Part 5 ~ sakit

32 10 2
                                    

"Cika." Panggilnya. Laki - laki itu merentangkan tangannya. Cika langsung memeluk laki - laki itu.

"Ayah, Cika kangen." Ucap Cika.

"Ayah juga kangen Cika." Balas ayah mencium puncak kepala Cika.

"Aduh ayah Cika, nanti aja yang -kangenannya Diki udah bosen nih di dalam mobil." Ucap bang Diki memunculkan kepalanya dari jendela mobil.

" Iya iya, yaudah yuk masuk kedalam rumah, ayah juga udah kangen banget sama bunda." Ujar ayah.

"Iya." Jawab Cika.

Setelah itu mereka masuk kedalam rumah. Disusul bang Diki yang sudah selesai memarkirkan mobilnya.

"Bunda, ayah pulang!!" Teriak ayah.

"Salam dulu yah." Bijak Cika.

"Hehehe iya ayah lupa." Ucap ayah sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Sekarangkan udah enggak lupa." Ucap Cika.

" Iya, assalamualaikum." Salam ayah.

"Waalaikum salam." Ucap Cika dan bunda yang datang dari arah dapur.

"Bunda, ayah kangen." Rengek ayah langsung memeluk bunda.

Dasar ayah seperti anak kecil. Cika dan bang Diki hanya bisa melihatnya. Apalah daya mereka yang satu Single yang satu lagi pacarnya super sibuk. Cacian hiks......

"Bunda juga kangen ayah." Balas bunda sambil memeluk ayah. Bang Diki yang melihat itu sebel. Cika? Sebaiknya jangan ditanya lagi. Anak itu hanya asik menyaksikan dengan tenang.

"Ayah, bunda, udah dong, nggak kasihan apa sama kita yang nggak ada pasangan, lebih kasihan lagi noh si Cika yang jomblo." Kesal bang Diki.

"Hehehe." Ayah Cengengesan, tapi masih merangkul mesra bunda.

"Abang, Cika itu bukan jomblo tapi Single." Ralat bunda.

"Iya orang Cika belum pernah pacaran." Sambung ayah.

"Iya - iya." Jawab bang Diki kesal.

"Abang, ayah, bunda." Panggil Cika menatap mereka bingung.

"Kenapa sayang?" Tanya bunda.

"Jomblo itu apa?" Tanya Cika.

"Jomblo itu orang yang udah putus sama pacarnya." Jelas ayah.

"Pacar itu apa?" Tanya Cika lagi.

"Pacar itu..." Ucap ayah sembari mencari jawaban yang tepat agar Cika paham.

"Ah! Lu mah nanya terus! Nanya temen lu aja besok! Capek kita jawabnya, lu tetep nggak akan paham!" Protes bang Diki. Cika mendengar itu langsung menunduk. Menurut Cika suara bang Diki barusan tadi seperti bentakan ditelinganya.

"Diki enggak boleh gitu sama adik kamu." Tegur bunda yang melihat wajah cika seperti ketakutan.

"Kenapa banyak banget yang bentak Cika hari ini?" Gumam cika. Tapi masih terdengar oleh semuanya.

"Siapa yang udah bentak kamu sayang? bilang sama ayah, siapa?" Tanya ayah. Cika hanya menggeleng karena takut.

"Cika mau kekamar aja." Ucap Cika dan berjalan menuju kamarnya.

"Cika, maafin Abang." Ucap bang Diki merasa bersalah. Cika menggeleng.

"Nggak papa." Ucap Cika dan lari masuk kamar, tak lupa mengunci pintu kamarnya.

Dikamar Cika menangis. Apa salahnya? Kenapa banyak yang membentaknya hari ini? Dia sangat benci bentakan.

🍫 🍫 🍫

Dilain sisi disebuah rumah yang indah. Keluarga itu sedang asik berkumpul di ruang keluarga. Mereka sedang menonton televisi.

CokelatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang