Part 11 ~ Baby Cila

11 7 4
                                    

            Sudah 3 hari setelah Cika diperbolehkan pulang. Hari ini Cika mulai beraktivitas seperti biasanya. Dengan muka polos dan santainya Cika berjalan menyelusuri lorong demi lorong. Sampai Cika melihat satu sosok yang dia sangat kenal. Cika mengamati sosok itu. Sosok itu menggunakan pita rambut berwarna pink, sosok itu juga membawa boneka kayu ditangannya. Sosok itu adalah Karin hihihihi.

"KARIN!" teriak Cika. Karin menoleh dan melihat Cika melambaikan tangan.

"CIKA!" teriak Karin. Mereka berlari dan berpelukan seperti Teletubbies. Jangan lupa dengan teriakan yang bisa saja membuat orang yang mendengarnya masuk rumah sakit.

"Suara Mercon." Batin Mereka yabg berada disitu.

       Mereka berpelukan melompat-lomat seperti anak kecil. Sampai Karin tersadar ada dua orang laki-laki berdiri dibelakang Cika. Karin langsung melepas pelukannya, membuat Cika bingung. Cika masih melihat Karin yang menatap kearah depan dengan mata yang berbinar-binar.

"Karin kenapa? Karin kesurupan ya? Hiiii Karin kesurupan." Ucap Cika. Membuat Karin melotot kearah Cika. Cika melihat itu menjadi takut.

"Hei kamu setan, jangan natap cika kayak gitu, aku bacain doa kebakar kamu." Lanjut Cika menunjuk Karin.

    Dua laki-laki di belakang Cika menahan tawa, karena perkataan cika. Tak lama Cika memegang dahi karin dan membaca ayat kursi. Berharap setan yang bersama Karin segera pergi. Tawa laki-laki itu tak bisa ditahan lagi. Laki-laki itu adalah Varo dan Rio. Karin masih melotot dan segera menurunkan tangan Cika dari dahinya.

"He enak aja bilang gua kesurupan, ini gua Karin, bukan setan." Ujar Karin kesal. Cika hanya menatap polos Karin, tanpa ada muka bersalah. Cika mengalihkan pandangannya kearah boneka kayu yang ada di tangan karin dengan mata berbinar.

"Aaaa baby Cila, Cika kangen." Ucap Cika mengambil boneka kayu itu dan memeluknya. Membuat Karin menatap jengah Cika. 

"Makanya kalau udah tau sayang, jangan dilupain gitu aja, kalau hilang aja nangis-nangis, menyesalkan lo. Kau sangat tega." dramatis karin. Cika mendengar perkataan Karin langsung menatap boneka kayu berkaca-kaca, merasa bersalah.

"Aaaaaaaa baby Cila, maafin cika udah ninggalin baby cila dirumah Karin hiks hiks cuma karena gula-gula hiks tap-tapi gula-gula nya enak hiks besok kalau ada lagi hiks Cika ajak baby Cila beli hiks kita makan bareng-bareng." Tangis Cika. Membuat Karin dan Rio menatap cika dengan meringis ngeri. Varo? Dia hanya menatap cika yang memeluk boneka kayu itu dengan hangat.

"Ya kali boneka makan gula-gula." Batin Rio dan Karin.

         Beberapa menit kemudian, Cika tersadar jika ada orang dibelakangnya. Cika menatap mereka dengan senyum ceria. Cika langsung memeluk Varo. Entahlah Cika merasa sangat merasa tenang jika berada didekat varo. Varo juga membalas pelukan itu. Setelah itu melepasnya.

"Varo lihat, ini boneka Cika namanya baby Cila hampir sama kan namanya sama Cika." Cerita Cika dengan semangat. Varo tersenyum.

"Baby Cila ini pemberian dari sahabat aku waktu kecil." Ucap Cika. Perkataan Cika membuat Varo kaget.

"Kamu ingat?" Tanya Varo setenang mungkin. Membuat Cika bingung.

"Ingat apa? Emang Cika lupa sesuatu?" Tanya Cika dengan muka polosnya yang membuat semua orang gemas melihatnya.

"Tentang sahabat masa kecil?" Penasaran varo.

"Sahabat kecil Cika? Emang Cika punya ya?" Tanya Cika pada dirinya sendiri.

"Eh dodol, kan elo sendiri yang bilang." Geram Karin.

"Karin disini enggak ada dodol, karin kalau mau dodol nanti aja habis pulang sekolah, beli di warung pak kumis tebal."  Balas Cika dengan mata berkedip-kedip. Karin hanya bisa menghela nafas, emang perlu kesabaran yang besar jika berbicara dengan Cika.

CokelatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang