Saat sudah sampai didepan rumah Cika. Cika segera turun dari mobil, tapi sebelum turun Cika juga mengucapkan terimakasih kasih kepada Karin. Bukan Karena sudah mengajaknya pergi, tapi berterimakasih karena telah membelikannya cokelat hehehe.
Setelah itu Cika masuk rumah deh. Saat Cika udah masuk, Cika melihat bang Diki sedang duduk manis sambil nonton sinetron favoritnya. Saat Cika hendak melangkah ingin menuju kamar.....
"STOP! diam disitu!" Suara lantang bang Diki. Dia sekarang menatap Cika, Cika membalas dengan cengengesan.
"Dari mana lu dek?" Tanya bang Diki.
"Dari mall." Jawab Cika jujur.
"Sama siapa?" Tanya bang Diki lagi.
"Sama Karin" jawab Cika.
"Ngapain ke mall ?" Lagi lagi bang Diki nanya.
"Bang Diki nanya Mulu, kayak ibu ibu yang lagi nyari gosip tetangga." Jawab Cika.
"Apaan sih lu, gua kan khawatir sama lu jam segini baru pulang." Ucap bang Diki.
"Iya sih, yaudah nih aku jawab." Ujar cika
"Owh iya, yang jelasinnya mau yang panjang apa yang pendek bang?" Tanya polos Cika.
" Pendek." Jawab bang Diki.
"Owh oke." Sikat Cika.
" Sebenernya Cika tuh juga males ke mall, tapi gara gara Karin bilang kalau Cika ikut Cika bakalan di beliin 1 kardus cokelat sama Karin yaudah cika ikut, tapi cika dapet 3 kardus cokelat." Jelas Cika.
"Kok bisa, dapet 3 kardus?" Tanya bang Diki.
" 1 kardus dari Karin 2 kardus Cika beli sendiri." Jawab cika
"Owh, yaudah sini gua minta 1 kardus cokelatnya." Ujar bang Diki.
"Gak boleh, nanti kalau bang Diki ambil Cika nggak bisa makan cokelat." Ucapnya sambil menyembunyikan plastik yang isinya 1 kardus cokelat.
" Lha kan tadi lu bilang lu punya 3 kardus, kalau gua minta 1 kardus ya berarti masih 2 donk." Bingung bang Diki.
"2 kardusnya nggak ada." Jawab Cika santai.
"Lha emang kemana 2 kardus cokelatnya?" Tanya bang Diki bingung.
"Kalau kardusnya udah aku buang." Polos Cika.
"Cokelat lu kemana?" Tanya bang Diki sambil meminum tehnya
"Disini, di perut aku." Ucap Cika dengan tampang polos dan menuju perutnya.
Bang Diki keget sampai teh yang di mulutnya menyemprot. untung tak ada orang di depannya kalau tidak pasti udah basah tubuh orang kena semprot bang Diki. Bang Diki melongo menatap cika.
"Lo habisin 2 kardus cokelat?!!!" Kaget bang Diki.
"Iya." Jawab Cika santai.
"Gila lu ya CIK." Ucap bang Diki.
"Cika enggak gila bang, Cika waras kok nih buktinya aku enggak ngamuk ngamuk, terus masih inget keluarga dan sahabat aku Karin." Ujar Cika santai.
"Terserah lu dah." Ujar bang Diki pasrah.
10 detik Cika masih berdiri di depan pintu. Bang Diki yang bingung pun menatap Cika.
"Woi, ngapain masih di situ?" Bingung bang Diki.
"Lha kan tadi bang Diki yang nyuruh aku diem di sini gimana sih bang Diki ini." Tutur Cika. Bang Diki menepuk jidat nya, bagaimana bisa dia memiliki adik yang polosnya minta ampun seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cokelat
Teen FictionMenceritakan tentang seorang gadis cantik yang suka sekali sama yang namanya coklat. Gadis itu sekolah kelas 11 SMA. Baginya coklat adalah kehidupannya. Coklatlah yang selalu menghibur jika sedang sedih. Pada suatu hari datanglah Murid baru lak...