Part 4 ~ mulai dekat

46 12 4
                                    

"Berhenti." Ucap seseorang. Suara itu membuat Riri dan genknya terkejut. Cika? Dia masih tertunduk.

"Va....va...varo." gugup Riri.

Varo menatap Riri dan genknya dengan tajam, sesaat kemudian pandangannya tertuju pada Cika yang tertunduk. Varo berlari menuju Cika, melepaskan tangan Riri dirambut cika. Varo langsung memeluknya, sementara Cika? Tangisnya pecah dalam pelukan varo.

"Sakit hiks." Rintih Cika sambil memegang kepalanya. Varo mengelus rambut Cika yang di jambak Riri tadi.

"Kita pulang ya." Ucap varo dan menuntun Cika yang sangat lemah. Sebelum benar-benar pergi dari situ....

"Gua pastiin Lo semua bakal tau akibat perbuatan Lo ini." Ancam varo dan segera meninggalkan Riri dan genknya terpaku.

Varo segera membawa Cika masuk ke mobilnya dan melajukan mobilnya dengan kecepatan rata-rata. Di dalam mobil Cika mengeluh kedinginan. Varo memberhentikan mobilnya di pinggir jalan. Dia segera mematikan AC mobil, melepas jaket yang dipakainya dan memakaikannya ke Cika.

"Pakai jaket aku dulu ya, biar nggak terlalu kedinginan." Ucap varo lembut. Cika terus menatap varo. Entah kenapa cika merasa hal yang pernah hilang darinya telah kembali. Setelah varo selesai memakaikan jaket, dia kembali fokus melajukan mobilnya.

"Varo." Panggil Cika. Masih menatap varo.

" Hmm, apa masih dingin?" Tanya Alvaro tetap fokus ke jalan.

"Hmm sedikit." Jawab Cika.

"Varo." Panggil Cika lagi.

"Ya?" Jawab varo.

"Makasih." Ucap Cika.

"Enggak usah makasih, ini udah tugasku untuk menjagamu." Ujar varo.

"Aku masih bingung, apa varo yakin aku itu Cika temen masa kecil varo? Karena aku merasa tak pernah mengenal varo dan ingat sesuatu tentang varo?" Bingung Cika.

"Aku sangat yakin, kamu anak dari bunda Clara Diyanita Putri dan ayah Bryan Aditya putra bukan?" Ujar varo. Cika mendengar itu melongo kaget, dan tiba-tiba Cika teringat sesuatu.

"Apa kamu anak dari Tante Dewi?" Tanya cika.

"Iya." Jawab varo.

"Oh ya?" Tanya Cika memastikan.

"Ya, kamu sudah ingat?" Tanya varo balik.

"Varo, Cika memeng udah kenal Tante Dewi, tapi Cika gak pernah tau tentangmu cuma pernah dengar nama." Ucap Cika.

"Owh, tapi aku sangat mengenalmu." Ujar varo.

"Bahkan cinta." Tambah varo dalam hati.

"Owh ya?" Tanya Cika memastikan.

"Hmm." Gumam varo.

🍫 🍫 🍫

Setelah itu mereka pun sampai dirumah. Varo membantu Cika masuk. Suara bel gerbang rumah Cika berbunyi.

Ting~tong~ting~tong suara bel berbunyi rumah Cika berbunyi. Telolet om..........eh kok malah om telolet sih, authornya lagi kongslet nih....

"Varo." Panggil Cika.

"Apa CIK?" Tanya varo.

"Salah Cika apa ya?" Ujar Cika dengan mata berkaca-kaca.

"Kamu gak perlu mikirin kata-kata Riri sama genk jahatnya." Ucap varo menenangkan cika.

" Tapi Cika takut." Ucap Cika duduk sembari memeluk lututnya.

" Tenang aja, varo bakal berusaha menjaga Cika." Ucap varo.

CokelatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang