2

80 9 1
                                    


"Aku benar-benar dalam masalah"


Kejadian kemarin masih saja menghantui pikiranku, aku benar-benar malu untuk menginjakkan kaki ku kembali di gerbang sekolahku. Mau ditaruh mana muka ku nanti. Baru sehari aku menjadi murid disekolah ini dan aku sudah berani menampar Seseorang. Sepertinya itu akan menjadi berita gosip disekolah hari ini.

Lagi dan lagi, aku kembali mendapatkan tatapan aneh dari orang-orang saat aku berjalan menuju kelas ku dan hanya dalam sehari saja aku sudah terbiasa dengan hal itu. Aku pergi ke kelas hanya untuk menaruh tas saja, rencananya aku akan pergi ke perpustakaan milik sekolah baruku ini. Aku tentunya sudah tau letak perpustakaan nya karena letaknya yang tidak terlalu jauh dari kelasku.

Saat aku tiba di perpustakaan, aku langsung tersenyum senang. Ini adalah tempat yang tepat untuk murid penyendiri sepertiku. Suasana perpustakaan yang sepi dan koleksi buku yang sangat banyak, aku pasti akan sangat betah berlama-lama disini. Aku pun memasuki perpustakaan dan menyapa penjaga perpustakaan yang sedang mengecek buku kunjungan.

Aku berkeliling rak demi rak buku lumayan lama, aku bukannya tidak menemukan buku yang kuinginkan, aku hanya terlalu bingung harus memilih buku yang mana dulu karena rasanya aku ingin membaca semua buku disini.

Aku terlalu fokus memperhatikan satu persatu buku dirak sampai aku tak sengaja menabrak seseorang didepanku. Kepalaku yang hanya sampai dadanya membuatku yakin bahwa orang yang kutabrak ini sangat tinggi.aku pun menengadahkan kepalaku untuk melihat wajah orang itu, dan betapa terkejutnya aku bahwa orang itu adalah pria tampan yang kutampar kemarin. Ya pria tampan yang juga dengan santai menumpahkan segelas susu pada rok ku.

"Kau......?!!!" Aku langsung berjalan mundur sambil menutup mulutku tak percaya.

"Jadi kita bertemu lagi ya. baguslah, aku tak perlu susah-susah untuk mencari mu" ucap pria tampan itu sambil mengeluarkan smirk nya. Pria tampan nan tinggi itu lalu berjalan ke arahku dengan kedua tangannya dimasukan kedalam saku celana.

"Apa yang kau lakukan" ucapku pura-pura tidak takut, padahal sedari tadi tangan ku gemetaran saat ia berjalan sambil menatapku tajam.

Aku terus saja berjalan mundur sampai aku menyadari ada dinding dibelakang ku, sedangkan kiri dan kananku terdapat rak tinggi dan besar. Ini jalan buntu!

"Sial, aku terjebak" umpatku dalam hati.

"Rupanya Ada yang sedang ketakutan" Ucapnya dengan nada remeh sambil terus mengeluarkan smirk nya.

"Cepat katakan apa mau mu atau aku akan berteriak bahwa kamu berniat mencelakakan ku" ancamku dengan nyali yang berhasil ku kumpulkan. Namun, seketika nyali itu kembali surut saat pria itu meraih daguku dan membuatku harus menatap mata indahnya. Ya Tuhan kenapa wajah dan sikapnya bisa begitu berlawanan.

"Berteriaklah, tidak akan ada yang bisa menolongmu. Perpustakaan ini sepi dan kita berada di pojok ruangan, tidak ada gunanya kau berteriak" ucap pria itu masih dengan daguku ditangan nya.

Aku berusaha menghindar dengan hendak menampar nya lagi. Kali ini aku berjanji tidak akan menyesal menampar orang brengsek seperti dia. Tapi saat aku baru akan menamparnya, tanganku langsung saja di cegat olehnya dan justru mengunciku di dinding. Aku benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa karena sekarang pria itu mengunci kedua tangan ku di dinding.

Walau dalam posisi tidak bisa berbuat apa-apa, aku tetap berusaha untuk tidak memperlihatkan ketakutan ku. Saat dia menatapku tajam maka aku juga akan balas menatapnya tajam seolah aku tidak takut padanya sama sekali.

Jantungku semakin berdetak tak karuan saat pria itu mulai mendekatkan wajahnya ke wajahku. Bukannya memberikan tatapan tajam seperti tadi, Pria itu malah tersenyum sambil terus menatap wajahku yang sedang mati-matian membangun benteng pertahanan agar tidak terbuai oleh wajah tampannya yang menggoda itu.

"Sebenarnya mau mu apasih!" Ucapku kesal sambil berusaha melepaskan diri dari cengkeramannya.

"Urusan kita kemarin belum selesai sweety" ucap pria itu masih dengan senyum malaikatnya, tapi aku tau ada iblis yang bersemayam dibalik wajah tampannya itu.

"Aku tak peduli, sekarang lepaskan aku!" Ucapku yang terus menggeliat untuk melepaskan diri.

"Tidak semudah itu, sepertinya akan sedikit menyenangkan jika bermain denganmu sebentar" aku hanya diam tertegun, berusaha menebak apa yang akan pria gila ini  lakukan denganku.

"Apa kau tidak keberatan kalau aku mencicipi benda manis ini?" Tanyanya sambil mengusap bibirku lembut.

Brengsek, hanya kata itu yang terus saja aku lontarkan dalam hati soal pria itu. Aku benar-benar merasa ini sudah mulai kelewatan. Dalam keadaan benar-benar kesal, Tiba-tiba sebuah ide terlintas di benakku.

Dengan cepat kutendang aset berharga milik pria itu dan seketika saja pria itu langsung melepaskan cengkeramannya. aku langsung lari meninggalkan pria aneh itu tanpa basa-basi lagi.

Akhirnya aku membuang nafas lega ketika diriku sudah sampai di dalam kelas. Para siswa sudah mulai berdatangan selama aku berada di perpustakaan tadi. Aku masih duduk di bangku ku sambil berusaha mengatur nafas karena berlari.

Suasana kelas mulai agak sedikit bising sampai tiba-tiba seorang murid laki-laki menghampiriku sambil tersenyum. Aku hanya menatapnya bingung sampai orang itu berhenti tepat dihadapanku.

"Kamu anak baru itu kan, kenalin namaku beomgyu" ucap orang itu sambil mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.

"Kenalin juga, namaku hyujin panggil aja yujin" balasku sambil berjabat dengannya.

"Woah aku tak percaya akhirnya bisa berkenalan dengan mu" aku menaikan alia bingung mendengarnya.

"Memangnya kenapa?"

"Kau tidak tau? Astaga, kau itu benar-benar sangat terkenal disekolah ini setelah menampar senior kita dikantin kemarin, kak soobin" jelas Beomgyu.

"Tunggu, jadi orang yang kutampar kemarin itu adalah senior kita?!" Ucapku tertegun tak percaya.

"Iya, dan kak soobin itu terkenal dengan sifat nya yang kamu Taulah, pemberontak. Sekali Orang membuat masalah padanya, maka orang itu tidak akan bisa lepas darinya dengan mudah"

rasanya aku ingin pindah sekolah saja setelah mendengar cerita Beomgyu tentang seniorku yang bernama soobin itu. Aku benar-benar dalam masalah.




TBC


TBC

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
my senior || Choi soobinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang