sebelum baca jangan lupa vote dan comment ^^
jaemin pov
Sinar matahari menyilaukan mataku, rasa sakit yang tiap kali terasa terus saja kutahan. Memar diperutku masih memberikan rasa sakit yang sangat pedih. Kulangkahkan terus kaki ku menuju rumah dengan jalan yang tertatih-tatih.
Kedua langkah kakiku berhenti tepat didepan pintu rumahku. Kuhembuskan nafas sebentar lalu mulai tersenyum seolah-seolah sedang tidak terjadi apa-apa. Ya, aku berlagak baik-baik saja didepan kedua orang tua ku.
Kadang sempat terlintas dibenakku, kapan aku akan mengakhiri semua sandiwaraku. Aku hanya tak ingin kedua orangtuaku khawatir ketika melihat putranya pulang dengan wajah murung dan luka lebam disekujur tubuhnya. Oleh karena itu aku berusaha sebaik mungkin untuk menutupi semua luka lebam itu agar mereka berdua tidak mengetahuinya.
"ayah, maafkan putramu yang pengecut ini"
Engsel pintu itu mulai kuputar, dan sebuah senyum palsu telah siap kutunjukan kepada penghuni rumah. Namun, semua itu sirna saat aku melihat seseorang yang sedang berbicara dengan ibuku diruang tamu. Senyumku pudar perlahan, saat melihat punggung orang itu dari belakang. Kedua mataku tak mungkin berbohong, aku kenal dengan pemilik punggung itu.
"oh jaemin rupanya kau sudah pulang" tak kuhiraukan ucapan ibu yang baru menyadari kehadiranku, tatapan ku masih fokus dengan lawan bicaranya ibu yang sedang membelakangiku.
Mendengar ibu menyebut namaku, tak lama orang tersebut menoleh ke arahku. Dan Dugaanku ternyata benar, aku mengenal orang itu. aku hanya bisa diam mematung didepan pintu sambil mencerna apakah ini semua bukanlah mimpi.
Tanpa kusadari pria itu berjalan menghampiriku yang masih diam ditempat. Bibir pria itu melengkung membentuk senyuman sambil menatapku dengan tatapan tak percaya juga.
"sudah lama sekali ya kita tidak bertemu" akhirnya orang itu membuka suara.
" kau tidak merindukanku?"
Orang yang berbicara itu adalah sepupuku, lee jeno.
***
"kemana sih anak itu" gerutu yujin kesal saat sedang menunggu soobin dikantin.
Saat didalam mobil, Pria itus terus memaksa yujin untuk menemuinya dikantin saat jam istirahat, tapi sudah sekitar 20 menit yujin menunggu namun batang hidung pria itu tak kunjung terlihat. Yujin mengutak-atik ponselnya sambil menyandarkan kepalanya dimeja. Yujin terdiam sejenak, Kalau diingat-ingat tempat yang ia duduki sekarang adalah tempat yujin dan soobin pertama kali bertemu.
"seandainya saat itu aku tidak duduk disini, pasti aku tidak akan punya urusan dengan pria menyebalkan itu" gerutu yujin pelan.
Tiba-tiba yujin merasakan ada seseorang yang menepuk bahunya dari belakang, yujin segara menjauhkan kepalanya dari meja dan langsung menoleh.
"soobin, kau darimana-" omelan yujin berhenti saat mendapati orang yang menepuk bahunya tadi bukanlah orang yang ia tunggu.
"h-hai yujin" ucap seorang pria dengan gugup.
KAMU SEDANG MEMBACA
my senior || Choi soobin
FanficBagaimana rasanya merubah sikap seorang berandal sekolah? Terlebih lagi dia adalah senior mu sendiri. Dan kamu mau tidak mau harus mau menjadi babu nya