1

99 10 1
                                    

Hola🌸

"apa kau sudah melihat siswi pindahan itu?" Bisik salah satu siswi dilorong, tepat saat aku baru saja berjalan melewatinya.

"Ternyata dia siswi pindahan itu" bisik siswa yang lain lagi pada teman disampingnya.

Aku menjadi bahan pembicaraan Satu sekolah, aku tidak tau mengapa. Sepanjang koridor sekolah, Banyak sorot mata yang memperhatikanku di jam makan siang sekarang. Aku tentu saja merasa risih dengan itu semua. Akhirnya Kuputuskan untuk mempercepat langkah kakiku menuju kantin.

Saat aku sudah tiba di kantin, rupanya suasana kantin sangatlah penuh. Aku kebingungan mencari tempat untuk makan dengan nampan berisi makananku. Mataku terus menelusuri setiap inci kantin dengan harapan akan ada meja kosong untukku dan jackpot, aku akhirnya berhasil menemukan sebuah meja kosong di ujung kantin. Dengan sedikit terburu-buru kuposisikan pantatku pada bangku dimeja itu. Aku bernafas lega akhirnya bisa duduk juga setelah sekitar 10 menit hanya berdiri mencari tempat duduk.

Aku lalu memakan makan siangku dengan lahab, tak peduli tatapan aneh dari beberapa murid yang mejanya tidak terlalu jauh dari meja yang aku duduki sekarang. Aku bingung, apa ada yang salah dengan cara makan ku? Atau ada sesuatu yang aneh diwajahku?. Mereka terus berbisik-bisik tentang aku yang duduk di bangku paling pojok ini, aku dapat mendengarnya dengan jelas. Entah mereka sengaja apa tidak agar aku mendengarnya.

"Mengapa dia duduk ditempat itu"
"Gadis itu tak lama lagi akan terkena masalah"
"Apa perlu kita peringatkan?"
"Tidak usah" seperti itulah percakapan beberapa murid dimeja sampingku.

"Masalah? Masalah dengan apa?" Batinku bingung.

Aku memutuskan untuk mempercepat makanku dan tak ingin berlama-lama ditempat itu. Sampai tiba-tiba ada seseorang yang menaruh tangannya dipundakku dengan sedikit keras. Aku mebghentikan makanku dengan perasaan kesal, sudah cukup aku mendapat tatapan aneh bahkan bisik-bisik tidak jelas tentang diriku dan kali ini aku tidak akan terima jika makan siangku diganggu!

Langsung aku menoleh kebelakang untuk melihat siapa orang yang merusak mood makan siangku, sudah kupasang ekspresi kesal agar orang itu setidaknya merasa ciut ketika melihatku. Namun, baru saja aku menoleh kebelakang, aku langsung diam tertegun ketika melihat pemilik tangan itu. Ekspresi kesalku seketika berubah menjadi ekspresi takjub saat memperhatikan wajah indah bak ukiran dewa milik orang itu.

"Bisakah kau pergi, ini adalah tempatku" ucap pria itu dingin, aku segera sadar dari lamunanku.

"Tidak, aku yang lebih dulu duduk disini" tolak ku tegas, aku tidak akan mengalah meski wajahnya ya tampan.

Pria itu lalu membuang wajahnya kesal dan kembali menatapku. Ya Tuhan kenapa jantungku ini tidak bisa diam sih.

"Pergilah selama aku masih meminta baik-baik" ucap pria itu lagi, aku dengan pendirian yang masih sama tetap berkata 'tidak'.

Pria itu lalu memandangiku sebentar dengan ekspresi yang sulit kutebak. Sepertinya aku telah salah memilih lawan, lihat saja aku sudah deg degan karena ketakutan didalam. Tiba-tiba saja, pria itu melakukan hal yang benar-benar diluar dugaan ku.

Pria tinggi itu dengan santai nya menumpahkan segelas susu dinampan nya pada rok seragamku. Dengan mata kepalaku sendiri aku melihat susu mengalir begitu saja membasahi rok milikku. Tapi dengan bodohnya aku hanya diam duduk ditempat itu seperti menunggu susu itu habis, aku bahkan tidak menghindar.

Setelah segelas susu ditangannya habis barulah aku tersadar apa yang telah terjadi. Aku langsung bangkit dari tempat dudukku dan langsung menatapnya dengan penuh amarah.

"Kau manusia tidak punya hati!" Ucapku sambil menunjuk wajah tampannya yang sekarang terlihat seperti iblis bagiku.

"Aku hanya berusaha memberimu pelajaran" pria itu mendecak meremehkanku. Dan kalian tau apa yang aku lakukan setelah itu?

Plakkk

Aku refleks menampar wajah bak ukiran dewa itu. Dapat kulihat ekspresi pria itu benar-benar terkejut dengan apa yang kulakukan padanya barusan. Suara tamparanku tadi membuat hampir seisi kantin memperhatikan kami berdua.

"Oh bagus, sekarang aku yang jahat disini" batinku pasrah.

Aku benar-benar bingung harus melakukan apa lagi setelah melakukan tamparan yang menurutku sendiri gila. Aku langsung saja berlari pergi meninggalkan kantin, makan siangku dan tentu saja pria tampan menjengkelkan itu.

Di perjalanan menuju kelas, lagi-lagi aku mendapat sorot tatapan itu lagi dari orang-orang. Aku benar-benar sudah tidak peduli apa-apa lagi, aku hanya ingin kembali ke kelas dan menyembunyikan wajahku dalam-dalam.

....

Sementara itu di kantin....

"Lihat saja apa yang akan aku lakukan terhadap mu nanti" pria di kantin itu memegang pipinya yang baru saja ditampar tadi.




TBC

my senior || Choi soobinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang