#three

2K 267 13
                                    

"Hyunjin-ah,"

Baru saja Hyunjin hendak meninggalkan kampus, seseorang memanggilnya. Ia mendengus dan menoleh.

"Wae?"

"Mau ke tempat Minho? Aku akan ke sana, kau bisa bonceng,"

Ah- Minho. Hyunjin jadi sedih lagi.

"Hyunjin-ah? Mau tidak? Atau- kau takut bertemu dengannya, hm?" Hyunjin menatap kesal pada namja yang kini menampilkan smirk andalannya. Benar-benar menyebalkan di mata Hyunjin asal kalian tau.

"Kau takut- ada perang dunia? Karena- Minho tau soal malam itu. Malam dimana kau dan a-"

"Tutup mulutmu, Christopher Bang! Sudah ku katakan padamu, setelah malam itu, tak ada hubungan apa- apa lagi antara kau dan diriku. Dan- jangan pernah campuri hubunganku dengan Minho hyung!" Hyunjin lalu melenggang pergi dengan kesal. Meninggalkan Chan yang kini tertawa meremehkan.

"Selesai? Itu bagimu, for me? Cih. Yang benar saja,"

Chan lalu segera pergi menuju tempat parkir. Ia juga kepo dengan kondisi Minho. Seungmin bilang namja itu sudah sadar. Sial. Padahal Chan berharap namja itu mati saja sekalian.

Selama perjalanan pulang, Hyunjin terus melamun menatap keluar jendela bis. Sebenarnya Bomin mengajaknya pulang bersama tadi dengan Daehwi juga Sanha. Tapi, Hyunjin lebih memilih menggunakan bis.

Setibanya di rumah, Hyunjin langsung merebahkan dirinya di ranjang. Ia memejamkan matanya sejenak dengan lengan kanannya yang menutupi matanya.

Hingga akhirnya, alam bawah sadar menjemput. Hyunjin tertidur.









"Jinnie, bagaimana jika suatu hari nanti kau menghilang dari ingatanku?"

Namja yang dipanggil Jinnie itu menoleh, menghadap lawan bicaranya yang kini masih setia menaruh dagunya di bahu Hyunjin.

"Eumm... Aku akan terus berada di sisimu agar kau mengingatku,"

Sang lawan bicara tersenyum.

"Tapi- hyung, bagaimana kau melupakanku? Kau kan tak bisa hidup tanpaku. Kkk,"

"Kebalik, kamu yang ga bisa hidup kalau gak ada hyung, ngaku!"

Mereka tertawa bersama.

"Iya, oke. Kau paham sekali aku tak bisa hidup tanpamu, Hyung,"

Mereka lalu diam sejenak. Membiarkan angin malam menusuk kulit mereka. Menatap langit malam yang penuh bintang dan pemandangan kita dengan lampu kelap-kelipnya. Seperti berada diantara dua langit.

"Hyunjin-ah, jangan pernah tinggalkan hyung.."

Namja itu mengeratkan pelukannya pada Hyunjin. Memejamkan matanya erat, memposisikan kepalanya di leher Hyunjin.

•Universe•  [𝑙.𝑚ℎ//ℎ.ℎ𝑗] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang