakaknya?

Atau menurut kalian memang semua salah Deluna?

Komen yang banyak ya..

Jangan lupa beri aku vote yaa..😘

What Is Wrong With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang