Prolog : Seri Gerbera

10.3K 653 130
                                    

Disclaimer

The whole story is a work of fiction, so every characters, scenes, and places in this book are purely made by author's imagination for entertainment purpose only.

I do not own every pictures here, so credit goes to the owner.

Shout out to @ monoconvo for the amazing cover.





Welcome to 'Kabrian'

 
by Mrsjongin

🎨

Selamat datang teruntuk kalian yang mau singgah membaca rangkaian cerita dari gue—Seri, tentang Kabrian Nagata.


Alasan seorang Seri Gerbera yang bahkan tidak punya motivasi membuka mata di pagi hari dengan bahagia, jadi ingin berceloteh tentangnya.



Tentang Kabrian dan bagaimana dia perlahan merubah detik, menit, jam dan hari gue menjadi lebih menyerupai nama sendiri—berseri.



Perkenalkan, gue Seri Gerbera. Dibaca Se-Ri dengan é yang tajam seperti pelafalan orang Batak, atau seperti menyebut bebek, becek, receh, deret dan semacamnya. Bukan Seri seperti pelafalan orang Jawa, apalagi dibaca Sri.  Menekankan pada setiap kesempatan siapapun yang akan mencatat nama gue dimana pun, gue akan selalu duluan menjelaskan "tulisannya Seri mbak, bukan Sri. Makasih."


Nama Seri, dalam bahasa Indonesia artinya cahaya, indah, cantik, berseri atau bercahaya dan sejenisnya. Tapi tahu tidak? Ironisnya, gue merasa dikhianati nama sendiri. Entah itu orangtua yang terlalu ketinggian memberi nama atau pada dasarnya  gue memang jauh dari nama itu.

Karena sejauh ini hidup gue tidak segitu berseri-nya untuk disandingkan dengan nama 'Gerbera' yang diambil dari nama bunga sejenis daisy tapi versi lebih berwarna-warni. Ya, baru dari nama aja gue sudah panen dua 'ironi.'

Oke, cukup sampai disini pembahasan masalah nama gue dan ironi maknanya.



Seri adalah manusia yang baru saja menginjak 22 tahun Februari lalu, tapi capek hidupnya sudah seperti yang hidup 200 tahun— muaknya sama bahasan kedokteran seperti dokter yang sudah 100 tahun mengabdikan hidup menolong penduduk bumi dari kepunahan, padahal boro-boro, Koas aja belum lulus. Hell yeah!


Yap, kalian memang nggak salah baca. Gue memang tiga bulan lalu baru menambahkan S.Ked di belakang nama ironi gue, yang dengan mukjizat Tuhan bisa gue dapatkan dengan 4 tahun kuliah yang mana cukup tepat waktu.

Tentu saja terseok-seok, menyelesaikan skripsi sembari menyusun sejuta rencana untuk keluar dengan tidak hormat dari jurusan ini atau berhenti kuliah lalu menghilang dari bumi. Rencana lain; berhenti tanpa drama dari kartu keluarga bapak Tamawijaya atau bertukar raga dengan makenin manusia di labor praktikum sana. At least being a mannequin seems better, you have brain and heart, but you don't have to use it.

Semua demi berhenti dari segala ilmu yang harus gue pelajari dengan paksa ini.



Jika saja tidak karena satu.

Satu kalimat, satu senyum, satu pelukan, satu lawakan, satu dukungan, satu ibu jari yang tidak bosan menyeka air mata frustasi ini. Jika saja tidak karena satu orang itu.


Alright. Sebelum masuk ke pusat cerita gue tentang satu orang yang jelas-jelas peran utama dalam tulisan ini, kembali lagi ke Seri.



KabrianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang